Oleh : Syifa Aurelya Fitri, Annisa Banowati, Selvi Dea Saputri, Yunita Putri Pujianti, Adellya Mirza Putriyani, Vincentia Ira Ayu, Nurul Fatikhah, Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional
Organisasi adalah suatu kelompok yang diciptakan individu-individu dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang membutuhkan usaha dari banyak orang dengan berbagai strategi. Budaya Organisasi adalah karakteristik organisasi yang dijunjung tinggi di organisasi dan di kehidupan bermasyarakat. Budaya organisasi kerap sekali berhubungan dengan aturan perilaku yang ada di sebuah organisasi. Budaya organisasi juga melibatkan pengalaman, filosofi, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung didalamnya yang dapat terlihat melalui perilaku anggota, sampai ekspektasi di masa depan.
Banyak perusahaan menggunakan Instrumen Evaluasi Budaya Organisasi (OCAI) untuk menentukan profil budaya organisasi. Dengan analisis OCAI mampu mengidentifikasi budaya organisasi saat ini dan yang diinginkan. Kerangka kerja ini membantu menentukan dan memulai perubahan budaya organisasi saat perusahaan mengatasi tekanan eksternal dan melanjutkan siklus hidupnya. OCAI mencakup enam dimensi budaya organisasi yang didasarkan pada Framework of Competing Values (CVF). Dimensi-dimensi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri dominan; 2. Kepemimpinan organisasi; 3. Pengelolaan karyawan; 4. Perekat organisasi; 5. Penekanan strategis; dan 6. Kriteria keberhasilan. Budaya organisasi terbagi menjadi empat kategori. CVF memiliki dua dimensi, dimensi pertama membahas orientasi internal, integrasi, kesatuan, dan orientasi eksternal, diferensiasi produk, dan persaingan. Dimensi kedua membahas fleksibilitas, kewenangan, dinamisme, dan orientasi stabilitas, perintah, kontrol.
Cameron dan Quinn telah mengembangkan budaya organisasi atau yang sering disebut Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) menjadi 4 tipe kategori tersebut, yaitu:
1. Clan
Tipe dari budaya organisasi jenis ini sangat menyenangkan untuk bekerja karena pada tipe ini organisasi digunakan untuk berbagi informasi pribadi sehingga organisasi bersifat kekeluargaan. Pemimpin dari tipe organisasi jenis ini bersikap seperti mentor, orang yang dihormati.
2. Adhocracy
Tipe dari budaya organisasi jenis ini bersifat dinamis yang dimana pekerja memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, kreatif, serta berani mengambil resiko. Pemimpin dari tipe organisasi jenis ini bersikap seperti inovator, pengusaha dan visioner.
3. Market
Dimana tipe budaya organisasi jenis ini memiliki pekerja yang berfokus pada pencapaian hasil, menyelesaikan pekerjaan dan memiliki jiwa yang kompetitif. Pemimpin dari tipe organisasi jenis ini memiliki sikap keras, pesaing, produser.
4. Hierarchy
Tipe dari budaya organisasi jenis ini memiliki pekerja yang formal, terstruktur dan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Pemimpin dari tipe organisasi jenis ini bersifat sebagai koordinator, memantau dan organizer.
Pengisian kuesioner dilakukan oleh subjek dengan meminta subyek untuk memberikan nilai 0-100 pada kolom yang dibuat. Dimana pada setiap grup pertanyaan jika dijumlah akan menghasilkan skor 100. Data yang terkumpul dilakukan analisa dengan menjumlahkan pertanyaan yang memiliki kategori sama di setiap grupnya kemudian hasilnya dirata-rata. Hasil rata-rata tertinggi mencerminkan kategori tipe organisasi yang dijalankan di organisasi tersebut.
Organisasi yang akan dianalisis dengan OCAI dalam topik kali ini adalah organisasi prodi STr Teknologi Laboratorium Medis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional yaitu IKADA. Ikatan Keluarga D-IV Teknologi Laboratorium Medis (IKADA) merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional yang beranggotakan orang-orang terpilih dari program studi D-IV Teknologi Laboratorium Medis sehingga diharapkan visi dan misi yang telah disepakati bersama didalam organisasi dapat dicapai dengan baik. Organisasi ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa dan mahasiswi lainnya untuk mengembangkan minat, bakat, keterampilan, serta kreativitas yang mereka miliki. Dengan adanya analisis OCAI ini diharapkan dapat memberikan gambaran budaya organisasi tersebut pada saat pengisian kuesioner.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui metode survei dengan instrumen OCAI, maka dapat diketahui bahwa budaya organisasi IKADA adalah sebagaimana yang terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel Skor Rata-rata Seluruh Anggota IKADA


Diagram Profil Budaya Organisasi IKADA
Setelah dilakukan analisis budaya organisasi didapatkan hasil bahwa tipe budaya organisasi IKADA (Ikatan Keluarga D4 Teknologi Laboratorium Medis) adalah Clan.
Gambaran budaya clan di IKADA (Ikatan Keluarga D4 Teknologi Laboratorium Medis) menunjukkan IKADA menjadikan anggota IKADA sebagai aset yang sangat berharga dan memiliki peran penting untuk mewujudkan tujuan IKADA. Ketua IKADA dianggap anggota sebagai mentor atau bahkan mungkin figur orang tua. Dalam budaya clan, organisasi disatukan oleh loyalitas atau tradisi dan komitmen yang tinggi. Ini menggambarkan bahwa organisasi saat ini mencapai tujuannya untuk mendukung pengembangan SDM melalui proses pembinaan.
Budaya organisasi yang diharapkan di masa datang oleh IKADA adalah budaya Clan sebesar 27,89216 (28%) dan diikuti oleh budaya Hierarchy sebesar 27,15686 (27%). Nilai selisih yang kurang dari 10 antara budaya saat ini dan yang diharapkan menurut Cameron dan Quinn berarti belum diperlukan intervensi segera oleh IKADA. Secara keseluruhan dari skor budaya yang diharapkan terlihat adanya keinginan untuk memperkuat budaya Clan di masa datang dan diikuti dengan budaya Hierarchy, di mana ditekankan budaya yang bercirikan kekeluargaan dan partisipatif sekaligus efisiensi dan ketepatan waktu. Budaya Clan merupakan budaya organisasi yang berfokus pada posisi internal dengan kebutuhan untuk fleksibilitas dan keleluasaan (discretion).
Budaya Clan berada pada peringkat pertama dalam empat tipe untuk budaya yang diharapkan, hal ini menunjukkan bahwa kriteria yang diharapkan masuk dalam kategori kongruensi yang kuat. Sehingga dapat diindikasikan bahwa adanya keinginan dari karyawan dalam kaitannya dengan strategi peningkatan kualitas yang menitikberatkan pada pemberdayaan, pengembangan tim, keterlibatan anggota, pengembangan SDM serta keterbukaan komunikasi dalam organisasi. Adanya harapan tersebut setidaknya dapat menjadikan masukan dalam jangka panjang kepada IKADA ketika merumuskan strategi peningkatan kualitas program kerja atau hal apapun yang berkaitan dengan IKADA kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, K. S., & E., Q. R. (2011). Diagnosing and Changing Organizational Culture: Based on the Competing Values Framework. In Personnel Psychology (3rd ed., Vol. 59, Issue 3). John Wiley & Putra, 2011. https://doi.org/10.1111/j.1744-6570.2006.00052_5.x
Fanya, B., Kadiyono, A. L., & Ashriyana, R. 2021. Analisis Budaya Organisasi Menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) pada PT. X. MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial, 5(1), 63-69.
Habudin. 2020. Budaya Organisasi. Jurnal Literasi Pendidikan Nusantara. 1(1), 23-32.