Oleh : Baiq Ghina Fatimatuzzahra, S1 Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Di era yang semakin terdigitalisasi seperti sekarang ini, peran guru bimbingan dan konseling (BK) tidak hanya penting untuk memberikan arahan akademis, tetapi juga untuk membimbing siswa dalam menavigasi kompleksitas dunia digital. Guru BK memiliki tanggung jawab yang besar dalam memahami dampak teknologi digital terhadap perkembangan emosional, sosial, dan psikologis siswa. Dalam konteks ini, mereka harus mampu mengintegrasikan pemahaman tentang teknologi dengan prinsip-prinsip konseling tradisional untuk memberikan bimbingan yang holistik dan berdaya guna bagi individu muda.
Pertama-tama, penting untuk diakui bahwa digitalisasi telah mengubah cara interaksi dan pembelajaran, tidak hanya di dalam kelas tapi juga di luar kelas. Siswa menghabiskan banyak waktu mereka di dunia digital, terlibat dalam media sosial, konsumsi konten online, dan menggunakan aplikasi berbagai macam. Namun, bersamaan dengan kemudahan dan aksesibilitas yang ditawarkan teknologi, ada juga tantangan besar yang perlu diatasi, terutama dalam konteks kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan. Guru BK harus memahami bahwa siswa dapat mengalami tekanan dari ekspektasi media sosial, perbandingan diri yang tidak sehat, dan bahkan risiko kecanduan teknologi. Ini menuntut mereka untuk tidak hanya menjadi pendukung akademis tetapi juga konselor yang sensitif terhadap kebutuhan emosional dan psikologis siswa. Dalam menghadapi tantangan ini, guru BK perlu mengembangkan strategi yang memungkinkan mereka untuk mengajarkan siswa bagaimana menggunakan teknologi secara bertanggung jawab dan sehat.
Sebagai contoh, guru BK dapat memulai dengan memfasilitasi diskusi terbuka tentang dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial. Mereka dapat membantu siswa mengenali tanda-tanda perilaku yang tidak sehat atau kecanduan, serta mengajarkan keterampilan manajemen waktu dan pengaturan diri yang baik. Melalui pendekatan ini, guru BK tidak hanya berperan sebagai penasihat, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan yang dapat dipercaya bagi siswa dalam menghadapi tantangan di dunia digital. Selain itu, guru BK juga memiliki tanggung jawab untuk membantu siswa membangun identitas digital yang positif. Ini melibatkan membimbing siswa dalam memahami bagaimana tindakan online mereka dapat mempengaruhi reputasi mereka di masa depan. Dalam era di mana jejak digital dapat memiliki dampak jangka panjang pada karir dan kehidupan pribadi seseorang, guru BK perlu menyediakan arahan tentang etika online, perlindungan privasi, dan pentingnya membangun citra digital yang konsisten dengan nilai-nilai pribadi dan profesional mereka.
Namun, untuk dapat memainkan peran ini secara efektif, guru BK sendiri juga perlu terus memperbarui pengetahuan mereka tentang perkembangan teknologi dan tren digital. Mereka harus aktif dalam mencari pelatihan dan sumber daya yang dapat membantu mereka menghadapi tantangan baru yang muncul, seperti aplikasi baru, tren media sosial, atau isu-isu keamanan digital. Penguasaan terhadap teknologi tidak hanya memungkinkan mereka untuk berhubungan lebih baik dengan siswa, tetapi juga memberikan legitimasi dan otoritas dalam memberikan nasihat tentang penggunaan teknologi yang sehat dan produktif. Selanjutnya, dalam konteks bimbingan karir, guru BK harus mampu membantu siswa memahami bagaimana teknologi dapat mempengaruhi pilihan karir mereka. Mereka dapat menginformasikan siswa tentang tren industri yang berkembang, keterampilan digital yang dibutuhkan di tempat kerja, dan cara mengembangkan portofolio digital yang menarik bagi calon majikan. Dengan demikian, guru BK tidak hanya berfungsi sebagai konselor pribadi tetapi juga sebagai penghubung yang menghubungkan pendidikan dengan realitas industri yang terus berubah.
Tantangan utama yang dihadapi guru BK dalam era digital adalah bagaimana mereka dapat memelihara keseimbangan antara teknologi sebagai alat pembelajaran dan interaksi sosial yang bermakna. Penting untuk diingat bahwa meskipun teknologi dapat menyediakan akses tak terbatas ke informasi dan peluang, hubungan manusiawi dan interaksi langsung tetap penting untuk perkembangan individu. Oleh karena itu, guru BK harus aktif dalam menciptakan ruang untuk diskusi, refleksi, dan koneksi emosional di antara siswa mereka. Di dalam kelas, ini dapat berarti mengadakan kegiatan kelompok yang mendorong kolaborasi dan diskusi tatap muka. Di luar kelas, ini mungkin melibatkan mengorganisir acara sosial atau kegiatan sukarela yang membangun keterampilan sosial dan emosional siswa. Melalui pendekatan ini, guru BK dapat membantu siswa menemukan keseimbangan yang sehat antara dunia digital dan realitas, serta mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berhasil di kedua lingkungan tersebut.
Secara keseluruhan, peran guru BK di era digital bukanlah hanya tentang memberikan nasihat atau solusi singkat untuk masalah siswa, tetapi lebih tentang membimbing mereka dalam memahami, mengeksplorasi, dan mengintegrasikan teknologi ke dalam kehidupan mereka dengan cara yang positif dan bermakna. Dengan memanfaatkan pengetahuan tentang teknologi, keterampilan konseling yang kuat, dan komitmen untuk mendukung perkembangan menyeluruh siswa, guru BK dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan dan peluang di dunia digital yang terus berkembang.