Oleh : Fauzatul Imamah, Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha
Kita hidup dalam era yang gejolak, dimana generasi milienial muncul sebagai kekuatan yang signifikan dalam membentuk dan mempengaruhi arah perkembangan social, budaya dan politik. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi milenial adalah pluralitas idemtitas nasional. Dalam masyarakat yang semakin multikultural dan global, generasi milenial dihadapkan pada keberagaman yang kompleks dan perbedaan dalam hal nilai, keyakinan, bahasa, agama, dan budaya. Namun. Daripada melihat pluralitas ini sebaai ancaman, kita seharusnya memandangnya sebagai peluang untuk menumbuhkan kesatuan dalam keberagaman.
Generasi milenial memiliki keunikan dalam cara mereka melihat dan menghadapi perbedaan identitas. Mereka tumbuh dalam era teknologi digital yang terhubung secara global, di mana informasi dan interaksi dengan budaya-budaya yang berbeda dapat dengan mudah diakses. Dalam proses ini, generasi milenial mengembangkan kepekaan budaya yang tinggi dan kemampuan untuk menerima perbedaan sebagai kekayaan sosial. Mereka melihat pluralitas identitas sebagai sebuah kekuatan yang dapat memperkaya pemahaman mereka tentang dunia dan mendorong kolaborasi yang saling menguntungkan.
Namun, meskipun generasi milenial memiliki kesadaran akan pluralitas identitas, tantangan yang mereka hadapi adalah bagaimana menavigasi perbedaan tersebut secara konstruktif. Terlalu sering, perbedaan identitas nasional memicu konflik dan polarisasi di masyarakat. Oleh karena itu, generasi milenial harus mengambil peran aktif dalam membangun jembatan yang menghubungkan perbedaan dan menciptakan ruang dialog yang inklusif.
Penting bagi generasi milenial untuk mempromosikan toleransi, saling pengertian, dan sikap terbuka terhadap perbedaan dalam identitas nasional. Mereka harus melibatkan diri dalam pertukaran budaya, kolaborasi antarbudaya, dan membangun ruang tempat berbagi pengalaman dan pemahaman. Dengan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang mendorong dialog dan pemahaman lintas budaya, generasi milenial dapat memupuk persatuan dalam keberagaman.
Selain itu, pendidikan juga memainkan peran kunci dalam mempersiapkan generasi milenial dalam menghadapi pluralitas identitas nasional. Kurikulum yang inklusif dan beragam dapat membantu membangun pemahaman yang lebih dalam tentang berbagai budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang membentuk identitas nasional. Pendidikan juga harus mendorong pemikiran kritis dan analitis, serta mengajarkan keterampilan komunikasi yang efektif untuk mengatasi perbedaan dengan pengertian dan respektif.
Dalam menghadapi tantangan pluralitas identitas nasional, generasi milenial memiliki kesempatan untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.