Oleh : Putu Diah Puspayanti, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Pendidikan adalah tindakan yang dilakukan untuk memberikan reformasi terhadap perkembangan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan tidak hanya membentuk seseorang yang pintar, namun diharapkan dapat mengembangkan kondisi diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran di sekolah dasar yang didesain atas dasar sebuah fenomena, masalah, dan realitas sosial melibatkan berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, pendidikan, geografi, ilmu politik, dan psikologi sosial. IPS adalah perpaduan dari semua cabang ilmu-ilmu sosial.
IPS dalam pendidikan merupakan suatu konsep yang mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dalam membentuk pribadi dari suatu negara, juga telah menjadi bagian dari pembaruan kurikulum dan sistem pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah memperhatikan sebagai program pendidikan sosial dengan melakukan revolusi dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ke Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Hal tersebut mencerminkan bahwa terdapat upaya yang dilakukan untuk mengintergrasikan ilmu dalam satu pendekatan pembelajaran yang terpadu sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tentang Kurikulum Merdeka.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perubahan ini sangat releven karena memberikan kebebasan belajar, inovasi, dan keterampilan abad 21. Pembelajaran IPAS tersebut menjadi ciri khas dalam Kurikulum Merdeka saat ini. Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas kepada guru dan siswa dalam pembelajaran dimana konsep-konsep sains dan sosial tidak diajarkan secara terpisah, tetapi dalam satu keterkaitan yang berhubungan. Dengan IPAS, siswa dapat melihat hubungan keterkaitan antara fenomena alam dan sosial, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan memecahkan masalah nyata dengan komprehensif. Hal ini juga dapat membuat siswa menjadi memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran serta meningkatkan pemahaman pada materi IPAS yang lebih tinggi.
Proses pembelajaran di dalam kelas juga harus didukung dengan sarana prasarana yang memadai, pendekatan, dan strategi pembelajaran yang digunakan guru harus mampu memenuhi dari kebutuhan masing-masing siswa. Pendidik menjadi fasilitator dalam proses siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penting untuk pendidik dalam memahami alur pembelajaran agar pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dari siswa ( Kemendikbud, 2021).
Dalam Kurikulum Merdeka, penerapan Strategi Diferensiasi dalam pembelajaran IPAS akan memberikan manfaat bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan koginitif yang dimilikinya dengan lebih baik dan efektif. Guru akan mampu memberikan pembelajaran yang lebih inklusif dan dapat memenuhi dari kebutuhan siswa.
“Pahami murid yang kita ajar. Pahami kebutuhan belajarnya.”
Oleh Rizqy Rahmat Hani.
Seperti pada kutipan tersebut. Dengan strategi diferensiasi dalam pembelajaran IPAS pada Kurikulum Merdeka ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa melalui pendekatan yang sesuai dari kebutuhan siswa. Pembelajaran diferensiasi ini memiliki keterkaitan dengan Kurikulum Merdeka, hal tersebut karena kurikulum ini memberikan sebuah kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan minat yang dimiliki oleh siswa.
Strategi diferensiasi ini akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif dengan didukung oleh pendekatan berbasis inkuiri. Pada pendekatan ini siswa akan diajak untuk bertanya, menyelidiki, dan menemukan jawaban dari suatu permasalahan sains dan sosial yang dihadapi mereka dengan mendorong sebuah pemikiran kritis, kemandirian, dan rasa ingin tahu yang tinggi pada siswa. Namun, setiap siswa memiliki kecepatan dalam memahami materi dengan berbeda-beda. Hal tersebut menjadikan strategi diferensiasi berperan penting dalam proses belajar.
Dengan menggabungkan strategi diferensiasi dengan pendekatan berbasis inkuiri guru dapat melaksanakan pembelajaran kolaboratif, siswa dapat berdiskusi dengan kelompok kecil dalam menyelesaikan proyek materi IPAS. Pada kelompok tersebut terdapat siswa yang tingkat kemampuan, minat, dan gaya belajar yang beragam agar siswa dapat berbagi pengetahuan dan bekerja sama dalam mencapai tujuan yang diharapkan seperti pada keterampilan abad ke-21, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah.
Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk bisa merancang pembelajaran berbasis proyek, guru harus beradaptasi dengan teknologi digital yang menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka, namun masih banyak guru yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Selain itu, keterbatasan sumber daya dan fasilitas di sekolah. Kurangnya pelatihan dan pengembangan yang mendukung, serta tugas guru yang menjadi hambatan dalam efektivitas pembelajaran. Semua ini mengharuskan guru untuk terus belajar, berinovasi dan kreatif.
Untuk mengatasi tantangan dalam menjalankan Kurikulum Merdeka, terutama dalam pembelajaran IPAS di SD. Guru perlu mendapatkan pelatihan berkelanjutan tentang proyek sains dan sosial dan penggunaan teknologi digital. Pemerintah dan pihak sekolah dapat mendukung dengan menyediakan sumber daya dan fasilitas, termasuk kemudahan dalam akses menggunakan teknologi dan materi digital. Dengan adanya dukungan ini, guru dapat lebih mudah mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif dan kontekstual dalam pembelajaran IPAS, seperti melalui proyek-proyek yang menggabungkan konsep-konsep sains dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bukan saja dapat mendukung guru tetapi bisa membantu dalam mengatasi ketersediaan atau keterbatasan sumber daya dan juga dapat meningkatkan motivasi siswa dengan mengajak untuk terlibat, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan memiliki kesan tersendiri untuk siswa.
Melalui pelatihan yang sesuai, guru dapat memiliki pemahaman yang mandalam tentang konsep IPAS dengan strategi pembelajaran yang terintegrasi dan penggunaan teknologi yang mendukung. Hal ini juga membantu guru dalam merancang proyek-proyek kolaboratif yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari dalam proses pembelajaran dari materi IPAS. Oleh karena itu, professional guru tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga kepada keseluruhan proses belajar siswa pada Kurikulum Merdeka saat ini.