Oleh: Ni Made Pegi Dwi Guna Pertiwi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Pembelajaran IPAS SD telah menjadi salah satu prioritas utama dalam sistem pendidikan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir atau dekade terakhir, inovasi pembelajaran IPAS SD telah menjadi trend yang semakin populer, dengan tujuan meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif di dalam kelas. Salah satu pendekatan inovasi yang telah menunjukkan hasil yang signifikan adalah dengan model flipped classroom. Dengan menggantikan model pembelajaran tradisional yang bisa dikatakan sudah tertinggal oleh zaman, dengan model flipped classroom memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam opini ini, kita akan membahas bagaimana inovasi pembelajaran IPAS SD dengan pendekatan model flipped classroom dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif, serta implikasinya terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar.
Pendekatan dengan model flipped classroom memungkinkan siswa untuk memahami materi sebelum masuk kelas, sehingga mereka dapat lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam kelas, siswa dapat berdiskusi, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan kefasihan prosedural dengan bantuan siswa lain dan guru. Dengan demikian, siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah IPAS.
Model flipped classroom memiliki beberapa kelebihan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa serta interaksi dalam proses pembelajaran. Dalam model ini, siswa memperoleh keuntungan dalam memahami materi secara lebih mendalam dan membangun pengetahuan yang kuat. Mereka dapat membandingkan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan membuat kesimpulan yang lebih akurat dan mendalam. Selain itu, model ini memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan cara mencari solusi inovatif dan menggunakan berbagai sumber daya digital untuk presentasi mereka.
Interaksi antara guru dan siswa juga ditingkatkan dalam model flipped classroom. Guru dapat memberikan bimbingan yang lebih personal dan memberikan umpan balik yang lebih mendalam, sementara siswa memiliki kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan klarifikasi secara langsung. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan bekerja sama, tetapi juga mendorong mereka untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab siswa dalam model ini juga meningkat, karena mereka harus mengambil peran aktif dalam memahami materi sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk diskusi atau kegiatan di kelas. Hal ini membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir mandiri dan mengambil keputusan secara lebih efektif.
Secara keseluruhan, efektivitas pembelajaran juga terbukti lebih baik dalam model flipped classroom. Guru dapat fokus pada memberikan materi yang lebih spesifik dan relevan, sementara siswa memiliki kesempatan untuk memahami materi secara lebih mendalam. Hal ini berkontribusi pada peningkatan hasil belajar siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa dengan penerapan model flipped classroom dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Teguh Wibowo pada tahun 2020 menunjukkan bahwa penerapan dengan model flipped classroom dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa SD.
Dalam kelas, flipped classroom juga dapat meningkatkan interaksi guru dan siswa, kemandirian belajar siswa, dan kemampuan berpikir HOTS siswa. Selain itu, flipped classroom juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan teknologi digital untuk mendukung proses pembelajaran.
Menerapkan inovasi pembelajaran IPA di SD melalui pendekatan flipped classroom untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dalam mengadopsi teknologi dan mengelola kelas dengan efektif. Guru perlu memiliki kemampuan digital yang memadai untuk menggunakan berbagai alat digital dalam pembelajaran dan memberikan bimbingan yang sesuai kepada siswa.
Selain itu, sarana dan prasarana yang memadai juga menjadi kunci sukses dalam menerapkan model ini. Akses yang stabil terhadap internet dan perangkat keras yang memadai sangat penting untuk mendukung pembelajaran flipped classroom. Tanggung jawab yang lebih besar bagi siswa juga menjadi tantangan, di mana mereka harus mampu mengambil inisiatif dalam memahami materi dan menyelesaikan tugas dengan baik.
Keterampilan pedagogik digital yang tinggi juga diperlukan dari guru, agar mereka dapat mengintegrasikan alat-alat digital dengan efektif dalam pembelajaran. Selain itu, manajemen waktu yang baik juga menjadi kunci sukses, karena guru harus memastikan bahwa siswa memiliki cukup waktu untuk memahami materi secara mendalam.
Tantangan lainnya termasuk keterbatasan sumber daya, baik dari segi finansial maupun akses teknologi. Namun demikian, dengan kerja sama antara guru dan siswa serta upaya untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, model flipped classroom dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa di tingkat SD.
Dalam kesimpulan, inovasi pembelajaran IPAS SD dengan pendekatan flipped classroom dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif. Dengan menggantikan model pembelajaran tradisional, flipped classroom memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Penelitian telah menunjukkan bahwa penerapan flipped classroom dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Oleh karena itu, flipped classroom dapat menjadi alternatif yang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPAS SD dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif.