ISU ISU OBJEKTIVITAS DAN SUBJEKTIVITAS DALAM PENILAIAN PEMBELAJARAN

Oleh : Kurniawati dan Citra Ningsih, Pertukaran Mahasiswa Merdeka Inbound Universitas Pendidikan Ganesha

Isu, rumor atau desus-desus adalah sebagai suatu konsekuensi atas beberapa tindakan yang dilakukan oleh satu atau beberapa pihak yang dapat menghasilkan negosiasi dan penyesuaian sektro swasta, kasus pengadilan sipil atau kriminal atau dapat menjadi masalah.

Objektivitas menurut KBBI yaitu sikap jujur, tidak dipengaruhi pendapat dan pertimbangan pribadi atau golongan dalam mengambil keputusan atau tindakan keobjektivitasan. Sedangkan, Subjektivitas itu tidak ditemukan, tetapi secara umum Subjektivitas adalah mengenai atau menurut pandangan sendiri atau pendapat pribadi atau pendapat seseorang terhadap suatu hal.

Dapat diambil kesimpulan bahwa isu objektivitas dalam pembelajaran adalah hal atau masalah yang terjadi pada suatu pembelajaran sesuai dengan kenyataan atau fakta yang ada dilapangan. Sedangkan isu subjektivitas dalam pembelajaran adalah isu atau masalah yang dibuat menurut pendapat seseorang terhadap proses pembelajaran tersebut berlangsung. dengan kata lain, Isu Objektivitas dalam pembelajaran yaitu masalah dalam pembelajaran yang memang benar-benar ada dan Isu Subjektivitas dalam pembelajaran yaitu masalah yang ada dalam pembelajaran menurut pendapat pribadi atau seseorang.

Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab masalah pembelajaran, di antaranya:

1. Faktor Fisiologis

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan.

2. Faktor Sosial

Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan peserta didik sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Lingkungan dan sekolah akan membantu para peserta didik, harapan bangsa ini untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih cerdas.

3. Faktor Kejiwaan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan masalah belajar.

4. Faktor Intelektual

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan peserta didik. Para guru harus meyakini bahwa setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada peserta didik yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu

5. Faktor Kependidikan

Faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan para peserta didik bolos tanpa ada sanksi tertentu.

Beberapa Contoh Isu-isu Objektivitas dan Subjektivitas dalam Pembelajaran Yaitu,

1. Keterampilan Akademik

Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Seharusnya kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara baik oleh guru dan orang tua, karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda, sehingga bisa mengeluarkan dan memulai ketrampilannya sejak dari kecil dan diharapkan bisa mengembangkannya.

2. Keterampilan dalam Belajar

Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi.

3. Sangat Lambat dalam Belajar

Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.

4. Kurang Motivasi dalam Belajar

Hal ini disebabkan dari beberapa sebab yang meliputi dari lingkungan sekolah, keluarga maupun dari lingkungan pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi semangat belajar yang tinggi, pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi anak yang pintar, namun sebaliknya kurangnya motivasi belajar siswa bisa mempengaruhi proses belajar dan akhirnya menjadi salah satu dari sekian banyak masalah-masalah dalam pembelajaran.

5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar

Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan kebiasaan yang baik bisa menunjang kelancaran proses belajar anak.

Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:159-160) masalah pembelajaran siswa dapat dientaskan melalui :

1. Pengajaran Perbaikan

Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang mengalami masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa.

2. Program Pengayaan

Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Sebagai seorang pendidik kita tidak harus memperhatikan siswa yang kurang mampu saja, akan tetapi siswa yang cepat dalam belajar juga sangat penting untuk kita perhatikan

3. Peningkatan Motivasi Belajar

Peningkatan motivasi belajar sangatlah penting untuk diberikan kepada semua siswa, hal ini bisa memberikan semangat belajar yang tinggi bagi semua siswa dalam hal mengeluarkan semua bakat dan minat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara individu maupun secara kelompok.

4. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik

Kebiasaan belajar yang baik sangat menunjang dalam segala aspek pembelajaran siswa, ketika siswa sudah melaksanakan hal-hal yang baik, mulai dari pengembangan sikap, disiplin, rajin dan ada tanggung jawab bersama.

5. Layanan Konseling Individual

Guru Bimbingan Konseling juga memiliki peranan yang cukup besar dalam hal memotivasi siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi kepada siswa baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *