Oleh : monika rika rani
Masa kuliah seringkali dianggap sebagai masa yang penuh dengan kebebasan dan petualangan baru. Namun, kenyataannya tidak selalu demikian bagi setiap mahasiswa. Banyak dari mereka mengalami kesepian dan tekanan emosional, terutama saat harus menghabiskan waktu di kamar kos tanpa teman selama liburan semester. Salah satu kasus yang cukup sering terjadi adalah mahasiswa yang merasa kesepian dan menangis di kamar kos, tetapi menemukan pelipur lara melalui kegiatan seperti latihan tari di kampus pada malam hari.
Kesepian di kamar kos adalah masalah umum yang dialami oleh banyak mahasiswa. Mereka yang tinggal jauh dari keluarga dan teman-teman lama sering kali merasa terisolasi. Kamar kos, yang seharusnya menjadi tempat istirahat dan kenyamanan, bisa berubah menjadi ruang yang penuh dengan perasaan hampa dan kesepian. Selama liburan semester, ketika banyak teman pulang kampung atau sibuk dengan kegiatan lain, perasaan ini bisa semakin mendalam.
Menangis di kamar kos bisa menjadi pelarian emosional bagi mereka yang merasa tidak ada tempat lain untuk mencurahkan perasaan. Menangis bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk ekspresi yang alami dari tekanan yang dirasakan. Dalam keadaan seperti ini, penting bagi mahasiswa untuk mencari cara mengatasi kesepian dan menemukan kembali keseimbangan emosional mereka.
Latihan tari sebagai Pelarian merupakan salah satu cara yang sering dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesepian adalah dengan terlibat dalam kegiatan ekstra UKM. Latihan tari di kampus, misalnya, bisa menjadi salah satu solusi efektif. Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk berolahraga dan mengembangkan bakat, tetapi juga menjadi sarana untuk berinteraksi dengan orang lain.
Latihan tari pada malam hari di kampus menawarkan suasana yang berbeda. Ketika kampus sudah sepi dari aktivitas akademik, ruang latihan tari menjadi tempat yang penuh dengan energi dan semangat. Di sini, mahasiswa bisa berlatih bersama, berbagi cerita, dan membentuk ikatan sosial yang baru. Interaksi ini sangat penting untuk membantu mengurangi perasaan kesepian dan meningkatkan kesehatan mental.
Manfaat psikologis dari tari bukan hanya sekadar aktivitas fisik. Menari memiliki banyak manfaat psikologis yang bisa membantu mengatasi masalah mental. Melalui gerakan dan ritme, menari dapat menjadi bentuk terapi yang efektif. Aktivitas ini dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan mood, dan memberikan rasa pencapaian. Ketika seseorang menari, tubuh melepaskan endorfin, hormon yang dikenal dapat meningkatkan perasaan bahagia.
Selain itu, tari juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri. Mahasiswa yang mungkin merasa tidak berharga atau tidak memiliki tujuan selama liburan semester bisa menemukan rasa bangga dan pencapaian melalui setiap gerakan dan koreografi yang berhasil mereka kuasai.
Mengatasi kesepian dengan dukungan sosial adalah salah satu faktor kunci dalam menjaga kesehatan mental. Melalui latihan tari, mahasiswa tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri, tetapi juga membangun jaringan sosial yang baru. Persahabatan yang terbentuk di ruang latihan tari bisa menjadi sumber dukungan emosional yang penting.
Bagi mahasiswa yang sering kesepian dan menangis di kamar kos, menemukan kegiatan seperti tari bisa menjadi titik balik. Ini adalah cara untuk keluar dari isolasi, menemukan komunitas yang peduli, dan mendapatkan kembali semangat serta motivasi.
Kesimpulan
Kesepian dan tekanan emosional adalah masalah nyata yang dihadapi banyak mahasiswa, terutama saat harus menghabiskan waktu di kamar kos tanpa teman selama liburan semester. Menangis mungkin menjadi cara sementara untuk melepaskan emosi, tetapi mencari kegiatan yang bermanfaat seperti latihan tari di kampus dapat memberikan solusi jangka panjang. Tari tidak hanya membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental, tetapi juga membangun dukungan sosial yang penting. Dengan menemukan pelarian positif ini, mahasiswa dapat mengatasi kesepian dan menjalani kehidupan kampus dengan lebih seimbang dan bahagia.