Keseimbangan Bahasa Daerah, Indonesia, dan Inggris

Oleh : Cut Rizqina Zahra

Manusia tidak dapat dipisahkan oleh bahasa. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berkomunikasi dan berinteraksi. Bahasa berperan penting sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial, terutama di Indonesia yang memiliki keberagaman bahasa.

Saat ini, masyarakat Indonesia setidaknya menggunakan tiga bahasa: bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Ketika tiga bahasa ini bersanding, akan terjadi ketidakseimbangan dalam penggunaannya, yang pada akhirnya dapat memicu kepunahan. Kontak antarbahasa dapat menyebabkan pergeseran bahasa yang berdampak pada kebudayaan masyarakat daerah. Bahasa daerah di Indonesia terancam karena pengaruh kuat bahasa Inggris di era globalisasi, serta dominasi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang mengurangi penggunaannya.

Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional yang semakin dominan di era globalisasi, berpotensi menggeser peran bahasa Indonesia. Begitu pula bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional juga menyebabkan frekuensi pemakaian bahasa daerah semakin berkurang. Padahal, bahasa daerah berkontribusi pada keberagaman yang menjadikan Indonesia kaya akan warisan budaya. Bangsa Indonesia berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa, yaitu bahasa daerah. Sebab, pada akhirnya, bahasa yang paling kuatlah yang akan terus berkembang. Sebaliknya, bahasa yang kurang eksistensinya akan terbaikan dan kalah dalam persaingan bahasa di era globalisasi.

Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, penggunaan bahasa juga semakin kompleks. Bahasa global adalah bahasa Inggris, bahasa internasional dan bahasa ilmu pengetahuan. Akibatnya, secara tidak langsung, bahasa Inggris menjadi bahasa wajib bagi semua bangsa. Di Indonesia, persentase penggunaan bahasa Inggris juga semakin meningkat terkhusus pada generasi milenial dan z. Sebab, bahasa Inggris semakin banyak digunakan di berbagai bidang, seperti pendidikan, pekerjaan, dan media. Tidak bisa dipungkiri bahwa bahasa Inggris sangat penting di era globalisasi ini.

Namun, di samping sisi positif pasti ada sisi negatif. Bahasa Inggris memengaruhi keadaan dan perkembangan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Untuk mengimbangi hal tersebut, masyarakat juga harus mempertahankan bahasa ibunya, yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

Bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia seperti yang tercantum dalam ikrar Sumpah Pemuda 1928. Dalam UUD 1945 Pasal 36, bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa negara dan dilindungi oleh aturan hukum.  Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, serta alat yang menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda.

Dulu, bahasa Indonesia dipandang sebagai alat yang sangat penting dalam mencapai persatuan untuk meraih kemerdekaan oleh generasi muda, tetapi sekarang tidak lebih dari sekedar alat komunikasi. Seiring dengan penggunaan bahasa Inggris yang semakin meluas di Indonesia, rasa cinta dan bangga masyarakat dalam berbahasa Indonesia mulai diuji. Pemakaian bahasa Indonesia mulai mengalami kemunduran. Sebagai rakyat Indonesia, kita harus tetap mempertahankan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama yang digunakan dalam proses berkomunikasi sehari-hari.

Meskipun penting untuk mempertahankan bahasa Indonesia, masyarakat juga harus waspada terhadap nasib bahasa daerah yang mulai terancam keberadaannya. Muncul anggapan bahwa bahasa daerah tidak perlu digunakan karena sudah ada bahasa Indonesia. Dari hal tersebut, kita bisa melihat fungsi bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa daerah. Kedua bahasa internasional dan regional memang sangat penting. Namun, jangan sampai bahasa daerah yang bangsa Indonesia miliki luntur begitu saja. Masyarakat Indonesia harus sadar akan kekayaan budayanya.

Kedudukan bahasa daerah melengkapi dan mendukung bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa daerah juga mampu untuk mengembangkan potensi budaya daerah dan memperkuat identitas daerah sebagai jati diri bangsa. Selain itu, bahasa daerah menjadi bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakat dan dapat menjadi sumber nilai-nilai moral. Namun, pada era globalisasi ini, kecemasan akan hilangnya bahasa daerah semakin kuat. Banyak generasi muda yang justru merasa malu saat menggunakan bahasa daerah. Mereka takut dianggap “kampung” dan memilih untuk menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa daerahnya. Pergeseran ini terjadi karena anggapan bahwa bahasa mayoritas lebih efektif dan praktis.

Pergeseran penggunaan bahasa daerah di ranah keluarga merupakan hal yang paling mengkhawatirkan. Lingkungan utama bahasa informal ialah keluarga. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, keluarga tidak dapat lagi menjadi penopang lestarinya bahasa daerah. Migrasi dan pernikahan antarsuku juga turut andil dalam pergeseran bahasa daerah. Faktor tersebut menyebabkan salah satu bahasa daerah harus ditinggalkan dan berkurang intensitas penggunaannya.

Tak hanya itu, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahasa Indonesia merupakan faktor terbesar yang memengaruhi penggunaan bahasa daerah. Bahasa Indonesia yang dipakai pada ranah formal dan resmi menyebabkan bahasa daerah mengalami pergeseran. Seharusnya bahasa Indonesia dan daerah bisa berdampingan dengan seimbang karena bahasa daerah melengkapi dan mendukung keberadaan bahasa Indonesia.

Apabila suatu bahasa daerah menjadi bahasa ibu sebagian besar masyarakat Indonesia, maka sudah selayaknya tidak dilupakan dan mulai diperkenalkan ke generasi muda sedini mungkin. Pembelajaran bahasa daerah harus dijadikan bagian penting dalam kurikulum pendidikan, selain bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Upaya terkecil yang bisa dilakukan untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat setempat.

Dengan demikian, masyarakat diharapkan mampu menggunakan  tiga bahasa sekaligus tanpa harus meninggalkan salah satunya. Bahasa  Inggris sebagai bahasa yang menghubungkan masyarakat dengan perkembangan globalisasi, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang digunakan oleh seluruh suku daerah, dan bahasa daerah sebagai alat komunikasi sehari-hari di lingkungan setempat. Masyarakat Indonesia harus bisa menyeimbangkan ketiga bahasa tadi, sehingga dapat mengikuti perkembangan global tanpa kehilangan jati diri dan budaya lokal.

Sumber:

Devianty, Rina (2017). Peran Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(2), 79-101.

Yati, Desmi (2015). Menyelamatkan Bahasa Daerah Melalui Pembelajaran Bahasa yang Komunikatif. Membangun Kualitas Bangsa dengan Budaya Literasi, 146-157.

Hidayat, D., Rahmasari, G., & Wibawa, D. (2021). The inhibition and communication approaches of local languages learning among millennials. International Journal of Language Education, 5(3), 165-179.

Setyawan, Aan (2011) Bahasa Daerah dalam Perspektif Kebudayaan dan Sosiolinguistik: Peran dan Pengaruhnya dalam Pergeseran dan Pemertahanan Bahasa. Proceedings: International Seminar Language Maintenance and Shift, 66, 65-69.

Julianti, D. & Siagian, I (2023). Analisis Pengaruh Bahasa Daerah Terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia. Journal Of Social Science Research, 3(2), 5829-5836.

Dharma, Agus (2011). Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Daerah. International Seminar ”Language Maintenance and Shift”, 8-11.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *