Oleh : Ni Nyoman Rahayu Lestari, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Konselor adalah ahli dalam layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling sebagai sebuah profesi dapat diilustrasikan dengan kehadiran konselor yang dapat memberikan ketenangan, kenyamanan dan harapan baru bagi kliennya. Untuk menjadi seorang konselor yang profesional, Konselor harus menunjukkan kehangatan, empati, kejujuran, rasa hormat, dan yang paling penting adalah dapat dipercaya (menjaga kerahasiaan konseli), dan konselor juga harus mampu mengembangkan keterampilan mendengarkan. Karena dalam membangun hubungan yang baik, kita mampu berkomunikasi dengan baik dan mendengarkan konseli, karena mendengarkan membantu membangun kepercayaan, meyakinkan konselor bahwa konselor mengerti, memberikan dukungan, memastikan konselor tetap mendengarkan apa yang dibicarakan, merupakan cara yang efektif untuk mengumpulkan informasi. Oleh karena itu ketrampilan mendengarkan menjadi penting untuk dimiliki oleh konselor sebagai modal dasar untuk membangun hubungan baik (rapport) dengan konseli dan mendukung jalannya proses konseling.
Kepribadian tidak dibentuk semata-mata oleh pengalaman, tetapi integritas kemauan dan kemampuan seseorang untuk bertindak dan bertindak sebagai konselor profesional. Kepribadian konselor dapat menjadikan konselor dan konseli membentuk hubungan interpersonal yang baik. Hubungan interpersonal adalah proses sosial di mana individu yang terlibat berhubungan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Selanjutnya, hubungan interpersonal adalah hubungan di mana orang-orang yang terlibat dalam interaksi melihat orang lain sebagai individu daripada sebagai objek yang setara dengan objek. Oleh karena itu, dalam hubungan interpersonal, seseorang memiliki status dan peran yang sama dengan orang lain. Hubungan interpersonal merupakan kebutuhan dasar manusia, yang menunjukkan bahwa manusia selalu membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup . “Tidak mungkin seorang manusia melepaskan diri dari hubungannya dengan orang lain, termasuk proses pemenuhan kebutuhannya sendiri.” Corey menjelaskan bahwa bagian terpenting dari konseling adalah menjadi seorang konselor yang efektif. Beberapa studi oleh para ahli konseling telah menemukan bahwa efektivitas konselor sangat bergantung pada kualitas pribadi mereka. Kualitas pribadi seorang konselor merupakan kriteria yang menyangkut seluruh aspek kepribadian, sangat penting, dan menentukan keefektifan konselor dibandingkan dengan pendidikan dan pelatihan yang diterimanya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Truax & Charkhuff, Waren, Virginia Satir menunjukkan bahwa keefektifan konselor sangat bergantung pada kualitas pribadi mereka. Rogers mengatakan bahwa kepribadian konselor bukan hanya keterampilan konseling itu sendiri. Untuk menjadi konsultan yang baik yaitu konsultan yang efektif, Anda perlu mengenal diri sendiri, orang yang dikonsultasikan, maksud dan tujuan konsultasi, serta menguasai proses konsultasi. . Membangun hubungan konseling sangat penting dan menentukan dalam melakukan konseling. Seorang konselor tidak dapat membangun hubungan konseling jika tidak mengenal diri maupun konseli, tidak memahami maksud dan tujuan konseling, serta tidak menguasai proses konseling itu sendiri.
Membangun kepercayaan sama pentingnya selama proses konsultasi. Kepercayaan mengacu pada kepercayaan bahwa konselor dalam proses konseling akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan konselinya, karena salah satu hal yang harus dilakukan oleh konselor adalah dapat menjaga kerahasiaan konseli. Karena konseli sudah mempercayakan masalahnya kepada konselor, maka konselor harus bisa menjaga rahasia tersebut dari orang lain. Pada tahap membangun kepercayaan ini, seorang konselor atau mentor dapat melakukannya dengan beberapa cara. Diantaranya : Meyakinkan orang yang dikonsultasikan bahwa konsultan tidak akan membocorkan semua yang akan dikomunikasikan. Keterbukaan konselor, berbicara tentang masalah yang hampir sama dengan yang dialami konseli. Perhatikan perasaan orang yang diajak berkonsultasi. Karena jika kita sudah mengerti bagaimana perasaan konseli, seharusnya tidak sulit bagi konseli untuk percaya dan mempercayai konselor.
Maka dari itu penulis dapat menyimpulkan bahwa ,Membangun hunbungan yang baik pada proses konseling sangat berkaitan dengan kepercyaan konseli kepada konselor , karena pada proses konseling pertama kita harus bisa membangun hubungan baik dengan konseli dengan membangun hubungan baik , kita nantinya akan dapat membangun kepercayaan konselor dengan baik pula, jadi kedua hal tersebut sangat erat kaitannya.