Oleh : Prayoga Budhi Mulia, Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Universitas Negeri Yogyakarta
Dalam kehidupan pendidikan yang kompetitif, mahasiswa sering kali dihadapkan pada tekanan untuk mencapai tingkat prestasi akademis yang tinggi. Namun, dalam perjalanan menuju pencapaian ini, seringkali kesehatan mental mahasiswa dikesampingkan atau bahkan diabaikan sama sekali.
Persepsi bahwa kesuksesan akademis seharusnya merupakan prioritas utama dan satu-satunya telah menciptakan lingkungan di mana kesehatan mental sering kali diabaikan. Para mahasiswa merasa terbebani oleh ekspektasi untuk meraih nilai tinggi, menjaga reputasi, dan mencapai target akademis tertentu. Namun, tekanan ini dapat mengarah pada dampak yang merugikan, mulai dari stres hingga masalah kesehatan mental yang serius. Seringkali, tanda-tanda ketidakseimbangan kesehatan mental di antara mahasiswa tidak terlihat secara langsung. Mereka mungkin tampak sukses secara akademis, tetapi di balik pencapaian tersebut, ada tekanan dan kecemasan yang sering kali tidak terungkap.
Penting untuk memahami bahwa kesehatan mental memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan mahasiswa untuk belajar dan berpartisipasi secara maksimal dalam lingkungan akademis. Dalam banyak kasus, stres yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi produktivitas, dan bahkan mengakibatkan masalah kesehatan fisik.
Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan secara menyeluruh harus diterapkan dalam sistem pendidikan tinggi. Pentingnya kesehatan mental harus diakui sebagai bagian integral dari pengalaman pendidikan mahasiswa. Perguruan tinggi perlu memperhatikan aspek-aspek seperti dukungan psikologis yang mudah diakses, pendidikan kesehatan mental yang terintegrasi ke dalam kurikulum, serta lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif.
Membangun kesadaran akan kesehatan mental di antara staf dan mahasiswa adalah langkah awal yang penting. Dengan menghilangkan stigma seputar kesehatan mental, mahasiswa akan lebih terbuka untuk mencari bantuan dan dukungan ketika mereka mengalami tekanan atau kesulitan emosional. Dukungan yang kuat dari lembaga pendidikan, baik dalam bentuk layanan konseling atau psikologis, kelompok dukungan mahasiswa, atau kampanye kesadaran kesehatan mental, dapat membantu menciptakan lingkungan di mana mahasiswa merasa didukung. Selain itu, penting untuk memperkuat hubungan antara pihak akademis, administrasi, dan lembaga kesehatan mental di luar universitas. Kolaborasi ini dapat memastikan bahwa layanan kesehatan mental yang komprehensif dan terjangkau tersedia bagi mahasiswa.
Menciptakan perubahan yang nyata dalam sistem pendidikan tinggi memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Mendengarkan pengalaman mahasiswa, melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, dan memberikan platform bagi suara mereka adalah langkah krusial dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif dan peduli terhadap kesejahteraan mental.
Melampaui nilai akademis adalah tentang menghargai individu sebagai manusia yang utuh. Memprioritaskan kesehatan mental di dalam sistem pendidikan tinggi bukanlah tindakan untuk mengurangi standar akademis, tetapi lebih merupakan investasi jangka panjang dalam masa depan mahasiswa dan masyarakat yang lebih sehat secara mental.
Dengan memberikan perhatian yang lebih pada kesehatan mental mahasiswa, sistem pendidikan tinggi Indonesia dapat menjadi kiblat bagi lingkungan belajar yang mendukung, berempati, dan peduli terhadap kesehatan siswa sebagai individu yang lebih dari sekadar prestasi akademis. Ini membutuhkan perubahan budaya yang mendalam, di mana kesehatan mental dipandang sejajar dengan keberhasilan akademis, bahkan lebih penting lagi. Ini tentang menciptakan lingkungan di mana mahasiswa merasa didukung, dihargai, dan memiliki ruang untuk tumbuh sebagai individu yang lebih seimbang secara emosional.
Dalam perjalanan menuju perubahan ini, keterlibatan semua pihak, termasuk lembaga pendidikan, pemerintah, lembaga kesehatan mental, dan masyarakat luas sangatlah penting. Hanya dengan kerja sama dan komitmen bersama, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kesejahteraan mental mahasiswa.