Oleh: Annisa Iktamiyah dan Windy Alvionita NST
Sebagai manusia yang memiliki akal dan muncul di dunia ini, penting untuk mengembangkan diri melalui pembelajaran. Melalui proses belajar, seseorang akan terus tumbuh dan mendapatkan pengetahuan baru yang kemudian dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam kehidupannya. Seperti kata pepatah “tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat” ini berarti menuntut ilmu tidak mengenal usia dan waktu, kita harus senantiasa belajar dan terus belajar sejak di lahirkan sampai nanti ajal yang menghentikannya. Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran, penilaian memegang peranan krusial. Penilaian mencakup evaluasi terhadap pemahaman, penguasaan materi, dan penerapan praktik yang telah dipelajari. Oleh karena itu, pertanyaan yang muncul adalah apa sebenarnya definisi penilaian dan seberapa penting peranannya dalam melihat kemajuan pembelajaran?
Mengapresiasi pentingnya penilaian dalam konteks proses pembelajaran adalah suatu langkah esensial untuk mengevaluasi keberhasilan implementasi kurikulum dan pencapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Dalam dimensi hasil belajar, penilaian berfungsi sebagai instrumen untuk menganalisis data hasil pengukuran yang mencerminkan kemampuan siswa setelah melalui berbagai materi pembelajaran. Dengan sifatnya yang objektif, berkelanjutan, dan menyeluruh, penilaian menjadi kunci bagi guru dalam mendapatkan informasi komprehensif tentang proses dan hasil belajar siswa. Sesuai dengan pandangan Depdiknas (2001), penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru guna mendapatkan pemahaman yang objektif tentang capaian siswa, menjadi dasar untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran. Selain aspek tersebut, berdasarkan Permendikbud No. 23 Tahun 2016, penilaian merupakan suatu proses yang melibatkan pengumpulan dan pengolahan informasi guna menilai pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses ini melibatkan berbagai teknik penilaian dan beragam instrumen yang bersumber dari berbagai sumber, bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Pentingnya efektivitas dalam proses penilaian mendorong perlunya pengumpulan informasi yang lengkap dan akurat untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, sehingga keputusan yang dihasilkan menjadi tepat dan bermakna.
Mengenai penilaian dalam proses pembelajaran, tujuan utamanya adalah untuk mengungkapkan kinerja dan kemampuan pembelajar selama mengikuti proses pembelajaran. Penilaian dalam konteks pendidikan memiliki fungsi lebih lanjut, yaitu untuk menilai sejauh mana keberhasilan pembelajar berdasarkan standar kompetensi yang kemudian diperinci menjadi kompetensi dasar. Penilaian ini bersifat terstruktur dan memiliki jangka waktu tertentu untuk mengamati pencapaian dan keberhasilan peserta didik. Dengan melibatkan proses penilaian, guru dapat mendeteksi permasalahan dan kesulitan yang dihadapi peserta didik, memberikan wawasan yang lebih mendalam terkait dengan perkembangan belajar mereka.
Untuk memahami peran dan urgensi penilaian, perlu dipertimbangkan mengapa penilaian perlu dilakukan dan fungsi-fungsinya. Meskipun beberapa orang mungkin hanya melihat penilaian sebagai alat untuk menilai hasil belajar peserta didik, sebenarnya penilaian memiliki peran yang lebih luas dan signifikan. Penilaian bukan hanya sekadar memberikan gambaran tentang pencapaian hasil belajar peserta didik, tetapi juga memiliki potensi untuk memajukan kemampuan peserta didik selama proses pembelajaran. Dalam konteks ini, Sudjana (2012) menekankan tiga fungsi utama penilaian, yaitu: (a) menilai apakah tujuan instruksional telah tercapai atau tidak; (b) memberikan umpan balik untuk perbaikan dalam proses belajar mengajar, yang mencakup aspek seperti tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, dan strategi belajar guru; (c) menjadi dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik. Dengan memahami dan menjalankan fungsi-fungsi ini, penilaian menjadi kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.
Menurut Dr. Yahya Hairun (2020), dalam melaksanakan penilaian, guru perlu mengikuti prinsip-prinsip penilaian yang bersifat utuh dan objektif. Prinsip-prinsip tersebut meliputi:
- Menyeluruh
Penilaian harus dilakukan secara holistik, tidak terpisah. Pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran harus mencakup aspek kognitif (pengetahuan), sikap afektif, dan keterampilan (psikomotor) untuk mencerminkan hasil belajar secara menyeluruh.
- Berkelanjutan
Penilaian dalam konteks pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang komprehensif mengenai perkembangan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran. Hal ini memungkinkan guru memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai hasil belajar peserta didik.
- Berorientasi pada Capaian Pembelajaran
Penilaian seharusnya terfokus pada capaian pembelajaran dengan merujuk pada indikator-indikator pencapaian yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Dengan demikian, penilaian dapat memberikan gambaran sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi yang telah ditetapkan.
- Sesuai dengan Pengalaman Belajar
Penilaian harus didasarkan pada pengalaman belajar sebelumnya, karena pengalaman tersebut dapat menjadi dasar evaluasi yang lebih baik dalam memahami kemajuan peserta didik.
Penilaian tidak hanya menjadi sebatas ukuran hasil belajar peserta didik, tetapi juga merupakan kunci potensial untuk merajut kualitas dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, para pendidik, siswa, dan semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan perlu memandang penilaian sebagai elemen integral yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang menyeluruh, kita dapat menggenggam hasil yang lebih memuaskan dalam mencapai tujuan pendidikan dan membentuk generasi penerus untuk menghadapi masa depan yang lebih terang. Semoga kesadaran akan urgensi penilaian dalam pembelajaran menjadi pemicu inspirasi untuk mewujudkan perubahan positif yang tak terelakkan dalam dunia pendidikan.