Oleh : Komang Andriani Utami (2311031231/08), Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Demokrasi di Indonesia telah menempuh perjalanan panjang, penuh lika-liku, sejak proklamasi kemerdekaan. Cita-cita mulia untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, menegakkan keadilan sosial, dan melindungi hak asasi manusia, masih terus diperjuangkan hingga hari ini. Di satu sisi, Indonesia patut berbangga dengan kemajuan demokrasi yang telah diraih. Pemilu yang demokratis dan partisipasi masyarakat yang tinggi menjadi bukti nyata bahwa rakyat Indonesia memiliki suara dan aspirasinya didengar. Kebebasan pers dan berekspresi kian terbuka, mendorong lahirnya ruang publik yang kritis dan dinamis. Namun, di sisi lain, masih banyak tantangan yang dihadapi demokrasi Indonesia. Politik uang, hoaks, dan polarisasi politik masih membayangi jalannya demokrasi. Disparitas ekonomi dan sosial yang tinggi, serta rendahnya kualitas pendidikan politik, menjadi hambatan bagi terciptanya demokrasi yang inklusif dan partisipatif. Tantangan-tantangan ini harus dihadapi dengan serius dan kolektif. Memperkuat pendidikan politik dan literasi digital menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Penegakan hukum yang adil dan transparan juga penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap demokrasi. Demokrasi di Indonesia masih muda dan terus berkembang. Mempertahankannya dan menyempurnakannya adalah tanggung jawab kita bersama. Peran aktif masyarakat sipil, media massa, dan akademisi sangatlah penting untuk mengawal demokrasi agar tetap berada di jalur yang benar. Terlebih sekarang banyak mahasiswa/generasi Z yang membuka mata mengenai demokrasi yang ada di Indonesia. Sejak Kemerdekaan pada 1945, Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dalam sistem pemerintahannya. Aktivis mahasiswa memiliki peran krusial dalam mengawal dan memperjuangkan demokrasi di Tanah Air.
Demokrasi merupakan sebuah konsep yang diimpikan dan diperjuangkan oleh banyak orang, seringkali terbentur pada realita yang kompleks dan penuh tantangan. Di tengah kesenjangan antara idealisme dan realitas ini, mahasiswa memiliki peran penting sebagai jembatan yang menghubungkan keduanya. Mahasiswa, dengan semangat muda dan pemikiran kritisnya, seringkali menjadi agen pembawa perubahan dan pendorong demokrasi ideal. Mereka memiliki akses terhadap pengetahuan dan informasi yang luas, serta memiliki ruang untuk berdiskusi dan berdebat tentang berbagai isu sosial dan politik. Hal ini memungkinkan mereka untuk melihat demokrasi dari sudut pandang yang berbeda dan menemukan solusi kreatif untuk permasalahan yang dihadapi. Contohnya, Mahasiswa Banyumas Demo Kritisi Demokrasi Indonesia dan Ribuan Mahasiswa Serukan Penegakan Demokrasi dalam Mimbar Bebas di Untag. Mereka berani menyuarakan pendapat mereka dan menuntut perubahan, meskipun dihadapkan dengan risiko dan hambatan.
Peran Mahasiswa sebagai Penghubung Demokrasi dengan Masyarakat
Demokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan.Akan tetapi, sekarang ini demokrasi dipahami lebih luas lagi sebagai sistem pemerintahan atau politik.Konsep demokrasi sebagai bentuk pemerintahan. Dinasti politik yang mulai mewabah Indonesia merupakan sebuah ancaman. Disamping dapat menutup peluang lahirnya pemimpin berkualitas, juga dapat melahirkan tirani dalam bentuk baru. “Politik dinasti, tidak hanya merugikan secara politik, tapi juga secara ekonomi dapat merusak persaingan usaha yang sehat, fakta membuktikan, bahwa setiap pemerintahan cenderung melibatkan orang dekat dalam menopang kebijakan ekonominya, hal ini terjadi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Problem utama dari Dinasti politik adalah tidak dibangunnya berdasarkan kompetensi dan kemampuan. Kelemahan hukum di satu sisi dan kebebasan berpolitik yang begitu luas di sisi lain, menjadi celah yang dimanfaatkan oleh para aktor politik yang memiliki segala akses untuk meraih uang dan menggapai kekuasaan. Hal ini melahirkan praktik politik dinasti yang dengan jaringannya menjalani politik balas budi, politik uang, dan politik melanggengkan kekuasaan sehingga melahirkan praktik praktik politik seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dalam hal ini dengan adanya media sosial memudahkan masyrakat mendapatkan berbagai informasi mengenai pemerintahan Indonesia. Disamping itu banyak Mahasiswa yang peduli mengenai sistem pemerintahan di Indonesia. Banyak mahasiswa menunjukkan kepeduliannya mengenai demokrasi dengan mengidealkan demokrasi dan menghubungkannya dengan realitas yang dihadapi masyarakat. Mereka dapat melakukannya dengan berbagai cara, seperti:
- Melakukan penelitian dan advokasi: Mahasiswa dapat melakukan penelitian untuk memahami kebutuhan dan aspirasi masyarakat, serta mengadvokasi kebijakan yang berpihak pada rakyat.
- Menjadi sukarelawan: Mahasiswa dapat menjadi sukarelawan dalam berbagai kegiatan sosial dan politik, seperti membantu penyelenggaraan pemilu, memberikan edukasi politik kepada masyarakat, dan mendampingi masyarakat yang terpinggirkan.
- Membangun komunitas: Mahasiswa dapat membangun komunitas yang mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan partisipasi sipil.
Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa
Meskipun mahasiswa memiliki potensi besar untuk menjadi jembatan antara demokrasi ideal dan realita, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah apatisme politik, di mana banyak mahasiswa tidak tertarik atau tidak terlibat dalam proses demokrasi. Tantangan lain adalah kurangnya pengalaman dan pengetahuan praktis tentang bagaimana demokrasi bekerja di dunia nyata. Hal ini dapat membuat mereka kesulitan untuk menerjemahkan ide-ide ideal mereka menjadi tindakan yang efektif.
Menjembatani Ideal dan Realita: Peran Penting Mahasiswa
Terlepas dari tantangan yang ada, peran mahasiswa sebagai jembatan antara demokrasi ideal dan realita tetaplah penting. Dengan semangat, pengetahuan, dan dedikasi mereka, mahasiswa dapat membantu mewujudkan demokrasi yang lebih adil, partisipatif, dan sejahtera bagi semua. Berikut beberapa tips bagi mahasiswa yang ingin berkontribusi dalam menjembatani ideal dan realita demokrasi:
- Tetaplah belajar dan kritis: Teruslah belajar tentang demokrasi, baik secara teoritis maupun praktis. Jangan mudah terjebak dalam idealisme tanpa memahami realitas yang ada.
- Terlibat dalam komunitas: Bergabunglah dengan komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang demokrasi dan partisipasi sipil. Hal ini akan membantu Anda untuk bertemu dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dan untuk belajar dari pengalaman mereka.
- Berani bertindak: Jangan hanya berdiam diri dan menunggu perubahan datang. Beranilah untuk mengambil tindakan dan terlibat dalam proses demokrasi, baik secara lokal maupun nasional.
- Mahasiswa memiliki kekuatan untuk mengubah dunia. Dengan menjadi jembatan antara demokrasi ideal dan realita, mereka dapat membantu membangun masyarakat yang lebih adil, partisipatif, dan sejahtera.