Oleh : Ni Made Dadiani, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Di masa modern seperti sekarang ini, kasus bullying masih menjadi topik yang diperbincangan karena sangat mengkhawatirkan bangsa. Bullying tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi juga di berbagai lingkungan termasuk di lingkungan sekolah. Tanpa disadari seseorang bisa saja pernah melakukan bullying atau pernah dibully oleh seseorang. Membully artinya seseorang atau sekelompok orang yang melakukan tindakan ataupun ucapan yang dapat menyakiti orang lain baik secara fisik ataupun mental. Biasanya seseorang yang mellakukan pembullyan disebabkan oleh beberapa hal seperti rasa iri hati dan tidak suka (benci) terhadap perilaku atau tindakan seseorang yang mungkin lebih baik darinya atau lebih buruk darai dirinya.
Pembullyan yang paling sering terjadi biasanya bisa dijumpai di lingkungan sekolah. Hal itu, karena anak sekolah masih sangat labil, antusias, ambisius terhadap suatu hal, sehingga memicu terjadinya pembullyan yang cukup banyak. Karena anak sekolah sangat peka terhadap rasa, dan sangat haus akan perhatian dan pujian, bahkan untuk mendapatkan hal tersebut bisa saja melakukan berbagai macam cara entah dengan cara yang baik atau yang tidak baik ini tergantung pada lingkungaan sekitar yang membentuk anak tersebut. Banyak hal yang menyebabkan anak melakukan pembullyan, bisa jadi juga karena lingkungan keluarga yang kurang memperhatikan perasaan anak, yang menyebabkan anak kekurangan perhatian atau kasih sayang dari keluarganya. Tekanan yang didapat oleh anak bisa juga menjadi dampak seorang anak melakukan pembullyan, misalkan seperti ada orang tua yang menuntut atau terlalu menekan anaknya agar terus menjadi juara di sekolah, membanding-bandingkan anak dengan orang lain atau memaki-maki anak terlalu berlebihan dan masih banyak lagi. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kognitif dan tumbuh kembang anak tidak hanya dilingkungan keluarga tetapi juga dilingkungan sekolah, anak bisa menjadi merasa rendah diri atau sebaliknya dia malah melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatian teman-temannya. Tetapi bisa juga karena sebaliknya anak tersebut memang manja dan terlalu di sayang keluarga semua keinginan dan perintahnya selalu dituruti. Ini juga bisa menyebabkan anak menjadi suka mengatur atau memerintah teman-temannya dan memiliki sifat memaksa, dan tanpa anak sadari dia telah melakukan bullying tehhadap temanya. Jadi bulling yang terjadi bukan salah dari seseoraang melakukan tindakan bully tetapi bisa jadi karena faktor lingkungan yang membentuk orng tersebut menjadi seperti itu.
Bullying kerap memberikan dampak negative bagi korban, banyak dampak negative yang bisa terjadi seperti dampak negative terhadap fisik anak bisa jadi cedera ringan atau berak akibat kekerasan bullying kekerasan fisik dan dampak terhadap mental anak seperti menimbulkan rasa takut, rasa rendah diri atau tidak percaya diri, rasa minder, bahkan yang paling fatal seseorang yang tidak kuat menerima bullyan bisa berdampak besar terhadap psikologis mereka yang bisa menyebabkan seseorang bisa berbuat nekat atau diluar kendali mereka.
Kasus bullying sampai saat ini masi sangat sulit diatasi, meskipun anak berada dilingkungan sekolah sekalipun. Di lingkungan sekolah guru tidak dapat mencegah terjadinya bullying, tetapi dapat meminimalisir terjadinya bullying, dengan cara guru harus bisa berlaku yang adil terhadap semua siswa dan tidak menimbulkan rasa cemburu terhadap semua anak didiknya tanpa terkecuali.
Tidak hanya lingkungan sekitar anak yang bisa menyebabkan anak melakukan tindakan bullying, tetapi teknologi informasi dan komunikasi seperti hp android juga dapat menjadi penyebabnya, sehingga anak perlu pengawasan orang tua saat menggunakan hp. Karena banyak hal bisa di akses menggunakan hp. Jadi peran keluarga seperti orang tua dan peran guru sangatlah diperlukan untuk membentuk karakter anak, terutama dalam lingkungan keluarga.