Oleh : Ni Made Dwi Prayanti, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
IPAS merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, yaitu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar di Indonesia. IPAS memadukan aspek ilmu pengetahuan alam (IPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Dalam IPA, siswa mempelajari fenomena alam, makhluk hidup, ekosistem, dan proses alam yang memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk fisika, kimia, biologi, dan geografi fisik. Sementara dalam IPS, siswa mempelajari kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan sejarah manusia serta interaksi sosial, termasuk sejarah, geografi manusia, ekonomi, dan sosiologi. Tujuan IPAS adalah untuk memberikan pemahaman holistik tentang hubungan antara alam dan masyarakat, serta menumbuhkan rasa ingin tahu, keterampilan berpikir kritis, dan kesadaran lingkungan di kalangan siswa. Adapun media pembelarajaran yang inovatif untuk materi IPAS di Sekolah Dasar. Media inovatif merupakan sebuah langkah maju dalam pendidikan anak di Sekolah Dasar. Dengan memadukan teknologi dan pembelajaran, IPAS SD mampu menyajikan konten edukasi yang interaktif dan menarik bagi anak. Media ini tidak hanya memfasilitasi pembelajaran konvensional seperti membaca dan menulis, tetapi juga mengintegrasikan elemen multimedia seperti gambar, suara, dan animasi untuk meningkatkan daya serap anak terhadap materi pembelajaran.
Pemblajaran IPAS juga dapat dilakukan atau langsung di praktekan dalam kegiatan dan kehidupan kita sehari-hari. Seperti kegiatan yang sederhana dirumah atau diluar kelas contohnya yaitu mengamati lingkungan sekitar. Tujuan dari mengamati lingkungan sekitar adalah agar peserta didik tahu perubahan cuaca atau musim yang terjadi dengan lingkungan sekitarnya. Langkah kegiatannya dapat dilakukan setiap hari diwaktu yang sama, peserta didik akan diarahkan untuk mengamati dan mencatat perubahan cuaca atau musim yang terjadi setiap harinya. Dengan terjun langsung ke lapangan atau praktek nyata peserta didik akan lebih paham dalam pemblajaran IPAS karena peserta didik langsung melihat dan mangalami peristiwa tersebut. Kemudian pembelajaran menggunakan media berupa video juga sangat efektif. Dengan pembelajaran berupa video di kelas, peserta didik akan lebih tertarik untuk mengikuti dan menyimak pembelajaran yang berlangsung, karena tidak membosankan. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan seperti memutar video yang sesuai dengan materi yang di dapat, kemudian ajak peserta didik untuk menanggapi yang ada dalam video tersebut, tujuannya agar peserta didik lebih aktif dan mau berdiskusi dengan teman-temannya. Selain pembelajaran melalui video, pembelajran menggunakan lagu sebagai metode utamanya memiliki potensi besar untuk meningkatkan keterlibatan siswa di Sekolah Dasar. Melalui penggunaan lagu, proses pembelajaran tidak hanya menjadi lebih menarik dan menyenangkan, tetapi juga dapat membantu memperkuat pemahaman konsep-konsep utama dalam berbagai mata pelajaran. Guru dapat menggunakan lagu-lagu edukatif, membuat lirik lagu sendiri berdasarkan topik pelajaran IPAS, menambahkan gerakan atau tarian, menggunakan lagu sebagai alat transisi, dan bercerita melalui lagu. Manfaat penggunaan lagu dalam pembelajaran antara lain meningkatkan daya ingat, keterlibatan, dan motivasi siswa, mendukung perkembangan bahasa, keterampilan sosial dan emosional, serta keterampilan motorik. Lagu juga memfasilitasi pembelajaran multisensori yang memperkuat pemahaman materi. Dengan demikian, penggunaan lagu dalam pembelajaran sekolah dasar menciptakan suasana belajar yang interaktif, menyenangkan, dan efektif.
Keunggulan lain dari Ipas SD adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi pengalaman belajar berdasarkan tingkat pemahaman dan kecepatan belajar setiap anak. Hal ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang inklusif di mana setiap anak dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Selain itu, media ini juga mendukung pembelajaran kolaboratif dan kreatif, dengan menyediakan platform untuk berinteraksi dan berbagi ide dengan teman sebaya. Selain lagu, pembelajaran di Kurikulum Merdeka saat ini juga sudah banyak tenaga pendidik atau guru yang menggunakan model pembelajaran seperti permainan (Game). Beberapa permainan yang dapat dilakukan antara lain menggunakan permainan edukasi interaktif seperti “Minecraft Education Edition” untuk mempelajari ekosistem dan sumber daya alam, memodifikasi permainan papan seperti “Monopoli” untuk mengajarkan konsep ekonomi, dan membuat kuis interaktif menggunakan platform seperti Kahoot! atau Quizizz. Selain itu, permainan pembelajaran berbasis proyek seperti “Eco” dapat digunakan untuk mengajarkan manajemen sumber daya, dan permainan realitas virtual (VR) seperti “Google Expeditions” dapat mengajak siswa melakukan tur virtual ke berbagai ekosistem dan situs bersejarah. Penggunaan permainan dalam pembelajaran sains memiliki banyak manfaat, antara lain meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa, mengembangkan keterampilan kolaboratif, meningkatkan pemahaman konseptual, mengasah keterampilan kognitif, dan memberikan umpan balik langsung. Dengan cara ini, permainan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis, interaktif, dan menyenangkan, yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
Namun, tantangan yang mungkin dihadapi adalah aksesibilitas terhadap teknologi yang dibutuhkan dan pelatihan bagi para pendidik untuk mengoptimalkan penggunaan IPAS SD dalam proses pembelajaran. Meskipun sains dan teknologi menawarkan pendekatan inovatif untuk meningkatkan pembelajaran, tidak semua sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai. Banyak guru juga memerlukan pelatihan lebih lanjut dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum mereka. Solusi untuk mengatasi tantangan ini meliputi peningkatan infrastruktur teknologi di sekolah, memberikan pelatihan mendalam bagi guru, berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendukung aksesibilitas teknologi, dan mengembangkan kurikulum yang fleksibel. Dengan langkah-langkah ini, IPAS dan teknologi di sekolah Dasar memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan memungkinkan siswa memahami hubungan antara sains dan ilmu sosial dalam konteks kehidupan sehari-hari mereka melalui pendekatan yang inovatif dan berteknologi.