Oleh : Luh Putu Kusuma Sari, PGSD, Universitas Pendidikan Ganesha
Setiap siswa pasti akan menghadapi kesulitan dalam pembelajaran. Kesulitan belajar pada siswa atau sering disebut dengan learning disorders sangat erat kaitannya dengan pencapaian hasil belajar dan juga aktivitas sehari-hari siswa. Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai siswa itu tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Kesulitan belajar juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Menurut beberapa pakar pendidikan, seperti Dalyono menjelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu keadaan yang menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan sukar dalam menyerap berbagai materi pelajaran yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran pada mata pelajaran tertentu salah satunya pada mata pelajaran IPS.
Dalam Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), dengan harapan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. Melalui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan tantangan-tantangannya. Selanjutnya diharapkan kelak mereka mampu bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melaui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dan mudah lupa akan materi-materi sebelumnya dalam mempelajari materi pelajaran IPS. Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar didapatkan penulis menggunakan teknik wawancara terhadap guru dan siswa menunjukkan bahwa kesulitan terjadi bukan hanya dari faktor dalam diri peserta didik saja, melainkan dari guru dan orang tua. Kurangnya pengetahuan dari orang tua siswa, disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan mereka sehingga tidak dapat membimbing anak-anak dalam belajar. Sementara itu keterbatasan guru dalam mengakses berbagai fasilitas serta pengetahuan juga menyebabkan kurangnya kompetensi dan profesionalisme mereka. Kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran IPS disebabkan oleh ketidakmampuan mereka dalam memahami konsep-konsep yang sifatnya abstrak. Sebetulnya apabila guru menggunakan media atau peraga yang sesuai, mungkin kesulitan ini dapat diatasi. Masalahnya adalah guru tidak mempunyai akses untuk memperoleh media atau peraga yang sesuai, sehingga mereka mengajarkan konsepkonsep yang abstrak tersebut dengan cara ceramah. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran serta mudah lupa dengan materi-materi IPS dari pertemuan sebelumnya.
Siswa mengalami kesulitan dalam materi pembelajaran IPS dalam muatan IPAS di kelas IV. Kemudian siswa merasa sulit untuk memahami materi pelajaran atau tugas-tugas yang diberikan. Siswa menganggap materi IPS cakupannya luas dan banyak sehingga berdampak pada ketidakpahaman serta kurangnya minat terhadap pelajaran IPS. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada muatan IPASSD antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain tingkat kecerdasan, minat, dan motivasi belaajar siswa. Sedangkan faktor eksternal antara lain metode mengajar guru, sarana prasarana dan lingkungan belajar siswa. Faktor yang sangat berandil besar pada kesulitan belajar siswa adalah faktor internal yaitu kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar IPAS sehingga strategi pembelajaran guru hendaknya mempertimbangkan agar siswa memahami manfaat mempelajari IPS dalam kehidupan sehari-hari siswa, guru mampu menerapkan strategi belajar agar rasa ingin tahu atau rasa penasaran siswa berkembang, serta proses belajar mengajar yang menyenbangkan, berpusat pada siswa.
Ciri-ciri tingkah laku yang berbeda dari setiap peserta didik lain dari yang biasanya merupakan suatu gejala kesulitan belajar. Adapun kesulitan belajar adalah siswa yang menunjukkan hasil belajar yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, siswa yang menunjukkan sikap yang kurang wajar, siswa menunjukkan tingkah laku kurang wajar, dan juga siswa yang menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar. Faktor internal yang mempengaruhi belajar dalam diri individu meliputi kesehatan, minat, bakat, intelegensi, perhatian dan kelelahan. Kesehatan termasuk dalam faktor jasmani. Siswa yang sehat akan belajar dengan baik tanpa ada gangguan dari kondisi fisiknya. Sedangkan intelegensi, perhatian, minat, bakat, dan kelelahan termasuk dalam faktor psikologis. Faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar meliputi faktor keluarga dan sekolah. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua. faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi strategi mengajar, hubungan guru dengan siswa, hubungan antar siswa, disiplin sekolah dan metode belajar.
Faktor dari lingkungan sekolah dapat dilihat dari segi guru, alat pendukung pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah, Guru juga merupakan penyebab kesulitan belajar siswa dalam memecahkan permasalahan. Berikut penjabaran hasil pengamatan dan observasi kelas IV SD Negeri 1 Candikuning, yaitu sebagai berikut: 1. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran masih bersifat konvensional dimana guru masih terbiasax dan nyaman dengan menggunakan metode ceramah, dan tanya jawab. 2. Keterbatasan sumber belajar. 3. Siswa di sekolah tersebut khususnya di kelas IV hanya sesekali menerima latihan soal. 4. Guru jarang sekali menggunakan model pembelajaran yang inovatif. 5. Guru tidak menggunakan media pembelajaran lainnya. Faktor luar yang terdiri dari: (1) faktor lingkungan seperti lingkungan alamiah, dan lingkungan sosial budaya, (2) faktor Instrumenta] seperti kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan guru. b. Faktor dalam yang terdiri dari: (1) faktor fisiologis seperti kondisi fisiologis dan kondisi panca indera, (2) faktor psikologis seperti minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi dua kelompok besar diantaranya.
Sebagai pendidik hendaknya memperhatikan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar khususnya di muatan IPA. Pendidik harus lebih peka dan mengenal peserta didik dengan baik. Semoga dengan hasil opini ini akan membantu banyak pihak khususnya dalam bidang keilmuan dan pendidikan.