MEMAKSIMALKAN MANFAAT DIGITALISASI PADA REFLEKSI CALON GURU BK TERHADAP PERKEMBANGAN INDIVIDU

Oleh: Dewa Ayu Sinta Dewani, Program Studi Bimbingan dan Konseling. Universitas Pendidikan Ganesha

Digitalisasi telah memasuki seluruh aspek kehidupan modern dan mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan belajar. Dalam dunia pendidikan khususnya bidang bimbingan dan konseling (GB), digitalisasi menawarkan berbagai peluang dan tantangan yang memerlukan perhatian serius bagi calon guru BK. Topik diskusi penting adalah bagaimana bimbingan dan konseling guru masa depan dapat memaksimalkan manfaat digitalisasi dan meminimalkan dampak negatifnya terhadap perkembangan individu.Salah satu keuntungan terbesar digitalisasi adalah akses informasi dan pengetahuan yang hampir tidak terbatas. Internet memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar, mulai dari artikel ilmiah hingga video pendidikan, yang mungkin sulit diakses di masa lalu. Guru bimbingan dan konseling di masa depan dapat memanfaatkan hal ini dengan membimbing siswa untuk menemukan sumber daya yang sesuai dan memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya, calon guru BK dapat merekomendasikan website yang menawarkan informasi tentang berbagai profesi, tes bakat online, dan panduan memilih jurusan terkait konseling karir.

Salah satu keuntungan terbesar digitalisasi adalah akses data dan informasi yang hampir tidak terbatas. Internet memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar, mulai dari artikel ilmiah hingga video pendidikan, yang mungkin sulit diakses di masa lalu. Guru bimbingan dan konseling di masa depan dapat memanfaatkan hal ini dengan membimbing siswa menemukan sumber yang akurat dan relevan dengan kebutuhan mereka. Misalnya, calon guru BK dapat merekomendasikan website yang menawarkan informasi tentang berbagai profesi, tes bakat online, dan panduan memilih jurusan terkait konseling karir.Namun, pendekatan luas ini membawa tantangan tersendiri. Tidak semua informasi yang tersedia di internet berkualitas tinggi atau akurat. Oleh karena itu, guru bimbingan dan konseling di masa depan harus membekali siswa dengan keterampilan literasi digital yang mencakup kemampuan menilai kredibilitas sumber informasi, memahami bias, dan menghindari misinformasi.

Teknologi digital memungkinkan penerapan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Penggunaan video, simulasi dan permainan dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. Guru bimbingan dan konseling di masa depan dapat mengintegrasikan teknologi ini ke dalam sesi konseling agar lebih menarik. Misalnya, mereka dapat menggunakan program atau permainan pendidikan untuk membantu siswa mengidentifikasi dan mengelola emosi mereka, atau menggunakan simulasi untuk melatih keterampilan sosial. Namun, penting bagi calon guru bimbingan dan konseling untuk menjaga keseimbangan. Meskipun teknologi dapat membuat pembelajaran menjadi lebih mendalam, interaksi tatap muka tetap penting untuk membangun hubungan yang kuat dan mendalam dengan siswa. Oleh karena itu, teknologi harus digunakan untuk melengkapi, bukan menggantikan komunikasi tatap muka.

Era digital menuntut penguasaan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi. Melalui digitalisasi, siswa dapat mengembangkan keterampilan yang sangat dibutuhkan di dunia kerja modern, seperti pemrograman, desain grafis, dan analisis data. Calon guru BK dapat memainkan peran penting dalam membantu siswa mengenali dan mengembangkan keterampilan ini. Misalnya, mereka dapat memberikan informasi tentang kursus online atau komunitas belajar yang sesuai dengan minat dan bakat siswa.

Namun, pengembangan keterampilan digital juga harus diimbangi dengan pengembangan keterampilan non-teknis, seperti keterampilan interpersonal, berpikir kritis, dan manajemen waktu. Calon guru BK perlu memastikan bahwa siswa tidak hanya mahir dalam menggunakan teknologi, tetapi juga mampu beradaptasi dan berinteraksi efektif dalam lingkungan yang terus berubah.

Meskipun digitalisasi membawa banyak manfaat, ada juga beberapa dampak negatif yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah ketergantungan pada teknologi. Ketergantungan yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan individu untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah tanpa bantuan teknologi. Calon guru BK perlu mendorong siswa untuk menggunakan teknologi dengan bijak dan seimbang.

Paparan berlebihan terhadap media digital juga dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa. Misalnya, penggunaan media sosial yang tidak sehat dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Calon guru BK perlu mengajarkan siswa tentang penggunaan media sosial yang sehat, seperti mengatur waktu penggunaan, memilih konten yang positif, dan memahami bahwa apa yang terlihat di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

Untuk memaksimalkan manfaat digitalisasi, guru bimbingan dan konseling di masa depan dapat menerapkan strategi berikut:

1.     Pendidikan tentang penggunaan teknologi yang sehat: Membantu siswa menggunakan teknologi dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab, seperti membatasi waktu pemakaian perangkat dan menghindari konten negatif.

2.     Mengembangkan Keterampilan Sosial dan Emosional: Akan menyeimbangkan penggunaan teknologi untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional dengan aktivitas yang mendorong komunikasi langsung dan empati.

3.     Identifikasi dan dukung siswa yang rentan: Identifikasi siswa yang mungkin mengalami dampak negatif digitalisasi, seperti kecemasan atau depresi, dan berikan dukungan yang diperlukan.

4.     Integrasikan teknologi dengan bijak: Pilih alat dan metode teknologi yang benar-benar dapat meningkatkan pengajaran dan pembelajaran, bukan sekadar mengikuti tren.

Dalam era digital ini, calon guru BK memiliki peran penting dalam membantu siswa menavigasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh digitalisasi. Dengan pendekatan yang tepat, digitalisasi dapat menjadi alat yang kuat untuk mendukung perkembangan individu secara holistik. Calon guru BK harus terus reflektif dan adaptif terhadap perubahan ini, memastikan bahwa teknologi digunakan untuk memperkaya, bukan menggantikan, pengalaman belajar dan perkembangan siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *