Oleh : I Komang Wahyu Nesa Putra, Universitas Pendidikan Ganesha
Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan seseorang. Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran terkait pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan. Pendidikan ini memiliki tujuan penting yaitu untuk membangun kekuatan spiritual keagamaan, mengembangkan pengendalian diri, mengembangkan kepribadian, mengembangkan kecerdasan, mengembangkan ahlak mulia dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan. Dengan melihat tujuan Pendidikan tersebut, maka pentingnya Pendidikan diberikan kepada seluruh generasi tanpa membedakan suku, ras, agama, dan lain sebagainnya.
Dalam dunia Pendidikan terdapat kesetaraan Pendidikan yang penting untuk dipahami. Pendidikan kesetaraan merupakan bentuk Pendidikan yang dirancang khusus dalam memberikan kesempatan kepada individu yang tidak dapat mengakses atau dirasa tidak bisa menyelesaikan Pendidikan formal. Tujuan utama dari kesetaraan Pendidikan ini untuk memberikan peluang menempuh Pendidikan yang sama kepada mereka yang putus sekolah, keterbatasan jarak, keterbatasan mental dan fisik dalam menempuh Pendidikan. Kita ketahui bahwa karakter peserta didik itu berbeda-beda, ada peserta didik regular dan peserta didik dengan kebutuhan khusus. Pada peserta didik regular tentu kita sering jumpai di kehidupan sehari-hari, namun berbeda halnya dengan peserta didik dengan bekebutuhan khusus yang tentu jarang kita jumpai di sekolah regular.
Menurut Wardani(2014) mengatakan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak dengan kelainana yang dimiliki dirinya, anak tersebut memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran atau pengembangan diri agar mampu mengembangkan potensi secara optimal. Anak berkebutuhan khusus adalah dimana anak yang memerlukan perlakuan khusus untuk mendapatkan perkembangan yang terbaik. Kekhususan yang berbeda dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus itu juga sangat membutuhkan penanganan yang berbeda. Jenis anak berkebutuhan khusus ada banyak yaitu anak dengan berkelainan fisik (tunanetra, tunarungu, tunadaksa), anak dengan berkelainan mental emosional (tunagrahita, tunalaras), anak berkelainan akademik (anak berbakat, anak berkesulitan belajar) anak dengan autism, adhd dan masih banyak lagi. Tentu saja dilihat dengan banyaknya macam anak dengan berkebutuhan khusus tersebut perlunya penyesuaian terhadap masing-masing karakteristik dan kebutuhan dari masing-masing anak dengan berkebutuhan khusus.
Dengan melihat karakter anak berkebutuhan khusus tersebut merupakan suatu tantangan bagi guru dalam menghadapinya. Anak berkebutuhan khusus ini juga harus di bimbing dalam pendidikannya. Anak berkebutuhan khusus juga memerlukan pendidikan yang setara dengan anak normal lainnya. Dengan demikian adanya sekolah atau pendidikan inklusi yang dibentuk untuk mewadahi anak bekebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan Inklusi adalah sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda, meliputi: karakteristik, kondisi fisik, kepribadian, status, suku, budaya dan lain sebagainya. Pendidikan inklusid ini berujuan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial, atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Di sekolah inklisi ini sudah khusus terisi dengan anak berkebutuhan khusus sehingga guru bisa berfokus terhadap peserta didik tersebut.
Namun, bagaimana tantangan jika terdapat anak dengan berkebutuhan khusus di sekolah regular? Sekolah regular yang sering kita jumpai biasanya berisikan peserta didik normal, namun terkadang ada beberapa sekolah regular yang berisikan satu atau dua anak dengan berkebutuhan khusus. Tentu hal tersebut menjadi tantangan bagi guru dan calon guru dalam menghadapi situasi kondisi tersebut. Calon guru harus memperhatikan lebih peserta didiknya terkait karakter tiap peserta didik, setelah itu calon guru harus memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan anak berkebutuhan khusus tersebut. Tentu tidak mudah, adanya anak berkebutuhan khusus di sekolah regular ini memiliki banyak tantangan. Guru harus memberikan pemahaman kepada peserta didik lainya bahwa terdapat temannya yang dengan kebutuhan khusus, jika tidak anak dengan berkebutuhan khusus tersebut akan menjadi bahan bullyan oleh anak lainnya, sebab anak normal tersebut melihat ada perbedaan di temannya, tak sedikit anak teresebut akan membully anak dengan kebutuhan khusus tersebut. Guru tidak boleh membedakan perlakuan pada anak normal dengan anak berkebutuhan khusus tersebut. Mungkin terdengar aneh karena pasti perlakuan terhadap anak berkebutugan khusus dengan anak normal akan berbeda. Yang ditonjolkan disini adalah seperti tidak mengucilkan anak berkebutuhan khusus tersebut, tidak mendiamkan anak berkbutuhan khusus, tidak mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus tersebut dalam kegiatan dikelas. Dengan tidak melakukan hal demikian, anak dengan berkebutuhan khusus tersebut bisa merasa nyama dan tidak merasa dikucilkan saat mereka menempuh Pendidikan di sekolah regular.
Calon guru harus melakukan adaptasi lingkungan belajar, perangkat pembeljaran yang digunakan dengan menyesuaikan kepada kebutuhan anak berkebutuhan khusus tersebut. Guru memainkan peran yang sangat penting dalam menyediakan pendidikan berkualitas bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Tidak hanya itu saja, guru memiliki peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran siswa berkebutuhan khusus, guru harus memahami masing-masing karakteristik siswa dan menyesuaikan metode pembelajaran yang akan digunakan. Tidak ada guru yang membedabedakan peserta didiknya. semua siswa dimata guru itu sama hanya saja ada bebrapa siswa yang memang harus memerlukan perlakuan khusus.