Membangun Kesadaran Sosial dan Kritis di Era Digital Pada Anak SD

Oleh : Ni Luh Putu Adinda Prameswari S dan Putu Ayu Anggu Program studi Guru Sekolah Dasar,Universitas Pendidikan Ganesha

Memasuki era globalisasi, kehidupan masyarakat juga mengalami perubahan. Di zaman sekarang ini, masyarakat seolah bebas memberi ruang terhadap derasnya gelombang  globalisasi yang didorong oleh semakin mudahnya teknologi dan informasi. Sebagaimana dikemukakan Tilaar (2016), di era globalisasi, komunikasi menjadi lebih cepat dan mudah, dan informasi dapat ditemukan di mana pun Anda berada. Artinya, masyarakat tidak perlu  pergi jauh untuk  mendapatkan informasi atau mengetahui berita. Teknologi digital memudahkan pekerjaan masyarakat dengan semakin mudahnya memperoleh informasi.

Karena berbagai kemudahan tersebut, masyarakat cenderung ceroboh dalam pemilihan informasi, dan pemikiran kritis manusia “terdegradasi” oleh segala macam kemudahan yang disediakan Internet (Zaini, Z & Ramlan, 2019). Bagi masyarakat, tidak lagi  menjadi masalah apakah informasi tersebut mengandung kebohongan atau kebenaran. Yang membuat orang tertarik dengan informasi ini adalah betapa luasnya informasi tersebut menjadi trending topik dan sering dibicarakan. Pemikiran kritis manusia perlu dipulihkan saat ini, apalagi ketika berita bohong telah berhasil menghancurkan tatanan nilai-nilai sosial dan budaya umat manusia.

Disadari atau tidak, keberadaan teknologi digital telah menjadikan manusia menjadi budak teknologi saat ini. Situasi yang berkembang sehari-hari membawa dampak bertahap yang mengakibatkan terjadinya perubahan pemikiran, perilaku, nilai-nilai sosial budaya dan  moral kemanusiaan. Faktanya, kita sekarang memasuki era di mana kebenaran  tidak penting. Yang terpenting adalah  banyak orang yang mempercayainya.

Inilah sebabnya mengapa mengajarkan keterampilan berpikir kritis penting di era digital,  Sihotang tentang pentingnya keterampilan berpikir kritis agar seseorang dapat mengenali baik buruknya segala sesuatu yang ditemuinya (2019) dituangkan dalam penelitiannya. Menerima atau menolak informasi tersebut. Ini adalah keterampilan yang mutlak diperlukan untuk bertahan di era digital. Penelitian Ginting (2021) menunjukkan bahwa generasi milenial atau yang disebut generasi muda digital perlu berpikir luas melalui proses yang ketat. Untuk memiliki masyarakat yang terinformasi, pemikir kritis, dan pendebat, kita perlu meningkatkan keterampilan literasi, termasuk keterampilan literasi, berpikir kritis, dan penggunaan teknologi, serta menjadi generasi yang  literasi digital  kritis. Sementara itu, penelitian Darmalaksana dan Kulsum (2022) menunjukkan pentingnya  berpikir kritis dalam menghadapi tantangan era disruptif Revolusi Industri 4.0.

Begitupun menerapan terutama teknologi pada Sekolah Dasar (SD) seiring dengan berkembangan zaman yang terjadi teknologi digital dijadikan salah satu metode atau media dalam proses pembelajaran anak SD. Penggunaan teknologi ini tentunya harus selalu diawasi dan dibimbing supaya tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan baik untuk siswa tersendiri maupun orang tua, dengan memberikan pemahaman tetang fungsi maupun bahaya memakai teknologi agar bisa meminimalisir terjadinya berita bohong dan informasi yang tidak seharusnya diketahui oleh para siswa.

Menumbuhkan kesadaran sosial dan kritis pada siswa sekolah dasar di era digital merupakan tugas yang penting dan mendesak. Di era teknologi  dan kemudahan akses informasi, anak memerlukan bimbingan yang kuat untuk membantunya memahami dunia yang semakin kompleks ini. Pertama-tama, penting untuk mengajari anak-anak cara menggunakan teknologi secara bertanggung jawab. Pendidik dan orang tua perlu membantu anak memahami cara menggunakan gadget dan internet dengan sehat, aman, dan bijaksana. Anak-anak perlu disadarkan akan risiko seperti kecanduan internet, paparan konten yang tidak pantas, dan bahaya lainnya.

 Selain itu, membangun pemahaman sosial pada siswa SD bisa dimulai dari hal sederhana seperti mengenalkan konsep empati, menghargai perbedaan, dan pentingnya kerjasama. Kegiatan di dalam dan di luar kelas yang memerlukan kerja sama dan saling menghormati perbedaan  membantu membangun landasan kesadaran sosial yang kuat. Penting juga untuk menanamkan kemampuan berpikir kritis pada anak sejak dini. Mereka harus diajari untuk bertanya, mengevaluasi informasi, dan membentuk opini mereka sendiri, tidak hanya pasif menyerap informasi mentah. Memperkenalkan anak pada konsep logika informasi, analisis, dan evaluasi  mempersiapkan mereka  menghadapi dunia yang penuh dengan informasi yang beragam dan terkadang ambigu. Orang tua mempunyai peranan penting dalam pembentukan kesadaran sosial dan kritis siswa sekolah dasar, maupun di sekolah.

Membahas permasalahan sosial secara terbuka, memaparkannya pada  sudut pandang berbeda, dan membantu anak membentuk opininya sendiri merupakan langkah penting yang dapat dilakukan orang tua di rumah. Pemanfaatan teknologi sebagai alat pembelajaran yang efektif juga merupakan strategi yang penting. Aplikasi dan platform pendidikan yang tepat dapat membantu anak-anak memahami permasalahan sosial dan lingkungan yang kompleks dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Agar tidak ketinggalan, penting juga untuk mengedukasi anak tentang pentingnya privasi dan keamanan di dunia digital. Sebelum membagikan data pribadi Anda pada platform online, Anda harus menjelaskan perlunya melindungi data pribadi Anda dan  memahami konsep persetujuan.

Peran guru dalam pembentukan kesadaran sosial dan kesadaran kritis sangatlah penting. Mereka perlu memberi contoh dalam perilaku online dan offline dan memasukkan pelajaran yang mendorong kesadaran sosial dan kritis ke dalam kurikulum mereka. Pendidikan karakter yang mengedepankan nilai-nilai kebaikan, empati, toleransi dan berpikir kritis harus menjadi bagian integral dari pembelajaran di sekolah. Mengingat era digital, tantangan-tantangan ini tidaklah mudah. Namun, dengan upaya gabungan dari para pendidik, orang tua, dan masyarakat pada umumnya, kita bisa menciptakan generasi yang sadar sosial, pemikir kritis, dan siap menghadapi perubahan di dunia yang semakin kompleks.

maka, pentingnya membangun kesadaran dan keterampilan digital pada siswa, serta strategi yang dapat diterapkan untuk membantu mereka menghadapi dampak media sosial secara positif. Contohnya Keterampilan Klasifikasi Informasi: Siswa harus memiliki keterampilan klasifikasi informasi yang baik untuk mengatasi kelebihan informasi di media sosial. Mereka harus mampu membedakan  informasi yang benar dan tidak akurat, mengenali berita palsu (disinformasi), dan kritis dalam menilai sumber informasi. Pelatihan keterampilan ini dapat diberikan melalui pendidikan media dan informasi di sekolah, dimana siswa diajarkan  pentingnya pengecekan fakta dan sumber terpercaya. Dengan membangun kesadaran dan keterampilan digital yang kuat, siswa akan lebih siap dan mampu menghadapi dampak media sosial dengan bijak. Ini akan membantu mereka membangun hubungan yang sehat dengan media sosial, meningkatkan kesehatan mental, dan memaksimalkan manfaat pendidikan yang ditawarkan oleh dunia digital.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *