MEMBANGUN MOBILITAS SOSIAL GENERASI MILENIAL DENGAN MENERAPKAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN IPS

Oleh : Desak Putu Cindyawati, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

Menurut opini saya, pendidikan karakter itu sangat penting. Karena jika kehilangan kepribadian menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Kepribadian ini berfungsi sebagai kendali dan kekuatan untuk mencegah negara ini merosot. Kepribadian tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Untuk membentuk kepribadian, sekolah berperan strategis dalam menanamkan pentingnya nilai-nilai  karakter pada generasi milenial berikutnya. Selain itu, sebagai penggerak dalam pendidikan, guru memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter peserta didik. Pelaksanaan pendidikan karakter memerlukan  visi, misi dan tujuan sekolah. Seperti contohnya dengan menciptakan visi yaitu “cerdas, berakhlak mulia, berwawasan global”. Untuk mencapai visi tersebut dapat dirumuskan misi dan tujuan untuk mewujudkannya.

Melaksanakan pendidikan karakter perlu dukungan  dari seluruh civitas akademika yang terdiri dari Direktur, Wakil Direktur, guru dan staf administrasi. Kepala sekolah khususnya memperhatikan guru dalam melaksanakan pendidikan karakter dengan kegiatan yang dapat meningkatkan profesionalismenya. Dalam menyelenggarakan pendidikan karakter, menciptakan nilai-nilai karakter yang mengacu pada pedoman pendidikan karakter Pusat Kurikulum Kementerian Agama. Kepala Sekolah selaku penanggung jawab pelaksanaan pendidikan karakter harus bisa memutuskan untuk menyesuaikan kurikulum dan RPP dengan berbagai pedoman.  Kepala  sekolah  juga  melakukan pengawasan    terhadap    guru    dalam    melakukan kelas pembentukan karakter. Secara khusus, keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tidak lepas dari peran guru.

Pencapaian tujuan pengembangan karakter dalam pembelajaran IPS dapat didukung dengan menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah inkuiri, role play dan mindmapping. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui IPS dapat dilaksanakan dengan memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam pengembangan karakter  sebagai  bidang  studi  yang bertujuan  agar peserta didik bertanggung jawab atas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegaranya. Pendidikan karakter digunakan di sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didik di sekolah. Pendidikan karakter dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pendidikan karakter dilakukan dalam pembelajaran IPS, mulai dari persiapan guru dalam pembelajaran hingga kehadiran tepat waktu, jabat tangan, dll. Faktor-Faktor yang mendukung pelaksanaan Pendidikan karakter dalam pendidikan IPS meliputi peraturan yang dipasang di sekolah, kelas, budaya sekolah, kepala sekolah dan guru. Tetapi faktor penghambat meliputi sarana dan prasarana, dana dan pembiayaan, program, serta buku penunjang tentang pendidikan karakter.

Muatan materi pendidikan karakter seperti nasionalisme, rela berkorban, pantang menyerah, demokrasi, dan cinta tanah air yang terdapat dalam materi pembelajaran IPS sejarah yang diuraikan pada uraian pokok materi. Kegiatan pembelajaran IPS sejarah yang memuat pendidikan karakter dilakukan  dengan  menyisipkan  nilai  karakter dalam  kegiatan  pembelajaran misalnya pada saat diskusi guru menanamkan sikap kerjasama dan tanggung jawab. Penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS sejarah yang memuat pendidikan karakter mengarah pada kognitif. Kemudian penanaman  karakter dimulai ketika guru menyusun perangkat, kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran guru menanamkan kedisiplinan serta dalam proses penilaian guru melaksanakan dengan semaksimal mungkin. Upaya yang dapat dilakukan  dengan  memberikan  contoh yang baik terhadap peserta didik dengan harapan peserta didik ikut tertarik dan mengikuti apa yang dilakukan oleh guru. Kendala dalam  penerapan pendidikan karakter  yaitu  latar belakang  peserta didik  yang  berasal  dari  lingkungan yang berbeda-beda sehingga sulit membentuk karakter kedisiplinan pada peserta didik, kurangnya teladan guru, perawatan sarana prasarana yang kurang maksimal, dan kurangnya perhatian orang tua murid.

IPS membangun dan memperkenalkan peserta didik bagaimana cara menghadapi kehidupan sosial dalam suatu masyarakat. Salah satunya adalah menawarkan pembelajaran seputar tema mobilitas sosial. Memahami materi mobilitas sosial ini membantu peserta didik memahami bahwa mereka harus dapat mengalami mobilitas atau peningkatan diri yang maksimal baik sebagai peserta didik maupun sebagai komunitas. Pendidikan karakter adalah hal paling dasar yang diajarkan. Pengalaman mobilitas sosial melalui pengembangan karakter tentunya akan meningkatkan kualitas manusia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *