Oleh : Ni Made Dwi Sri Sundari, Universitas Pendidikan Ganesha
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak atau individu yang dimana yang memiliki karakter fisik atau mental yang berbeda atau khusus dari anak pada umumnya sehingga anak yang tergolong sebabagi ABK ini memerlukan perhatian khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus tentunya memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial. Oleh karena itu, mereka sering berada di lingkungan pendidikan inklusif yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar bersama teman-teman yang lain. Untuk itu, dibutuhkan penyesuaian dari segi kurikulum, metode pengajaran, dan fasilitas pendidikan yang dapat mendukung kebutuhan mereka. Anak berkebutuhan khusus digolongkan menjadi beberapa jenis ataupun kategori berdasarkan karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik-karakteristik tersebut antara lain yaitu gejala yang muncul dan dikenali sebagai gejala/ symptom dari setiap anak berkebutuhan khusus melalui cara-cara tertentu. Tentunya menanggani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) harus memiliki pendekatan yang inklusif. Anak dengan gangguan pengelihatan (Tunanetra), anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu), anak dengan gangguan fungsi tubuhnya (tunadaksa), anak dengan gangguan kognitif yang dibawah rata rata (tunagrahita). Walaupun anak berkebutuhan khusus memiliki kekurangan, tetapi kekurangan tersebut tidak membuat mereka untuk menyerah untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Kita nantinya sebagai calon pendidik harus mampu memahami segala kondisi dan juga memahami pendidikan, materi, kurikulum, metode pengajaran yang cocok untuk anak berkebutuhan khusus.
Guru adalah seseorang pendidik yang memiliki tugas untuk mendidik, mengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan kepada muridnya. Guru tentunya memiliki peran yang penting dalam melahirkan generasi yang cerdas dan cakap. Guru juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik muridnya agar mampu melaksanakan tugas terhadap diri, keluarga, masyarakat, dan negara. Guru adalah fondasi dalam dunia pendidikan, karena mereka tidak hanya mempersiapkan siswa untuk mencapai prestasi akademik, tetapi juga untuk menjadi individu yang tangguh, berempati, dan siap menghadapi tantangan hidup. Peran guru yang kompleks ini membuat mereka menjadi sosok yang sangat penting dan berharga dalam membentuk generasi masa depan. Selain itu Guru juga harus mampu memahami masing-masing karakteristik muridnya. Yang kita ketahui murid memiliki karakteristik yang berbeda beda setiap orangnya, dimana mungkin ada murid yang susah menangkap materi yang diberikan, ada murid yang susah untuk dikontrol saat pembelajaran, ada murid yang cepat dan tanggap untuk menerima materi yang diberikan, maka dari itu guru harus bisa memilih metode pembelajaran yang cocok untuk menyesuaikan karakteristik setiap muridnya.
Pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah hal yang sangat esensial bagi setiap calon guru. Di tengah berkembangnya konsep pendidikan inklusif, guru diharapkan mampu untuk menjadi sosok yang tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi bisa menjadi pendidik dan pembimbing sekaligus yang mampu memahami berbagai keragaman kebutuhan belajar. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus tidak hanya tentang materi atau pengetahuan dasar mengenai kebutuhan khusus, tetapi lebih jauh lagi landasan yang bisa membangun karakter empati, kesabaran, dan keterampilan adaptif yang sangat penting dalam menghadapi realitas di lapangan. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak hanya tentang mempelajari metode pengajaran atau strategi khusus, tetapi tentang membentuk pola pikir yang mampu melihat potensi unik dari setiap individu. Pendidikan inklusif, calon guru yang tidak memiliki pemahaman tentang ABK dapat menjadi penghambat perkembangan anak tersebut, bahkan secara tidak sadar bisa berkontribusi pada marginalisasi mereka. Memahami ABK berarti calon guru atau pendidik tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga mampu membangun ikatan emosional dan lingkungan yang mendorong anak-anak ini untuk merasa diterima dan dihargai. Anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dalam mengakses pendidikan dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial. pendidikan inklusif yang memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar bersama teman-teman yang lain. Untuk itu, dibutuhkan penyesuaian dari segi kurikulum, metode pengajaran, dan fasilitas pendidikan yang dapat mendukung kebutuhan mereka. Di dalam lingkungan inklusif, anak-anak berkebutuhan khusus tidak hanya memperoleh pendidikan yang lebih baik, tetapi juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan diterima dalam masyarakat. Ini memberi mereka pengalaman belajar sosial yang sangat berharga, sekaligus mendorong lingkungan untuk lebih berempati dan menghargai keberagaman, maka dari itu pendidikan inklusif ini perlu diberikan kepada guru atau pendidik agar kedepannya mampu memahami Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Guru yang mampu memahami pendidikan anak berkebutuhan khusus nantinya akan membimbing dan mendidik anak anak dengan kebutuhan khusus ke pendidikan yang setara dengan anak lainnya. Maka dari itu guru diharuskan untuk mampu memahami pendidikan anak berkebutuhan khusus, bisa memahami bagaimana metode pembelajaran yang harus digunakan, strategi apa yang harus digunakan pada saat pembelajaran, dan juga bisa mengenali karakteristik dari masing-masing anak didiknya.
Refrensi :
Anggraeni Dini, d. (2021). Strategi Penanganan Hambatan Perilaku Dan Emosi Pada Anak Hiperaktif dan Tunalaras . Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal, 49-55.
Anak Berkebutuhan Khusus. (n.d.). In M. Nunung Nuryanti, Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus (pp. 1-4). Unisa Press.
Benita. (2016, Desember 8). Jenis-jenis anak berkebutuhan khusus, ciri-ciri, dan terapinya. Retrieved from Linked in: https://id.linkedin.com/pulse/jenis-jenis-anak-berkebutuhan-khusus-ciri-ciri-dan-benita
Indonesia, M. M. (2023, Mei 27). Guru Pembimbing Khusus Sekolah Inklusi bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Retrieved from mahasiswaindonesia.id: https://mahasiswaindonesia.id/guru-pembimbing-khusus-sekolah-inklusi-bagi-anak-berkebutuhan-khusus/