Oleh: I Wayan Gede Darsana, Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha
Generasi milenial, yang merupakan kelompok usia antara 20 hingga 40 tahun saat ini, sedang menghadapi berbagai tantangan dalam memperkuat dan membangun identitas nasional mereka. Sebagai generasi yang tumbuh dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, milenial dihadapkan pada perubahan sosial, budaya, dan nilai-nilai yang kompleks. Namun, dalam menghadapi tantangan ini, generasi milenial juga memiliki peluang besar untuk menyumbangkan peran penting mereka dalam memperkuat dan membangun identitas nasional.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh generasi milenial adalah dampak globalisasi dan arus informasi yang begitu cepat. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, generasi milenial sering kali terpapar dengan budaya, nilai-nilai, dan pola pikir dari negara-negara lain. Terlebih lagi, perkembangan teknologi dan media sosial telah memungkinkan mereka untuk terlibat dalam interaksi global yang intens. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi mereka tentang identitas nasional, dengan potensi mengaburkan batasan budaya dan menghasilkan identitas yang ambigu.
Namun, di tengah tantangan tersebut, generasi milenial juga memiliki peluang besar untuk memperkuat dan membangun identitas nasional. Salah satu peluang itu adalah akses yang luas terhadap pengetahuan dan informasi. Melalui teknologi dan internet, generasi milenial dapat dengan mudah mengakses sumber daya dan pengetahuan tentang sejarah, budaya, dan kearifan lokal Indonesia. Dengan memanfaatkan peluang ini, generasi milenial dapat mempelajari dan menghargai warisan budaya Indonesia, serta membangun rasa bangga terhadap identitas nasional mereka.
Selain itu, generasi milenial juga memiliki kekuatan dalam menghadirkan perubahan sosial yang positif. Melalui kegiatan sosial, gerakan advokasi, dan partisipasi dalam kegiatan kebangsaan, mereka dapat membentuk identitas nasional yang inklusif, beragam, dan berwawasan global. Generasi milenial dapat menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan perspektif yang inovatif, menciptakan ruang bagi dialog dan pemahaman antarbudaya, serta memperkaya identitas nasional dengan ide-ide segar yang merefleksikan zaman mereka.
Namun, untuk mengoptimalkan potensi ini, generasi milenial juga perlu mendapatkan dukungan dan arahan yang tepat dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pemerintah perlu memberikan kebijakan dan program yang mendukung pemahaman dan pengembangan identitas nasional, serta melibatkan generasi milenial dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan nasional. Lembaga pendidikan juga memiliki peran penting dalam memperkuat identitas nasional dengan menyertakan mata pelajaran yang menekankan nilai-nilai budaya dan sejarah Indonesia, serta mempromosikan kesadaran akan keberagaman bangsa.
Tidak kalah pentingnya, masyarakat juga dapat berperan dengan memberikan apresiasi terhadap generasi milenial yang berupaya memperkuat identitas nasional. Dukungan dan pengakuan atas kontribusi mereka dalam membangun kesadaran akan identitas nasional dapat memotivasi generasi milenial untuk terus berperan aktif dan mengambil inisiatif dalam memperkuat rasa kebangsaan.
Dalam era yang kompleks ini, generasi milenial memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperkuat dan membangun identitas nasional. Dengan menghadapi tantangan globalisasi dan arus informasi yang kuat, mereka dapat mengambil peluang yang ada dan menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan perspektif modern yang inklusif. Melalui kesadaran, pengetahuan, dan partisipasi aktif, generasi milenial dapat membawa perubahan positif dan memberikan kontribusi yang berarti dalam memperkuat identitas nasional Indonesia.