Oleh : I Made Buda Wirawan, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Dalam era globalisasi yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih, kearifan lokal di Indonesia menghadapi tantangan yang serius. Generasi muda bangsa, yang merupakan pewaris budaya dan adat istiadat dari nenek moyang, rentan kehilangan nilai-nilai tersebut karena pengaruh negatif dari perkembangan teknologi
Perbedaan antara generasi milenial dengan generasi sebelumnya adalah mereka berkembang dan tumbuh di era percepatan perkembangan teknologi. Suka tidak suka, pengaruh teknologi jelas mempengaruhi pembentukan karakter, sikap dan gaya hidup generasi ini. Kehidupan mereka tidak lepas dari penggunaan teknologi dalam kehidupan mereka.
Di era modern, dimana hubungan antar wilayah di dunia sudah sepenuhnya real-time dan tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Generasi ini selalu diperbarui secara alami dan sebagian besar adalah orang yang cuek dengan kehidupan sosial. Generasi milenial merasa banyak kebutuhan yang sudah terpenuhi oleh gawai yang mereka miliki. Dari pengetahuan hingga gaya hidup hingga kehidupan sehari-hari. Komunikasi verbal tampaknya menjadi pilihan ketika komunikasi media sosial dianggap sebagai solusi. Oleh karena itu, penting bagi pendidikan untuk terus mengajarkan dan memperkuat nilai-nilai karakter bangsa yang terkandung dalam kearifan lokal.
Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kearifan setempat yang bijaksana dan bernilai, yang menjadi pedoman bagi masyarakat [1]. Dalam konteks pembelajaran IPS, kearifan lokal memiliki peran penting dalam mengembangkan pemahaman siswa tentang lingkungan [2]. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa guru IPS belum sepenuhnya mengoptimalkan pemanfaatan situasi sebagai sumber dan media pembelajaran [2]. Oleh karena itu, perlu adanya upaya revitalisasi dan pengembangan kearifan lokal dalam pendidikan agar siswa dapat bersaing di era modern dan menjaga warisan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur.
Sebagai sosok yang berperan sentral dalam pembentukan karakter bangsa. Guru perlu menyadari dinamika ini. Tantangan guru masa kini adalah kualitas dan kreatifitas dalam dinamika generasi milenial media sosial. Alasan mengapa kreativitas harus menjadi modal guru untuk menjawab tantangan tersebut adalah karena generasi ini tidak menyukai hal-hal yang kuno atau ketinggalan zaman. Tentunya guru harus berperan sebagai fasilitator, menciptakan program sekolah dan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Aspek selanjutnya adalah kualitas. Kualitas adalah suatu keharusan, karena di era milenium ini sangat mudah bagi siswa untuk mengecek pernyataan guru hanya dengan Google.
Tantangan bagi guru di era milenial sangat besar dibandingkan dengan guru di era sebelumnya. Selain menguasai aspek materi akademik yang akan diajarkan. Guru harus memahami teknologi dan selalu menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Guru perlu menjadi panutan bagi siswa milenial agar siswa dapat memahami batasan teknologi dan menghindari penyalahgunaan teknologi.
Tantangan bagi guru tidak hanya sampai disitu, generasi milenial bukanlah generasi yang dipaksakan. Misalnya, melarang siswa membawa ponsel. Guru hari ini harus lebih terbuka terhadap ide-ide baru. Guru harus mengajar siswanya sesuai dengan waktunya. Tentunya selama tidak bertentangan dengan standar yang ada, kehadiran teknologi seharusnya tidak menjadi masalah.
Pendekatan persuasif harus lebih diutamakan daripada penerapan kebijakan otoriter atau preskriptif. Guru dapat memberikan pemahaman kepada siswa melalui pedoman konkret untuk menggunakan teknologi untuk belajar. Misalnya belajar online melalui media sosial dll. Siswa benar-benar diajari bahwa menggunakan teknologi dengan cara yang benar memiliki efek positif.
Secara umum, guru harus memahami perubahan sosial saat ini. Jangan berhenti belajar hal- hal baru, karena tugas kita bersama adalah menyiapkan generasi penerus. Tantangan global saat ini juga berbeda dengan tantangan global di masa lalu. Ini soal kemauan dan perasaan untuk peduli terhadap masa depan bangsa. Apapun langkah dan cara yang ditempuh sekolah, tujuannya adalah untuk membentuk karakter dan menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas di Indonesia. Masa depan Indonesia terletak pada ruang kelas yang kami ajar.