MENCIPTAKAN EKOSISTEM BELAJAR: KOLABORASI SEBAGAI SALAH SATU KUNCI SUKSES PEMBELAJARAN IPAS DI SD

OLEH: NI KADEK SUMARTINI, PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR, UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Semenjak kurikulum merdeka ditetapkan menjadi kurikulum nasional, terdapat banyak sekali perubahan mekanisme pembelajaran di semua jenjang pendidikan termasuk ke dalam jenjang pendidikan sekolah dasar. Salah satu perubahan di sekolah dasar terletak di subjek mata pelajarannya, dimana terdapat gabungan antara mata pelajaran IPS dan IPA menjadi mata pelajaran IPAS. Tujuan utama yang diharapkan dari pembelajaran IPAS di SD  bukan hanya terletak pada banyaknya isi materi yang di terima siswa, akan tetapi peserta didik mampu memanfaatkan pengetahuan yang diperolehnya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial menjadi dasar penting dalam membentuk pengetahuan serta pemahaman siswa di sekolah dasar terkait dengan dunia sekitar mereka. Sebagai mata pelajaran yang menggabungkan konsep-konsep alam dan sosial sehingga dalam pembelajarannya IPAS menuntut penggunaan pendekatan yang holistik serta integratif. Kolaborasi menjadi salah satu strategi yang efektif untuk tercapainya tujuan pembelajaran IPAS di SD.

Melalui ekosistem belajar yang kolaboratif dapat memungkinkan siswa, guru, orangtua, serta pihak-pihak terkait lainnya dapat bekerja sama untuk mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung. Dalam pembelajaran IPAS, kolaborasi tidak hanya terjadi di dalam kelas saja antar guru dan siswa, namun juga melibatkan berbagai elemen di luar kelas seperti orang tua, komunitas, maupun lingkungan sekitarnya. Dengan adanya kolaborasi yang kuat, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna serta relevan.

Guru memiliki peran sentral untuk menciptakan ekosistem belajar yang kolaboratif. Kerja sama yang baik antar guru dalam mengembangkan kurikulum, berbagi metode dalam mengajar, serta melaksanakan evaluasi bersama dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Kemudian kolaborasi dengan orang tua juga berperan penting dari ekosistem belajar. Keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan motivasi serta prestasi siswa, pihak sekolah dapat melaksanakan program edukasi bagi orang tua untuk memperkenalkan mereka pada konsep-konsep dasar IPAS, serta memberikan panduang terkait bagaimana mendukung proses belajar anak di rumah. Orang tua dapat mengajak anak mengimplementasikan teori yang telah di dapat dalam kelas, misalnya orang tua mengajak anak untuk memelihara tumbuhan maupun mengamati siklus tumbuhan yang ada dirumah dengan memberikan tanggungjawab dalam menyiram tanaman tersebut serta hal lainnya yang berkaitan dengan konsep IPAS.

Selanjutnya kita dapat melakukan kolaborasi dengan komunitas dan lingkungan, dengan melakukan kolaborasi tersebut materi yang diajarkan dalam IPAS menjadi lebih relevan serta aplikatif. Pihak sekolah dapat bekerja sama dengan berbagai institusi misalnya seperti kebun binatang, pusat penelitian, museum, serta organisasi lingkungan yang berguna untuk memberikan pengalaman belajar yang nyata, kaya, dan beragam. Contohnya melaksanakan kegiatan kunjungan ke taman nasional, melalui kegiatan akan memberikan pemahaman langsung terhadap terhadap siswa terkait ekosistem dan fenomena alam yang telah diajarkan dikelas.

Dalam proses pengajaran di dalam kelas, dengan strategi kolaboratif ini guru dapat menerapkan beberapa model atau metode untuk menciptakan ekosistem pengajaran yang efektif. Pertama guru dapat menggunakan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dimana pendekatan ini melibatkan siswa dalam proyek nyata yang membutuhkan pemecahan masalah, penilitian, serta kolaborasi. Dengan pembelajaran ini siswa dapat bekerja sama dalam bentuk kelompok untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan memaparkan hasilnya. Misalnya siswa dapat mengerjakan tugas proyek tentang dampak polusi udara terhadap lingkungan mereka. Dengan bimbingan guru, siswa diajak melihat langsung fenomena tersebut dilingkungan mereka dengan begitu siswa dapat mengidentifikasi dampak sosial serta dampak terhadap lingkungannya seperti apa. Dengan begitu siswa menjadi lebih cepat mengerti serta pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu seorang guru dapat menerapkan pembelajaran demostrasi dan bermain peran, dimana diawal pembelajaran guru dapat menggunakan metode ceramah dalam mengenalkan kisah sejarah. Kemudian guru dapat mengajak siswa ikut bermain peran dengan memerankan berbagai tokoh yang ada dalam sejarah yang telah diceritakan, melalui pembelajaran ini akan membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berbicara, melatih imajinasi, belajar berkonsentrasi, serta dapat mengasah keterampilan sosialnya.

Pembelajaran yang kolaboratif juga dapat diciptakan oleh sesama siswa dengan menggunakan metode tutor sebaya, dimana tutor sebaya berarti siswa mengajar siswa lainnya dengan berperan sebagai pengajar (tutor). Siswa yang berperan sebagai pengajar tentu siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang lebih tinggi dibandingkan siswa lainnya. Hal ini juga membantu siswa yang sebagai tutor memperdalam atau memperkuat apa yang telah dipelajarinya melalui tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ketika belajar dengan tutor sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami materi dengan lebih baik. Penjelasan yang diberikan oleh tutor sebaya cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan guru. Hal ini karena peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dari orang dewasa dan menggunakan bahasa yang lebih akrab bagi mereka. Penggunaan Teknologi dan sumber daya digital sangat diperlukan sebagai sarana mendukung strategi kolaboratif dalam pembelajaran IPAS. Platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan sumber daya digital lainnya dapat digunakan dalam memperkaya pengalaman belajar siswa. Guru dapat menggunakan video interaktif, simulasi, dan game edukasi untuk menjelaskan konsep-konsep IPAS dengan cara yang menarik serta interaktif. Tidak hanya itu, teknologi juga memungkinkan kolaborasi jarak jauh dengan para ahli dan institusi lain melalui video konferensi atau proyek kolaboratif online.

Dapat disimpulkan kolaborasi menjadi strategi yang baik dalam melaksanakan pembelajaran IPAS di SD. Dengan adanya ekosistem belajar yang kolaboratif, peserta didik tidak hanya memperoleh pengetahuan yang mendalam, namun juga dapat mengasah keterampilan sosial dan komunikasi yang penting untuk kehidupan mereka di masa depan. Melalui pembelajaran berbasis proyek, bermain peran, totur sebaya dan dengan penggunaan teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar siswa dan membuat pembelajaran IPAS menjadi lebih bermakna dan relevan. Agar mencapai keberhasilan dalam pembelajaran IPAS, semua pihak baik sekolah, guru, orang tua, komunitas, dan lingkungan sekitar perlu menjalin kerja sama yang baik dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Dengan komitmen dan kerjasama yang kuat, kita dapat membangun generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun juga memiliki kepedulian serta keterampilan dalam mengadapi tantangan dunia yang terus berubah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *