Oleh : Ayu Sintha Dewi, Anak Agung Ayu Linda Anjani, Semester 1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Keberagaman budaya Indonesia yang tercermin dalam Kurikulum Merdeka SD bukan hanya sekadar kenyataan historis, melainkan sebuah aset berharga yang memberikan landasan kokoh bagi pemahaman identitas nasional. Dalam mengembangkan pandangan ini, esensi dari sejarah lokal tidak hanya terbatas pada kekayaan budaya yang terwujud dalam tradisi, adat istiadat, dan peristiwa bersejarah di berbagai daerah. Lebih jauh, sejarah lokal menjadi fondasi integral yang membentuk sikap inklusif, menumbuhkan rasa memiliki, dan menghargai perbedaan. Integrasi sejarah lokal dalam Kurikulum Merdeka SD menandai langkah maju menuju pendidikan yang tidak hanya memberikan pengetahuan faktual, tetapi juga menciptakan ruang refleksi bagi siswa untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai sosial, moral, dan etika yang terkandung dalam sejarah mereka.
Kurikulum Merdeka SD, dengan menjadikan sejarah lokal sebagai elemen kunci, menjelma menjadi pilar kontributif yang signifikan dalam pembentukan karakter siswa. Pembelajaran sejarah lokal tidak sekadar menuntut siswa untuk menghafal tanggal-tanggal penting, tetapi juga mendorong mereka untuk merenungkan dan memahami makna mendalam di balik peristiwa-peristiwa tersebut. Melalui inisiatif ini, siswa diarahkan untuk memahami bahwa sejarah bukanlah sekadar catatan masa lalu, melainkan sebuah cermin nilai-nilai yang membentuk jati diri bangsa. Semangat kebangsaan yang diusung oleh Kurikulum Merdeka SD merayakan keanekaragaman sebagai kekuatan pendorong pemersatu, menghindarkan konsep keberagaman sebagai pemisah. Dengan demikian, pendekatan ini memberikan landasan bagi generasi muda Indonesia untuk tumbuh sebagai individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki rasa kritis, inklusif, dan bertanggung jawab terhadap keberagaman budaya yang membangun bangsa ini.
Keberagaman budaya Indonesia, yang merupakan kekayaan tak ternilai, tidak hanya merupakan warisan historis yang patut dihargai, tetapi juga sebuah katalisator untuk pemahaman mendalam tentang identitas nasional. Sejarah lokal, sebagai cermin dari keberagaman ini, menjadi bukti konkret yang menyoroti perjalanan panjang dan multifaset dari berbagai komunitas di seluruh nusantara. Dengan memasukkan sejarah lokal ke dalam jantung Kurikulum Merdeka SD, kita tidak sekadar memberikan pengakuan yang setimpal terhadap tradisi, adat istiadat, dan peristiwa bersejarah di setiap daerah. Lebih dari itu, integrasi ini sekaligus menjadi langkah konkret dalam mendukung upaya pelestarian warisan budaya yang mungkin terabaikan.
Pentingnya mengenali dan menghargai keberagaman budaya Indonesia melalui sejarah lokal terletak pada pemahaman bahwa setiap elemen kebudayaan memiliki kontribusi uniknya sendiri terhadap warna-warni panorama budaya bangsa. Integrasi sejarah lokal dalam kurikulum sekolah dasar membawa dampak positif ganda: pertama, sebagai bentuk apresiasi terhadap keragaman tradisi serta kebudayaan, dan kedua, sebagai dorongan bagi usaha pelestarian warisan budaya yang mungkin terpinggirkan dalam dinamika modernisasi. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka SD bukan hanya menjadi alat untuk mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai wahana untuk menghidupkan kembali, merayakan, dan merawat akar budaya yang membentuk identitas Indonesia secara holistik. Dengan demikian, integrasi sejarah lokal di tingkat pendidikan dasar tidak hanya memberikan landasan yang kuat bagi apresiasi terhadap kekayaan budaya, tetapi juga membangun fondasi yang berkelanjutan untuk pelestarian warisan budaya yang akan dinikmati oleh generasi-generasi mendatang.
Penting untuk diakui bahwa pembelajaran sejarah lokal memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman konsep kewarganegaraan. Dengan memahami akar budaya dan sejarah daerahnya, siswa dapat merasakan keterhubungan yang lebih dalam dengan lingkungan sekitarnya. Ini menciptakan rasa tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya, yang pada akhirnya, mengembangkan rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia secara keseluruhan. Inisiatif Kurikulum Merdeka SD tidak hanya berfokus pada penyampaian fakta sejarah; tetapi juga membentuk karakter siswa dan sikap positif terhadap identitas nasional.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah di daerah setempat bukan hanya metode pembelajaran, tetapi juga langkah menuju pengalaman langsung yang dapat menciptakan kesan mendalam pada siswa. Dengan melibatkan panca indera, siswa tidak hanya mendengarkan narasi sejarah, tetapi juga melihat, merasakan, dan mengaitkan fakta-fakta dengan lingkungan fisik mereka. Pendekatan ini tidak hanya menstimulasi rasa keingintahuan, tetapi juga membangkitkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Pembelajaran melalui cerita rakyat atau legenda yang terkait dengan daerah setempat juga menjadi salah satu cara menarik untuk menyajikan sejarah lokal dalam Kurikulum Merdeka SD. Lebih dari sekadar narasi, cerita-cerita ini mengandung nilai-nilai budaya dan moral yang mencerminkan karakter masyarakat setempat. Memahami cerita-cerita ini membuka pintu pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai yang dipegang oleh komunitas tersebut.Selain itu, memberikan penekanan pada tokoh-tokoh penting dari daerah setempat juga langkah strategis dalam membangun koneksi emosional siswa terhadap sejarah lokal. Kesadaran siswa terhadap peran yang dimainkan oleh tokoh-tokoh dari daerah mereka dalam membentuk identitas nasional dapat memicu rasa memiliki dan motivasi tambahan untuk berkontribusi dalam melestarikan sejarah lokal.
Meskipun demikian, menghidupkan sejarah lokal dalam Kurikulum Merdeka SD memerlukan kerjasama erat antara berbagai pihak. Peran sentral pemerintah daerah dalam memberikan dukungan material dan fasilitas adalah kunci utama. Inisiatif ini dapat ditingkatkan melalui insentif kepada sekolah, mendorong mereka untuk mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran sejarah lokal dengan baik.Sekolah, sebagai pelaksana langsung kurikulum, memiliki tanggung jawab besar dalam integrasi pembelajaran sejarah lokal. Pengembangan modul atau materi ajar yang relevan dengan sejarah lokal, bersama dengan penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler yang memperkuat pemahaman siswa, dapat memberikan dimensi lebih dalam pada proses pembelajaran.
Peran masyarakat setempat juga sebagai pemangku kepentingan juga tidak bisa diabaikan. Dengan terlibat aktif dalam memperkenalkan sejarah lokal kepada siswa, mereka memberikan konteks dan pengalaman berharga. Kegiatan budaya, festival, atau pameran sejarah lokal menjadi langkah efektif untuk melibatkan masyarakat dalam proses pembelajaran.Namun, menghidupkan sejarah lokal dalam Kurikulum Merdeka SD juga harus diimbangi dengan pendekatan pembelajaran yang menarik. Pembelajaran yang dianggap membosankan dapat merugikan efektivitas dan antusiasme siswa. Oleh karena itu, kreativitas dalam penyajian materi, penggunaan teknologi, dan pengembangan metode pembelajaran interaktif menjadi kunci sukses.
Sebagai kesimpulan, integrasi sejarah lokal dalam Kurikulum Merdeka SD bukan sekadar upaya memahami warisan budaya, tetapi juga menjadi kunci membentuk identitas nasional dan karakter siswa. Dukungan yang komprehensif dari pemerintah daerah, sekolah, dan masyarakat setempat adalah elemen krusial untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan inisiatif ini. Dengan pendekatan yang kreatif, interaktif, dan melibatkan, kita dapat meyakinkan bahwa generasi muda tidak hanya memahami sejarah lokal mereka, tetapi juga terinspirasi untuk menjadi penjaga kekayaan budaya yang telah diwariskan kepada mereka. Inilah pondasi yang kuat untuk membimbing bangsa ini ke masa depan yang lebih kokoh, berakar pada pemahaman yang mendalam tentang asal-usul dan nilai-nilai yang membentuknya.
Sebagai penutup, perlu ditekankan bahwa integrasi sejarah lokal bukan hanya tentang mengenang masa lalu, melainkan juga membangun pondasi bagi pemahaman yang mendalam tentang identitas nasional dan keragaman budaya. Melalui pendekatan yang holistik, inovatif, dan inklusif, kita dapat memastikan bahwa generasi muda bukan hanya menjadi penjaga sejarah lokal mereka, tetapi juga pionir dalam mewujudkan visi bangsa yang tangguh, berakar pada kekayaan sejarah dan nilai-nilai yang memperkuatnya. Dengan kerjasama erat antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, kita membentuk fondasi pendidikan yang mengilhami, memberdayakan, dan membimbing generasi mendatang menuju masa depan yang lebih berwarna dan berdaya saing.