Oleh : Ni Komang Sumiantari, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Blended learning merupakan gabungan dari kata campuran (integration) dan learning (pembelajaran). Dengan kata lain, blended learning dapat diartikan sebagai blended learning yang merupakan perpaduan pembelajaran tatap muka di kelas dan pembelajaran online dengan menggunakan aplikasi komputer yang terkoneksi internet. Blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran tatap muka dan berbantuan komputer (daring). Blended learning merespon keadaan saat ini dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat. Dengan bantuan internet, siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Pemanfaatan internet sebagai sumber belajar memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri, namun harus dibarengi dengan metode tatap muka agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menggunakan bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan tujuan pembelajaran. Beberapa ahli mendefinisikan blended learning dengan usulan yang berbeda-beda tetapi dengan konsep yang sama atau hampir sama.
Blended learning adalah strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar mandiri pada waktu, tempat, urutan, dan kecepatan yang sesuai dengan dirinya. Selanjutnya menurut Thorne, blended learning merupakan kombinasi dari lingkungan belajar yang berbeda seperti: Multimedia, CD-ROM, pesan suara, email, animasi, teks online, streaming video digabungkan dengan format ruang kelas tradisional. Blended learning merupakan solusi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya belajar siswa. Blended learning adalah pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, menurut Moebs & Weibelzahl, blended learning adalah suatu pendekatan dimana pembelajaran tatap muka diintegrasikan ke dalam kerangka pedagogik dengan kegiatan pengajaran yang menggunakan lingkungan komputer. Kemudian, menurut Mc Donald, blended learning berlangsung dengan memasukkan media online ke dalam pembelajaran, namun tetap mempertahankan pendekatan personal dan konvensional untuk mendukung aktivitas siswa.
Sampai saat ini penerapan blended learning untuk sekolah dasar di luar negeri seperti: (USA, Taiwan, China, Australia, Hong Kong dan Yunani) terutama dilakukan untuk meningkatkan keterampilan membaca anak-anak, menunjukkan bahwa blended learning dapat diterapkan di kelas yang lebih rendah. Siswa yang berpartisipasi dalam program blended learning mencapai hasil yang sangat baik dalam tes membaca. Selain itu, metode pembelajaran ini dapat memperluas manfaat teknologi dalam pembelajaran dan penggunaan waktu belajar lebih efisien dibandingkan pengajaran tatap muka. Berdasarkan definisi blended learning di atas, blended learning dimungkinkan pada jenjang pendidikan dasar. Ada beberapa alasan untuk kemungkinan ini. Melihat dulu karakteristik siswa SD tahun 2020, mereka adalah generasi alfa. Menurut McCrindle, mereka disebut Generasi Alpha (tahun kelahiran mereka dimulai dengan 2010), yaitu. anak-anak yang lahir pada generasi milenial (atau Generasi Y). Generasi Alpha disebut juga sebagai generasi abad 21, yang karakteristiknya sangat teknis dan jauh lebih berpendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kesempatan dan menyukai penggunaan teknologi dalam pembelajaran Kedua, pembelajaran sekolah dasar dengan penilaian komprehensif, yang menuntut guru tidak hanya mengukur hasil belajar secara pengetahuan, tetapi juga meningkatkan keterampilan dan sikap siswa.
Ketika pembelajaran di kelas kompleks dan guru harus fokus untuk meningkatkan sikap dan pengetahuannya, pembelajaran menjadi lebih lama, padahal guru kesulitan mengalokasikan waktu di antara materi pembelajaran yang mereka kerjakan setiap hari. Blended learning merupakan perpaduan antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring, yang memungkinkan guru, dalam waktu terbatas, memisahkan capaian yang hanya dapat dicapai dalam kelas tatap muka, dari hal-hal pembelajaran siswa yang dapat dilakukan. on line Ketiga, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di sekolah dasar sangat dimungkinkan karena dengan blended learning dalam pertemuan online, materi dapat dibaca hampir di semua perangkat yang dimiliki siswa. Blended learning di sekolah dasar harus melibatkan orang tua, karena penggunaan teknologi oleh anak usia sekolah dasar harus diawasi oleh orang dewasa di rumah dan batasan yang jelas harus ditetapkan. Alat media yang digunakan dalam blended learning iyalah seperti media whatsapp dengan kecanggihan internet menghadirkan sebuah media sosial yang digunakan untuk kemudahan berkomunikasi jarak jauh antar penggunanya.