Oleh : Luh Putu Kartika Mahadewi Natha, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Teknik analisis mimpi dalam psikoanalisis sangat penting karena terdapat akses pada alam bawah sadar yang dianggap oleh pikiran sadar sebagai sebuah informasi yang tidak dapat diakses secara langsung. Dalam analisis mimpi, konselor dapat membantu konseli untuk dapat mengungkapkan tekanan perasaan ataupun pemikiran. Teknik ini dapat mencerminkan mengenai konflik yang dialami oleh sesorang seperti bermimpi dikejar hantu, hal tersebut dapat membuat kecemasan dalam hidupnya.
Sigmund Freud yakni bapak psikoanalisis mengungkapkan bahwa analisis mimpi merupakan sebuah wujud dari keinginan yang terpendam pada individu. Analisis mimpi menurut teori ini dapat membantu mengungkap keinginan atau dorongan yang mungkin ditekan dalam kehidupan sadar karena dianggap tidak pantas atau menakutkan. Dengan demikian, konseli dapat menemukan dan mengelola keinginan ini dengan cara yang lebih sehat. Banyak konseli merasa lebih mudah untuk berbicara tentang mimpi mereka daripada langsung membahas masalah atau perasaan yang sulit. Ini adalah cara yang efektif untuk konselor dan konseli untuk berkomunikasi. Ini dapat membangun kepercayaan dan hubungan terapeutik yang lebih kuat, yang sangat penting untuk hasil terapi yang baik.
Kaum remaja dapat dikatakan sebagai generasi z yang umumnya mencakup orang-orang yang lahir tahun 2000-an. Pada teknik analsis mimpi terdapat penerapan yakni dengan metode yang lebih santai, konselor menghindari istilah teknis yang rumit dan menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami remaja, untuk mengurangi kesan intimidasi konselor mungkin berpakaian lebih kasual. Sesi dilakukan di tempat yang nyaman, seperti kursi bean bag atau sofa, dan bukan di meja formal. Sesi yang lebih singkat dibagi menjadi 20-30 menit dengan jeda, sesi termasuk berbagai aktivitas, seperti diskusi tentang mimpi yang diselingi dengan permainan atau latihan relaksasi singkat, untuk membantu remaja tetap fokus dan mengetahui berapa lama sesi akan berlangsung, gunakan timer visual. Remaja disarankan untuk menggunakan aplikasi jurnal mimpi yang tersedia di ponsel mereka untuk mencatat mimpi mereka setiap pagi. Dengan aturan privasi yang ketat, grup chat terpantau dibuat untuk diskusi mimpi di luar sesi. Penggunaan video atau animasi singkat untuk memberikan penjelasan tentang konsep dasar analisis mimpi. Tujuan implementasi ini adalah untuk membuat proses analisis mimpi menjadi pengalaman yang bermakna, menarik, dan bermanfaat bagi perkembangan emosional dan kognitif remaja. Untuk mencapai tujuan ini, konselor harus fleksibel dan kreatif serta memiliki pemahaman mendalam tentang psikologi remaja.
Teknik analisis mimpi dalam psikoanalisis untuk kaum remaja dapat disesuiaikan berdasarkan karakteristiknya seperti menggunakan aplikasi pencatat mimpi digital yang membantu konseli merekam mimpi mereka secara teratur, dengan memanfaatkan platform online untuk sesi terapi jarak jauh, fleksibilitas yang lebih besar. Menggunakan analisis mimpi sebagai titik awal untuk diskusi tentang praktik self-care dan manajemen stres. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur berdasarkan wawasan dari mimpi. Mempertimbangkan latar belakang budaya yang beragam dari generasi z dalam interpretasi mimpi. Menghindari asumsi universal dan memperhatikan konteks personal dan kultural. Melibatkan konseli secara aktif dalam proses interpretasi, mengakui bahwa mereka mungkin telah melakukan penelitian sendiri tentang makna mimpi. Mendorong diskusi terbuka dan pertukaran ide tentang makna mimpi. Mendorong konseli untuk mengekspresikan mimpi mereka melalui media kreatif seperti seni digital, menulis blog, atau membuat konten video. Dengan menggunakan metode-metode ini, teknik analisis mimpi dalam psikoanalisis mungkin lebih efektif dan relevan untuk generasi z.
Terdapat kasus-kasus penggunaan analisis mimpi pada kaum remaja yang berhasil diterapkan yaitu membantu mengatasi kecemasan dan mengelola stres dengan baik pada persiapan ujian. Seorang remaja berusia 16 tahun bermimpi dia berada di ruang ujian yang sangat besar. Ketika menerima lembar soal, dia menyadari bahwa soal-soalnya dalam bahasa yang tidak dia mengerti. Tiba-tiba, pensilnya berubah menjadi ular dan melilit tangannya. Dia berusaha berteriak minta tolong, tetapi tidak ada suara yang keluar. Kemudian, dia melihat teman-temannya dengan mudah menjawab soal dan meninggalkan ruangan satu per satu, sementara dia tetap terjebak di kursinya. Hal tersebut dapat ditangani dengan teknik analisis mimpi pada teori psikoanalisis yang dimana konselor meminta untuk menggambarkan mimpinya dengan pensil warna dan mengeksplorasi perasaan konseli, melalui analisis mimpi konseli dapat mengidentifikasi dan mengatasi sumber dari kecemasannya dan mengembangkan keterampilan mengelola stress yang dapat berguna di masa depannya.
Pada teknik analisis mimpi dapat dikembangkan lagi seperti melakukan jangka yang panjang agar dapat melihat efek analisis mimpi pada perkembangan remaja dari waktu ke waktu, menciptakan penerapan analisis mimpi yang sesuai panduan terstandar. Mengembangkan yang lebih objektif dalam mengukur efektivitas konseling psikoanalisis teknik analisis mimpi.
Analisis mimpi memiliki dasar dalam teori psikoanalisis klasik, tetapi menggunakannya untuk remaja kontemporer menunjukkan prospek yang menguntungkan. Kemampuan untuk memberikan ruang aman bagi remaja untuk mengeksplorasi diri adalah kunci keberhasilannya. Selain itu, relevansinya didukung oleh kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan teknologi modern. Namun, penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknik yang lebih terstandar diperlukan untuk memaksimalkan potensinya sebagai alat konseling remaja yang berguna.