Oleh : Ni Putu Marla Sintya Dewi, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Pada saat ini perhatian terhadap kesehatan mental siswa semakin ditingkatkan, maka dari itu tentu saja guru bimbingan konseling atau yang sering kita dengar dengan nama guru BK memiliki peran yang sangat penting di sekolah. Guru BK menjadi pendukung emosional siswa, bukan hanya sebagai pendengar saja, tetapi juga sebagai pemandu yang diharapkan mampu memberikan dukungan emosional, membantu siswa mengatasi berbagai tantangan yang mereka hadapi, mulai dari tekanan akademis hingga masalah sosial. Namun sudah tidak dapat kita pungkiri banyak sekali guru BK malah menyebar luaskan cerita pribadi siswa, kepercayaan yang seharusnya dibangun malah dirusak seketika. Maka dari itu banyak sekali siswa yang sudah tidak percaya kepada guru BK sehingga siswa tersebut lebih memilih untuk memendam masalahnya sendiri dan hal ini dapat mengganggu proses belajar siswa di kelas. Kasus-kasus seperti itu dapat mengakibatkan kerugian yang besar tidak hanya bagi siswa saja yang merasa terhianati melainkan reputasi dan integritas guru BK itu sendiri. Maka dari itu pentingnya etika dalam praktik konseling dan menggaris bawahi perlunya pelatihan yang memadai untuk menjalankan peran sebagai guru BK dengan baik. Memberikan pelatihan yang baik akan memberikan wawasan tentang pentingnya menjaga kerahasiaan dan menciptakan ruang aman bagi siswa untuk berbagi tanpa rasa takut.
Dalam praktik bimbingan dan konseling, etika professional merupakan pilar penting untuk menentukan efektivitas hubungan antara guru bimbingan dan konseling(BK) dengan siswa. Pelatihan yang memadai dapat membantu meningkatkan pemahaman guru BK tentang pentingnya menjaga kerahasiaan bukan hanya tentang menyimpan informasi tetapi juga tentang menghormati martabat dan privasi siswa. Mereka diajarkan untuk berinteraksi secara etis, dan menganggap bahwa setiap siswa memiliki hak untuk mengontrol siapa saja yang mengetahui permasalahan mereka. Selain itu, menjaga kerahasiaan juga merupakan bagian dari kode etik profesi guru dan konselor; pelanggaran terhadap hal ini dapat mengakibatkan konsekuensi hukum dan profesional. Dengan melindungi informasi pribadi siswa, guru BK dapat membantu mencegah stigma dan penilaian negatif yang mungkin muncul. Ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk fokus pada pengembangan diri tanpa rasa takut bahwa informasi mereka akan disebarluaskan. maka dari itu, menjaga kerahasiaan adalah komponen integral dalam peran guru BK yang mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan. Dengan terjaganya kerahasiaan antara kedua belah pihak akan menciptakan hubungan yang kuat antara guru BK dengan siswa. Hubungan yang baik bukan hanya meningkatkan efektivitas konseling saja, tetapi juga membantu siswa untuk merasa lebih dihargai dan didukung. hubungan yang kuat membantu guru BK memahami kebutuhan dan karakteristik siswa dengan lebih baik, sehingga dapat memberikan pendekatan yang lebih tepat dalam konseling. Pelatihan yang efektif mengajarkan para guru BK untuk bagaimana berkomunikasi yang benar agar mendapat umpan balik yang positif. Ketika siswa merasa didengar dan dihargai mereka akan lebih berani berbicara tentang tantangan yang mereka hadapi, mulai dari masalah akademis hingga isu-isu emosional yang lebih dalam. Dalam banyak kasus, siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk berbagi dapat terjebak dalam perasaan isolasi dan kesedihan. Oleh karena itu, penting bagi Guru BK untuk menciptakan ruang di mana siswa merasa aman dan dihargai. Guru BK yang terlatih akan lebih peka terhadap kebutuhan dan bagaimana latar belakang siswa. Dengan memahami konteks yang lebih luas dari kehidupan siswa, Guru BK dapat menyesuaikan pendekatan mereka dan menawarkan dukungan yang lebih relevan. Keterbukaan dan kesediaan untuk memahami perbedaan ini menciptakan hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna. Bukan hanya itu saja Guru BK juga dapat berkontribusi melalui pengembangan program-program pencegahan dan intervensi yang efektif. Misalnya, program anti-bullying dan pendidikan tentang kesehatan mental bisa menjadi langkah awal yang signifikan. Dengan mengedukasi siswa mengenai pentingnya saling menghargai, Guru BK dapat membantu menciptakan budaya positif di sekolah. Melalui kegiatan sosialisasi, siswa diajak berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan yang aman dan ramah. Ketika mereka merasakan dampak dari tindakan positif, rasa kepemilikan terhadap sekolah pun meningkat. Guru BK yang terlatih dapat berkontribusi secara signifikan terhadap terciptanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan positif. Ketika siswa merasa bahwa mereka adalah bagian dari komunitas yang mendukung, mereka cenderung lebih terlibat dalam pembelajaran, mencapai prestasi yang lebih tinggi, dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Lingkungan yang positif bukan hanya membantu siswa mengatasi tantangan mereka, tetapi juga memfasilitasi pengembangan diri mereka secara keseluruhan, memungkinkan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam setiap aspek kehidupan.
Dengan adanya guru BK yang terlatih akan memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan siswa di sekolah. Pelatihan guru BK merupakan suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan pada Pendidikan yang modern ini. Guru BK yang terlatih akan menciptakan generasi yang lebih sehat secara mental, emosional, dan sosial. Maka dari itu sangat penting untuk memberikan pelatihan dan pengembangan professional bagi guru BK, untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat mendukung akademis dan kesejahteraan siswa secara menyeluruh.