Oleh: Febiola Indah Putri, S1 Bimbingan Dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidkan Ganesha
Pengembangan kepribadian merupakan proses yang berkelanjutan. Artinya, kepribadian kita dapat terus berkembang sepanjang hidup kita. Proses pengembangan kepribadian dapat dianalogikan dengan proses belajar. Semakin banyak kita belajar, semakin berkembang kepribadian kita. Artinya semakin kita berusaha untuk berkembang dalam memperbaiki sifat atau karakter kita maka kepribadian kita juga akan terbentuk menjadi kepribadian yang baik dari sudut pandang seseorang sehingga kita bisa dengan mudah memyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Karena, Pengembangan kepribadian yang berkelanjutan merupakan suatu proses yang melibatkan upaya sadar untuk terus meningkatkan kualitas diri dan mengoptimalkan potensi pribadi.
Ada banyak teori pengembangan kepribadian yang telah dikembangkan oleh para ahli psikologi. Beberapa teori yang populer antara lain teori kepribadian menurut Freud, Jung, dan Erikson. Teori-teori ini dapat diaplikasikan pada proses yang berkelanjutan untuk membantu individu mencapai tujuan pengembangan kepribadian mereka. Dalam teori kepribadian menurut Freud, dapat diaplikasikan pada proses yang berkelanjutan seperti untuk membantu indibidu mengatasi masalah emosional dan psikologis. Individu dapat bekerja dengan terapis untuk memahami akar masalah mereka dan mengembangkan mekanisme koping yang sehat. Berbeda halnya dengan Teori kepribadian menurut Jung berfokus pada peran kesadaran dan ketidaksadaran dalam membentuk kepribadian. Menurut Jung, kepribadian manusia terdiri dari dua aspek, yaitu ego dan persona. Ego merupakan aspek kepribadian yang sadar. Persona merupakan aspek kepribadian yang tidak sadar dan berperan sebagai topeng yang kita gunakan untuk menghadapi dunia luar. Sedangkan Teori pengembangan kepribadian Erikson terdiri dari delapan tahap, masing-masing ditandai dengan krisis atau tantangan yang harus diatasi oleh individu. Individu yang berhasil mengatasi krisis tersebut akan mengembangkan kualitas kepribadian yang positif, sedangkan individu yang tidak berhasil akan mengembangkan kualitas kepribadian yang negatif.
Dalam mengaplikasikan teori pengembangan kepribadian pada sebuah proses yang berkelanjutan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu Kesadaran akan diri sendiri. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesadaran akan diri sendiri. Kesadaran akan diri sendiri meliputi pemahaman tentang pikiran, perasaan, dan perilaku kita. Dengan meningkatkan kesadaran akan diri sendiri, kita dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri, serta nilai-nilai yang kita pegang teguh. Selanjutnya Pengembangan keterampilan Selain meningkatkan kesadaran akan diri sendiri, kita juga perlu mengembangkan keterampilan-keterampilan tertentu. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya, kita dapat mengembangkan keterampilan komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan mengelola stres. Selanjutnya Pengalaman Pengalaman juga dapat membantu kita untuk mengembangkan kepribadian. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat memberikan kita pelajaran dan pertumbuhan. Misalnya, kita dapat belajar dari pengalaman kegagalan, pengalaman sukses, dan pengalaman berinteraksi dengan orang lain. Dukungan dari orang lain juga penting dalam proses pengembangan kepribadian. Dukungan dari orang lain dapat memberikan kita motivasi dan dorongan untuk terus berkembang. Sehingga Teori pengembangan kepribadian dapat diaplikasikan pada proses yang berkelanjutan dengan cara Melakukan refleksi diri secara berkala. Hal ini penting untuk dilakukan agar individu dapat memahami dirinya sendiri secara lebih baik, termasuk kekuatan, kelemahan, dan potensinya. Refleksi diri dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menulis jurnal, meditasi, atau berkonsultasi dengan terapis. Menantang diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman. Hal ini dapat membantu individu untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru, serta untuk menjadi lebih berani dan tangguh. Tantangan dapat berupa hal-hal yang sederhana, seperti mencoba hal baru atau berbicara di depan umum, hingga hal-hal yang lebih kompleks, seperti belajar bahasa baru atau memulai bisnis baru. Bisa juga dengan Membangun hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat dapat memberikan dukungan dan inspirasi bagi individu untuk tumbuh dan berkembang. Individu dapat membangun hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, rekan kerja, atau komunitas dan terakhir Belajar dari pengalaman. Setiap pengalaman, baik positif maupun negatif, dapat memberikan pelajaran bagi individu. Individu dapat belajar dari pengalamannya untuk menjadi lebih baik di masa depan.
Adapun beberapa contoh penerapan teori pengembangan kepribadian pada sebuah proses yang berkelanjutan seperti Seorang mahasiswa yang menyadari bahwa ia memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain dapat mengikuti kursus komunikasi atau bergabung dengan kelompok diskusi , Seorang karyawan yang menyadari bahwa ia memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik dapat mengambil kursus kepemimpinan atau bergabung dengan organisasi yang membutuhkan keterampilan kepemimpinan, Seorang ibu yang menyadari bahwa ia memiliki kesulitan dalam mengatur waktu dapat membaca buku atau artikel tentang manajemen waktu atau mengikuti kursus manajemen waktu.
Oleh karena itu, pengembangan kepribadian adalah proses yang berkelanjutan. Dengan menerapkan teori pengembangan kepribadian, individu dapat membuat kemajuan dan mencapai tujuan mereka. Walaupun Pengembangan kepribadian merupakan proses yang tidak mudah. Namun, dengan komitmen dan usaha yang keras, kita dapat mengembangkan kepribadian kita menjadi lebih baik. Dengan menerapkan konsep-konsep pengembangan kepribadian dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan kualitas hidup, dan mencapai potensi penuhnya sebagai individu.