Oleh : Ida Ayu Yadnyautami Mahadewi, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Teori psikoanalisa merupakan teori yang menjelaskan hakikat dan pemkembangan kepribadian manusia. Pemikiran awal mengenai psikoanalisis ini dikemukakan pada tahun 1893 oleh Sigmud Freud dan Josef Breuer. Unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya pada diri manusia. Secara garis besar teori ini mengatakan bahwa “ketidaksadaran pada diri seseorang memiliki peran utama dalam diri seseorang tersebut. Kemudian dengan landasan teori ini, Freud mulai melakukan pengobatan psikis dengan mereka yang menderita gangguan psikis. Sesuai dengan stigmanya Freud menggunakan teori ini untuk meneliti kepribadian seseorang lebih dalam lagi terutama terhadap proses psikis yang tidak terjangkau oleh hal-hal yang bersifat ilmiah. Dengan menerapkan teori psikoanalisa ini Freud bermaksud mengembalikan struktuk kepribadian client dengan cara memunculkan kesadaran yang tidak ia sadari sebelumnya. Proses terapi ini lebih berfokus pada pengalaman-pengalaman yang dialami pasien saat masih kanal-kanak. Mengapa hal ini dilakukan? Tentu saja untuk membangkitkan lagi fikiran client dan menggali informasi-informasi lebih dalam lagi terkait dengan kepribadian client yang dapat membantu menunjang proses konseling tersebut. Teori psikoanalisis ini bertujuan untuk membantu client untuk menjadi pribadi yang memahami hal-hal yag terpendam dalam dirinya.
Freud memandang manusia sebagai makhluk yang deterministic yang mendefinisikan bahwa kegiatan manusia pada dasarnya dibentuk dengan kekuatan yang irasional, kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis dan insting pada saat berusia enam tahun pertama kehidupannya. Gagasan Freud adalah menyatakan bahwa kesadaran hanyalah bagian kecil saja dari kehidupan mental. Sedangkan bagian besarnya adalah ketidaksadaran atau alam tak sadar. Ia memberikan sebuah presensi tentang jiwa manusia, dimana gunung es lah yang dijadikan perumpamaan oleh freud untuk menjunjukkan gambaran jiwa manusia. Dimana bagian puncak gunung tersebut dinamakan kedasaran (counciousnes), bagian tengah gunung tersebut dinamakan prakesadaran (sub counciousnes) dan bagian bawah atau dasar gunung yang tertutup air dinamakan ketidaksadaran (unconciousnes). Freud juga mendeskripsikan strutur kepribadian, dimana Freud membagi struktur tersebut menjadi 3 bagian yaitu : id, ego, dan superego. Dimana tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda namun saling berkesinambungan antara satu dengan yang lainnya, yaitu:
- Id
berasal dari kata is yang berarti es, kepribadian id ini menurut Freud yaitu kepribadian yang dimiliki atau dibawa dari sejak lahir. Didalam teori ini terdapat dorongan yang disadari untuk emenuhan biologis guna kepuasan dirinya sendiri. Namun teori ini memiliki kharakter khas yaitu tidak adanya pertimbangan logis dan etika sebagai prinsip dalam pengambilan keputusan. Atau bisa dikatakan id ini merupakan pemuasan hasrat dan perasaan yang superior.
- Ego
Ciri khas dari aspek ini yaitu ego mengatur id dan juga superego untuk pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kepentingan kepribadian yang terlibat atau yang dimilikinya. Ego mengatur dan juga menjaga tingkah laku manusia agar tidak menyimpang dan melakukan hal yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sepertihalnya id yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain, yang terpenting ia dapat memenihi hasrat kepuasannya. Sedangakan ego lebih mementingkan keperluan yang lebih luas atau bisa dikatakan tidak mementingkan diri sendiri.
- Superego
Komponen terakhir dari karakter manusia adalah superego. Menurut Freud superego muncul sejak usia sekitar 5 tahun..Aspek Kepribadian superego lekat kaitannya dengan moral atau nilai kehidupan. Ranah aspek ini berisi tentang batasan untuk membedakan mana yang baik dan juga tidak baik.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa id, ego dan super ego saling berkesinambungan satu sama lain. Contohnya saja jika didalam diri manusia tidak terdapat ego dan superego, melainkan hanya memiliki id saja, maka saat seorang manusia merasa sangat lapar dan hanya ingin hasrat atau kepuasan dirinya terpenuhi (agar bisa makan secepat mungkin tanpa memikirkan bagaimana cara yang baik) maka seseorang tersebut mungkin akan membenarkan segala hal untuk memenuhi hasrat tersebut seperti saat ia merasa lapar maka ia akan mencuri atau mengambil barang atau hak yang bukan miliknya. Maka dengan adanya ego ia akan mengatur untuk tidak melakukan prilaku yang menyimpang kemudian di tambah dengan pemaparan superego yang memiliki nilai kehidupan sehingga seseorang tersebut dapat menahan hasrat id tersebut. Ego dan Super ego dapat mengontol dan memberikan gambaran lebih luas mengenai tindakan yang akan dilakukan, jika seseorang merasa lapar maka dia harus bekerja agar memiliki uang dan bisa membeli makan dan memenuhi kebutuhan untuk dirinya sendiri. Maka dari itu dikatakan bahwa teori ini saling berkesinambungan satu sama lain.