Oleh : Sifa Putri Awalinda, S1 Bimbingan dan Konseling, Universiras Pendidikan Ganesha
Teori kepribadian berdasarkan psikologi analisis menurut Carl Gustav Jung merupakan sebuah penggabungan teleologi dan kausalitas, dimana tingkah laku manusia itu ditentukan tidak hanya oleh sejarah individu rasi (kausalitas) tetapi juga oleh tujuan dan aspirasi individu (teleologi). Masa lalu individu sebagai akualitas maupun masa depan individu sebagai potensialitas sama-sama membimbing tingkah laku individu. Kepribadian menurut pandangan Carl Jung dapat dilihat secara prospektif dan retrospektif. Prospektif adalah melihat kepribadian itu ke masa depan ke arah perkembangan pribadi di masa depan, sedangakan pandangan restropektif adalah memperhatikan masa lalu pribadi. Menurut Jung, dalam hidup setiap manusia selalu ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif yang memicu pribadi untuk melakukan pencarian ke arah yang lebih sempurna. Teori psikologi analisis Jung disebutkan bahwa kepribadian seseorang itu dibagi menjadi dalam tiga tingkat kesadaran yaitu kesadaran dan ego (consciounsness and ego), tak sadar pribadi dan kompleks (personal unconscious and complexes), serta tak sadar kolektif dan arkhetipe ( personal unconscious and arkhetipe). Dari ketiga kepribadian sesuai dengan tingkat kesadaran tersebut memiliki sikap dan fungsi yang beroperasi dalam tingkat kesadaran yang memiliki kadar dominan masing-masing yang pada akhirnya dapat membentuk sebuah self yang merupakan pusat dari seluruh kepribadian. Ego mempunyai peran penting dalam menentukan persepsi pikiran, perasaan dan ingatan yang bisa masuk dalam kesadaran seseorang. Tanpa ego, manusia bisa menjadi kacau karena penuh oleh pengalaman yang semua bisa masuk dalam kesadaran pribadi. Dalam menyaring pengalaman, ego berusaha mempertahankan keutuhan kepribadian dan memberikan seseorang perasaan kontinuitas dan identitas. Pengalaman yang tidak disetujui oleh ego untuk muncul ke alam sadar tidak hilang, tapi disimpan dalam personal unconscious hingga tidak sadar peribadi berisi pengalaman yang ditekan, dilupakan dan yang gagal menimbulkan kesan sadar. Bagian terbesar dari ketidaksadaran pribadi sangat mudah dimunculkan di kesadaran, isi dari ketidaksadaran pribadi seperti isi bahan prasadar pada konsep freud, dapat menjadi sadar dan berlangsung banyak hubungan dan arah antara ketidaksadaran pribadi dan ego.
Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikis perkembangan evolusi manusia yang merupakan pondasi ras yang diwariskan dalam struktur kepribadian. Dalam ketidaksadaran koletif terdiri arkhetipe, persona, anima, dan animus, arkhetipe bayangan (the shadow), dan diri (the self). Arkhetipe sebagai bentuk pikiran universal yang mengandung unsur emosi yang besar, berbeda dengan persona yang merupakan topeng yang dipakai individu akibat dari tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat sebagai kepribadian publik, yaitu lawan dari kepribadian privat yang berada dibalik kepribadian sosial. Anima merupakan sisi feminim kepribadian pria dan animus merupakan sisi maskulin kepribadian perempuan, dalam hal ini memiliki peran sebagai gambaran kolektif yang memotivasi untuk tertarik dan memahami lawan jenisnya. Jung mengklasifikasi semua itu dalam arkhetipe bayangan (the shadow) yang dapat mengakibatkan munculnya pikiran, perasaan dan tindakan yang tidak menyenangkan. Setelah individu melewati semua tingkatan kepribadian, akan ada masa dimana individu menemuka diri (the self) yang merupakan pusat kepribadian dengan semua sistem lainnya terkonstelasi sehingga membentuk kesatuan, keseimbangan, dan kestabilan.
Dalam kepribadian menurut Carl Jung ini memang benar bahwa kombinasi kepribadian itu merupakan gabungan antara perasaan dan tingkah laku manusia itu sendiri, baik itu dalam keadaan sadar maupun tidak sadar yang dibentuk oleh berbagai aspek, seperti aspek kesadaran, ketidaksadaran persona, dan ketidaksadaran kolektif. Banyak sekali dari aspek dalam kepribadian menurut Calr Jung ini yang berkaitan dengan kepribadian yang dibicarakan oleh anak muda pada zaman sekarang. Seperti dalam aspek kesadaran, Carl Jung membagi ego manusia menjadi dua sikap yaitu kepribadian Introvert dan ekstrovert. Menurut Carl Jung Intovert mencirikan kepada orang yang lebih suka dalam kesendirian, mereka lebih nyaman untuk sendiri dan bereksplor lewat pemikirannya, orang dengan kepribadian Intovert ini akan lebih mengutamakan hidup pada dirinya sendiri, kepribadian introvert ini biasanya dapat dilihat dari usia remaja. Orang dengan tipe kepribadian introvert ini cenderung memiliki sifat tenang, bersikap hati-hati, pemikir, kurang percaya pada keputusan diri sendiri dan impulsif, lebih suka hidupnya teratur, kaku, pesimis, suka menyendiri, kurang suka bergaul dan pendiam. Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi kepribadian introvert ini, salah satunya adalah Faktor Lingkungan, Pengaruh lingkungan terhadap kepribadian Introvert bisa dari pengalaman lingkungan sosial nya yang pernah dialami, seperti pengalaman bullying, tidak diterima oleh lingkunganya, dan dimanfaatkan oleh lingkungannya entah itu lingkungan pertemanannya dan hal ini bisa membuat seseorang menjadi introvert. Orang yang memiliki tipe kepribadian intivert ini dapat memiliki kecenderungan depresi yang lebih tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa orang dengan tipe kepribadian introvert adalah orang yang tidak mudah unruk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya, dan cenderung dipengaruhi oleh dunianya sendiri (subjektif) daripada dunia luar (objektif).