Oleh : Petrus Kanisius Putu Adi Firmanta Suli Soinbala, Pedidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Di era yang serba berkembang pesat, kemajuan teknologi merambah tak hanya dalam dalam perkembangan industri, namun juga dalam kaitannya dengan aspek aspek kehidupan lain yang lebih kecil. Seperti halnya dunia TIK yang kian hari semakin maju dan semakin mudah untuk diakses. Hal ini tentu menjadi pengetat persaingan di antara pengajar dan juga bagaimana para tenaga pendidik tak kalah saing dengan para peserta didik ataupun kaum milenial, yang semakin mudah dalam mengkakses informasi. Perkembangan TIK juga tak luput bagi dunia pendidikan dalam penerapannya bagi peroses pembelajaran. Sebelum memulai pembahasan mengenai implementasi model model pembelajaran, ada baiknya kita mengerti terlebih dahulu apa itu model pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan pola yang selalu dijadikan pedoman dalam pembelajaran di kelas dan tutorial untuk dosen di universitas. Model pembelajaran harus mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, meliputi tujuan pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan kelas (S. Ningsih et al., 2019). Penelitian ini membuat sebuah model pembelajaran bagi generasi milenial di perguruan tinggi untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam belajar. Dengan adanya inovasi dalam model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar, terutama bagi generasi milenial pada abad 21 yang diharuskan dapat memahami teknologi yang semakin canggih, khusunya dalam pembelajaran.
Pengembangan model ADDIE terdiri dari 5 langkah pengembangan, yaitu:
Analisis. Pada tahap analisis ini dilakukan identifikasi masalah yang terdapat dalam pembelajaran, kurikulum dan tujuan pembelajaran, analisis kebutuhan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, pengetahuan yang ada dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan media pembelajaran dilakukan.
Rancangan. Tahap ini untuk memverifikasi pemecahan masalah dan merancang aplikasi model pembelajaran yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Pengembangan. Pada tahap pengembangan ini untuk membangun dan memproduksi serta memvalidasi penerapan model pembelajaran yang telah dirancang. Proses ini memakan waktu yang cukup lama dan rumit, karena setelah aplikasi pembelajaran dibangun, aplikasi tersebut akan direview terkait dengan persiapan dan pengembangan produk. Pengembangan media pembelajaran ini merupakan faktor penting dalam meningkatkan kualitas model pembelajaran yang dihasilkan, sehingga pada tahap ini diperlukan kompetensi dan keahlian yang kompleks.
Pelaksanaan. Pada tahap ini dilakukan penerapan model pembelajaran ETiL yang telah dibangun dan dikembangkan. Aplikasi model pembelajaran ini diterapkan pada mahasiswa sebagai generasi milenial di perguruan tinggi pada semua mata kuliah. Hasil akhir dari tahapan ini adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran ETiL berbasis web sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Evaluasi. Pada tahap evaluasi ini adalah melakukan proses penilaian kualitas produk pengembangan sebelum atau sesudah penerapan model pembelajaran ETiL yang dikembangkan, apakah masih terdapat kelemahan atau kekurangan yang perlu diperbaiki. Tahap evaluasi ini diarahkan untuk mengumpulkan informasi tentang seberapa berhasil model pembelajaran ini dapat bekerja dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model pembelajaran E-Task in Learning (ETiL) ini muncul karena masih banyaknya pendidik yang menggunakan metode konvensional dalam proses pembelajarannya. Hal ini menjadikan siswa tidak ada minat dalam belajar dan tidak termotivasi dalam pembelajaran, sehingga muncullah model-model pembelajaran yang nantinya dapat menambah minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah dengan model pembelajaran ETiL ini.
Model pembelajaran yang selalu dijadikan pedoman dalam pembelajaran di kelas dan tutorial untuk dosen di universitas, harus mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, meliputi tujuan pembelajaran, lingkungan dan pengelolaan kelas. Menanggapi tantangan penguasaan kompetensi abad 21 untuk menyesuaikan dengan literasi baru era revolusi industri 4.0 agar mahasiswa dapat memiliki daya saing global dengan penguasaan literasi digital untuk meningkatkan aktivitas belajar, maka pendidik harus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
Hal ini bertujuan agar pembelajaran lebih optimal dan mengarah pada prinsip pembelajaran yang membiasakan mahasiswa bekerja dalam proses belajar untuk mencapai satu kemampuan menyesuaikan kebutuhan dunia kerja dan masyarakat. Hasil dari penelitian berupa model pembelajaran ETiL, diharapkan dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa sebagai generasi milenial di perguruan tinggi. Dengan adanya model-model pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam belajar dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dengan memanfaatkan teknologi yang ada.