Menguasai Karakteristik Pribadi Konselor Efektif:  Kunci Keberhasilan Proses Konseling

Oleh: Siti Annisa Bainati, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Konselor adalah seorang profesional yang memberikan bantuan dan dukungan kepada klien atau konseli yang sedang menghadapi permasalahan yang tidak dapat mereka atasi sendiri. Tujuan utama konselor adalah membantu klien memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Untuk membantu memecahkan masalah, konselor perlu memahami dan mengenali konseli dengan cara menggunakan kompetensi-kompetensi yang telah dimiliki dan dikuasai konselor. Konselor tidak hanya memberikan bantuan kepada konseli, tetapi konselor juga perlu memiliki rasa kepedulian, sikap empati, sikap spontan, kreatif, perhatian penuh, pemikiran terbuka, dan kondisi psikologis yang baik. Dengan kata lain, konselor perlu memiliki karakteristik pribadi konselor yang efektif. Mengapa konselor perlu memiliki karakteristik pribadi yang efektif? Karena karakteristik pribadi konselor efektif merupakan salah satu kunci agar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik.

Konselor yang memiliki karakteristik pribadi yang efektif, berarti konselor tersebut menjadi model yang mampu memahami permasalahan yang dihadapi konselinya. Pemahaman yang baik merupakan salah satu keterampilan dalam menjadi konselor yang profesional yang ditandai dengan memiliki pribadi yang efektif. Karakteristik konselor yang efektif tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan kompetensi profesional. Tetapi juga memiliki kualitas keunggulan pribadi, termasuk pemahaman dan kesadaran akan nilai- nilai sosial budaya. Untuk menjadi konselor yang baik dan berhasil melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, Rogers (2017) mengemukakan tiga karakteristik utama yang harus dimiliki agar menjadi konselor yang efektif. Pertama, congruence. Congruence adalah pemahaman tentang dirinya sendiri, yang di mana pikiran, perasaan, dan pengalamannya harus selaras. Untuk menjadi konselor yang memiliki karakteristik dan kepribadian yang efektif, congruence perlu dimiliki oleh seorang konselor. Konselor harus mampu memahami dirinya sendiri terlebih dahulu. Konselor harus memahami berbagai bias, prasangka, kelemahan, kekuatan yang ada dalam dirinya. Kedua, unconditional positive regard. Unconditional positive regard adalah sikap menerima dan menghargai konseli secara tulus dan tanpa syarat. Konselor harus dapat menerima konseli tanpa memandang latar belakang, nilai, atau kebutuhan konseli. Konselor harus mampu menghargai keunikan dan harga diri yang dimiliki konseli, serta tidak boleh menghakimi atau memaksakan nilai- nilai pribadinya kepada konseli. Sikap ini harus ditanamkan pada diri konselor agar bisa menjadi seorang konselor yang profesional yang memiliki karakteristik dan kepribadian yang efektif. Terakhir, empati. Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri dan memahami orang lain dari perspektif mereka sendiri. Sikap empati harus ada pada diri konselor agar bisa menjadi konselor yang memiliki karakteristik efektif. Empati juga harus diwujudkan melalui ekspresi dan tindakan yang sesuai. Konselor dengan sikap empati yang kuat, harus mampu mengesampingkan sudut pandangnya sendiri. Tetapi, konselor tidak boleh sepenuhnya larut dalam nilai- nilai dan perspektif dari konselinya. Dari tiga karakteristik utama yang dikemukakan Rogers (2017) ini, diharapkan bisa menjadi konselor yang profesional yang ditandai dengan memiliki karakteristik dan kepribadian yang efektif. Dengan demikian, proses layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku.

Karakteristik yang lain yang harus dimiliki konselor adalah menjadi pribadi yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi. Integritas dan kejujuran yang tinggi merupakan kunci untuk membangun kepercayaan dan hubungan efektif dengan konseli. Konselor yang memiliki integritas akan mampu menjaga kerahasiaan, menghargai batas- batas profesional, dan bertindak sesuai dengan kode etik, sehingga dapat menjadi sosok yang dapat diandalkan oleh konseli. Karakteristik yang tidak kalah penting adalah konselor menjadi pribadi yang memiliki stabilitas emosional, tidak mudah tersinggung, dan tidak cepat marah. Mengapa penting bagi konselor menjadi pribadi tersebut? Karena stabilitas emosional memungkinkan konselor untuk mempertahankan rasa empati dan kepedulian terhadap konseli, memungkinkan konselor untuk bersikap profesional dan objektif dalam menangani masalah konseli, konseli cenderung lebih terbuka dan jujur dengan konselor yang tenang dan stabil secara emosional, dapat menjadi model perilaku yang sehat bagi konseli dalam mengelola emosi, dan membantu konselor menghindari collapse dan tetap bekerja secara efektif dalam jangka panjang. Jika konselor mudah terbawa emosi, akibatnya konselor dapat kehilangan fokus, dapat membuat konseli merasa tidak aman dan terancam, dan konseli mungkin merasa ragu untuk mengungkapkan masalah mereka secara terbuka, sehingga menghambat proses konseling.

Banyak kepribadian konselor yang efektif selain yang sudah dijelaskan sebelumnya, seperti penyayang, rela berkorban, sabar, memiliki kekuatan dan kehangatan, dan masih banyak lagi. Karakteristik pribadi konselor yang positif dan profesional sangat berperan dalam menentukan keberhasilan proses konseling. Konselor yang memiliki kualitas- kualitas kepribadian yang baik, seperti empati, kehangatan, penerimaan, dan kematangan emosional, dan lain sebagainya, akan mampu menciptakan hubungan konseling yang efektif dan produktif bagi konseli. Selain itu, seorang konselor yang memiliki etos kerja yang tinggi, ditandai dengan sifat disiplin, tanggung jawab, dan berorientasi pada hasil, akan dapat menyediakan layanan bimbingan dan konseling yang berkualitas. Layanan tersebut akan memberikan dampak positif dan mendukung perkembangan konseli yang dibantunya.

Perkembangan zaman yang semakin berkembang pesat mengakibatkan perubahan- perubahan dan perkembangan dalam lingkungan masyarakat. Hal ini mengakibatkan individu mengalami berbagai masalah dalam hal penyesuain diri, keluarga, sosial, pendidikan, dan pribadi. Di sinilah fungsi dan peran konselor dibutuhkan, yaitu konselor harus mampu membantu konseli dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi konseli. Keberhasilan layanan konseling ditandai dengan tuntasnya permasalahan yang dihadapi konseli. Oleh karena itu, agar layanan konseling yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan maksimal, maka konselor harus mampu menguasai karakteristik pribadi konselor efektif. Karakteristik ini merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan proses konseling.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *