Oleh : Ni Ketut Okta Mariyanti, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Pendidikan merupakan suatu aspek yang perlu ditingkatkan agar dapat membentuk generasi muda yang dapat membangun bangsa memalui ide-ide kreatif dan berkualitas. Pendidikan ini bisa didapatkan oleh siswa mulai dari pendidikan sekolah tingkat dasar hingga tingkat tinggi melalui pembelajaran. Pada pendidikan di bangku sekolah dasar, pembelajaran yang diajarkan merupakan materi-materi dasar dan pengenalan siswa sebagai bekal untuk menempuh pendidikan selanjutnya. Siswa SD dituntut untuk mulai menyerap ilmu sebanyak-banyaknya melalui kegiatan belajar mengajar. Adapun pembelajaran yang diajarkan di SD dalam kurikulum Merdeka saat ini ialah IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). Capaian dari pembelajaran IPAS di SD pada kurikulum Merdeka ialah tersampaikannya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan makhluk hidup maupun benda mati serta berbagai interaksinya dan kehidupan manusia sebagai suatu individu dan makhluk sosial yang menjalin interaksi dengan masyarakat. Selain mengajarkan mengenai pengetahuan dan nilai sebagai makhluk hidup di alam, IPAS juga mengajarkan nilai sosial.
Dilihat dari pentingnya tujuan pembelajaran IPAS maka pembelajaran ini harus disampaikan dengan baik kepada peserta didik. Namun, fakta lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam materi pembelajaran IPAS kurang maksimal terutama apabila terdapat banyak materi yang sulit untuk dihapalkan oleh siswa. Hasil belajar siswa yang kurang maksimal dapat disebabkan karena pengaruh penerapan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Strategi belajar sendiri adalah pola-pola umum yang diaplikasikan oleh pendidik kepada peserta didiknya sebagai perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Ketika peserta didik pasif, atau hanya mendengarkan materi dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan. Oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi yang baru diterima. Belajar aktif salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyiapkan yang lama.
Pembelajaran aktif adalah salah satu upaya untuk mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang dimiliki siswa. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang pasif jelas akan membosankan dan apa yang disampaikan guru belum tentu bisa diterima oleh peserta didik. Ini akan menjadi salah satu penyebab lambat tercapainnya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Untuk memancing keaktifan siswa secara menyeluruh maka guru dituntut untuk menggunakan strategi belajar yang disesuaikan kebutuhan siswa sekolah dasar maupun karakteristik individu dan menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Guna memaksimalkan strategi belajar dan menciptakan lingkungan yang kondusif maka guru harus mengadopsi model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Ketika model pembelajaran dilakukan dengan membuat siswa bosan maka proses transfer ilmu pada siswa tidak berjalan maksimal.
Dalam upaya mengatasi permasalahan terkait kurangnya keaktifan siswa yang berdampak pada hasil belajar pembelajaran IPAS yang rendah, maka guru perlu memikirkan strategi belajar baru yang bisa memancing keaktifan siswa. Dalam hal ini, siswa dapat menjadi lebih aktif apabila pembelajaran dilakukan oleh guru dengan lingkungan belajar yang mendukung suasana menyenangkan dan model pembelajaran yang mengharuskan siswa lebih aktif di kelas. Salah satu model pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis sekaligus dapat memancing keaktifan belajar siswa yakni model pembelajaran TTW.
“Think Talk Write” merupakan model pembelajaran kooperatif yang kegiatan pembelajarannya yaitu lewat kegiatan berfikir (think), berbicara/berdiskusi (talk), bertukar pendapat (talk) serta menuliskan hasil diskusi (write) agar tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan dapat tercapai. Bagi siswa sekolah dasar (SD) strategi pembelajaran ini dianggap lebih menarik karena siswa bisa berdiskusi lebih banyak dengan teman sekelompok dan meminimalisir pembelajaran konvensional dengan metode ceramah dimana sering menimbulkan kelemahan yakni membuat siswa lebih pasif dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Tentu saja dalam pembelajaran IPAS yang memuat pengetahuan tentang fenomena alam dan sosial, metode ini juga cocok diterapkan karena pada proses think kemudian talk, siswa dituntut untuk memiliki konsep berpikir dan menuangkannya secara lisan kepada teman sekelompok ataupun di depan kelas. Pada tahap talk, tugas guru adalah sebagai fasilitator dan motivator. Sebagai fasilitator, guru senantiasa harus memberi arahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan terutama dalam hal materi, baik itu diminta maupun tidak diminta. Sebagai motivator, guru senantiasa memberi dorongan kepada siswa yang merasa kurang percaya diri terhadap hasil pekerjaannya dan atau kelompok siswa yang mendapatkan jalan buntu untuk menemukan suatu jawaban. Hal ini sesuai dengan indikator dari keaktifan siswa dalam kegiatan belajar yaitu siswa bisa aktif menyampaikan hasil pikirannya dan mempresentasikan laporan hasil pemikirannya di depan kelas.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran dalam KBM mata pelajaran IPAS dapat tercapai lebih maksimal seperti bisa mengembangkan bakat dan potensi diri pada setiap peserta didik sehingga bisa lebih peka akan permasalahan di lingkungan hidup maupun akan permasalahan sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Siswa pun bisa mempunyai sikap mental yang positif mengenai berbagai ketimpangan yang ada, terampil untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya sendiri maupun dalam bermasyarakat. Kedepannya, diharapkan guru bisa mulai mengadopsi model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sehingga bisa memaksimalkan hasil belajar siswa seperti melalui implementasi model pembelajaran Think-Talk-Write.