Oleh : Nyoman Devita Permata Apsari, Ketut Debyla Aulia Sudiasta Putri, Ni Made Intan Milantari, Gede Tirta Alit Dariawan, Veronika Km Diah Kurniawati
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai problematika yang muncul dalam implementasi metode Gasing dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD). Metode Gasing, yang dikenal sebagai pendekatan pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan minat siswa terhadap materi IPS. Namun, dalam penerapannya di lapangan, terdapat sejumlah tantangan yang menghambat efektivitas metode ini. Data dikumpulkan melalui observasi kelas, wawancara dengan guru dan siswa, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika utama dalam implementasi metode Gasing meliputi kurangnya pelatihan dan pemahaman guru mengenai metode ini, keterbatasan sarana dan prasarana, serta variasi karakteristik siswa yang mempengaruhi keberhasilan penerapan metode. Selain itu, faktor eksternal seperti kurikulum yang ketat dan terbatasnya waktu pembelajaran juga turut menjadi hambatan. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi para penanggung jawab kepentingan pendidikan untuk meningkatkan dukungan terhadap pelatihan guru, penyediaan sarana pembelajaran, dan fleksibilitas kurikulum guna mengoptimalkan penerapan metode Gasing dalam pembelajaran IPS di SD. Dengan demikian, diharapkan metode Gasing dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan IPS di tingkat dasar.
Kata Kunci: Metode Gasing, pembelajaran IPS, Sekolah Dasar, problematika implementasi, pendidikan dasar.
Abstract
This study aims to analyze various issues that arise in the implementation of the Gasing method in Social Studies (IPS) teaching at Elementary Schools (SD). The Gasing method, known for its interactive and enjoyable approach to learning, is expected to enhance students’ understanding and interest in IPS material. However, its application in the field faces several challenges that hinder the method’s effectiveness. Data were collected through classroom observations, interviews with teachers and students, and analysis of related documents. The results indicate that the main issues in the implementation of the Gasing method include a lack of training and understanding among teachers regarding this method, limited facilities and infrastructure, and the diverse characteristics of students that affect the method’s success. Additionally, external factors such as a rigid curriculum and limited teaching time also pose obstacles. This study provides recommendations for educational stakeholders to enhance support for teacher training, provision of learning facilities, and curriculum flexibility to optimize the implementation of the Gasing method in IPS teaching at elementary schools. Consequently, it is hoped that the Gasing method can contribute positively to the improvement of IPS education quality at the elementary level.
Keywords: Gasing method, Social Studies teaching, Elementary School, implementation issues, basic education.
- PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran penting di Sekolah Dasar (SD) yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman siswa tentang lingkungan sosial, sejarah, geografi, dan ekonomi. Pendidikan IPS ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar siswa yang berguna untuk kehidupan sehari-harinya. IPS sangat erat kaitannya dengan persiapan anak didik untuk berperan aktif atau berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia dan terlibat dalam pergaulan masyarakat dunia (global society). IPS harus dilihat sebagai suatu komponen penting dari keseluruhan pendidikan kepada anak. IPS memerankan peranan yang signifikan dalam mengarahkan dan membimbing anak didik pada nilai-nilai dan perilaku yang demokratis, memahami dirinya dalam konteks kehidupan masa kini, memahami tanggung jawabnya sebagai bagian dari masyarakat global yang interdependen (Ratnawati, 2013). Banyak yang mengatakan bahwa IPS merupakan pelajaran yang membosankan dan kurang menantang karena kebanyakan materinya hanya berupa hapalan, dan hal ini merupakan masalah bagi mata pelajaran IPS itu sendiri. Masalah ini semakin serius manakala dihadapkan pada kenyataan bahwa, selama ini mata pelajaran IPS kurang mendapatkan perhatian yang semestinya.
Metode Gasing adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang bisa diterapkan pada permasalahan tersebut. Metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) adalah metode yang bertujuan untuk membuat belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan, sehingga meningkatkan minat dan motivasi siswa. Metode ini menekankan pada penggunaan permainan, aktivitas interaktif, dan alat peraga yang memudahkan pemahaman konsep-konsep kompleks dengan cara yang menyenangkan. Meskipun metode Gasing memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, penerapannya di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan. Analisis problematika dalam implementasi metode Gasing penting untuk memahami hambatan-hambatan yang dihadapi dan mencari solusi agar metode ini dapat diterapkan secara efektif. Pendidikan dasar di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk rendahnya minat belajar siswa dan kurangnya inovasi dalam metode pengajaran. Metode Gasing, dengan pendekatan yang inovatif, dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Meskipun banyak penelitian menunjukkan efektivitas metode Gasing dalam meningkatkan hasil belajar, penerapannya di kelas sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Penting untuk mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktik agar metode ini dapat diimplementasikan dengan lebih baik.
Guru menjadi faktor yang menentukan mutu Pendidikan karena guru berhadapan langsung dengan para peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas. Di tangan guru, mutu dan kepribadian peserta didik dibentuk. Karena itu, perlu sosok guru kompeten, bertanggung jawab, terampil, dan berdedikasi tinggi. Guru adalah kurikulum berjalan. Sebaik apa kurikulum dan sistem pendidikan yang ada tanpa didukung oleh kemampuan guru, semuanya akan sia-sia. Guru berkompeten dan bertanggung jawab, utamanya dalam mengawal perkembangan peserta didik sampai ke suatu titik maksimal. Tujuan akhir seluruh proses pendampingan guru adalah tumbuhnya pribadi dewasa yang utuh (Kusuma et al., 2018) . Maka dari itu guru memiliki peran kunci dalam keberhasilan penerapan metode pembelajaran baru. Memahami tantangan yang mereka hadapi dalam menerapkan metode Gasing sangat penting. Penelitian ini juga akan membantu dalam merumuskan strategi pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di SD melalui metode Gasing. Melalui artikel ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan peneliti dalam mengembangkan dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif.
- METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan yang digunakan yaitu penelitian kualitatif dengan jenis penelitian adalah pelitianstudi. “Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif” (Basrowi, 2008) Sedangkan pendekatan deskriptif yaitu “berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (Faana & Gaho, 2023)
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif berupa data primer yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dar informan oleh penelitian sendiri tanpa adanya perantaraan. Untuk memperoleh data dari informan dilakukan dengan, cara
a. Melakukan pengamatan (observasi)
b. Melakukan wawancara
c. Melakukan pencatatan lapangan sebagau dokumentasi
- HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Metode Gasing adalah sebuah pendekatan inovatif dalam pembelajaran matematika yang diciptakan oleh Prof. Yohanes Surya. Istilah “Gasing” merupakan singkatan dari “Gampang, Asyik, dan Menyenangkan,” yang mencerminkan tujuan utama dari metode ini, yaitu menghadirkan proses belajar yang sederhana namun efektif, menyenangkan, dan mendorong minat siswa. Dalam hal ini ada beberapa pertanyaan yang telah diajukan kepada wali kelas V SD N 2 Sudaji, diantaranya:
1. Bagaimana pendapat ibu tentang pentingnya penerapan pembelajaran terdifrensiasi dalam konteks pembelajaran IPS di Tingkat SD?
Dalam pembelajaran IPS metode gasing merukan hal yang baru dan sulit untuk diterapkan dalam proses pembelajaran, karena untuk peserta didik dalam proses pembelajaran lebih mudah memahami materi lewat objek nyata, namum pada pembelajaran IPS materi lebih banyak membahas mengenai Sejarah. Berbeda dengan pembelajaran matematika yang pastinya lebih mudah menerapkan metode Gasing.
2. Apa saja tantangan utama yang ibu hadapi dalam menerapkan pembelajaran terdifrensiasi dalam mata pelajaran IPS?
Dalam hal ini tantangan yang ibu alami pribadi, ibu belum sepenuhnya terampil dalam menggunakan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran terdiferensiasi, dan juga di sekolah ini sarana prasarana masih belum memadai.
3. Bagaimana ibu mengidentifikasi kebutuhan individu siswa dalam konteks pembelajaran IPS, dan bagaimana ibu menyesuaikan pendekatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan tersebut?
Mengingat kemampuan setiap siswa berbeda seharusnya dalam kurikulum Merdeka mereka dibebaskan untuk memilih, namun sementara kami guru-guru tidak diberikan pembelakan yang bagus mengenai kurikulum Merdeka, mengingat bahwa kemampuan setiap guru-guru juga tidak sama, jadi seharusnya kami bisa menyediakan media dan tingkat kesulitan pembelajaran pada masing-masing anak, namun disini masih belum bisa memberikan pembelajaran yang mandiri.
4. Apa ibu sudah menerapan metode Gasing (gampang, asik, dan menyenangkan) dalam pembelajaran IPS khususnya di kelas yang ibu empu?
Penerapannya sudah mulai dilakukan, mengingat juga metode ini bagus karena anak-anak menjadi senang belajar, lebih cepat mengingat materi, namun terkadang karena lebih banyak melakukan permain materinya tidak bisa tersampaikan secara tuntas mengingat juga waktu yang sedikit.
5. Bagaimana ibu bekerja sama dengan rekan guru lain atau staf sekolah lainnya dalam mengembangkan dan menerapkan pendekatan pembelajaran terdifrensiasi dan metode Gasing?
Tentunya dalam hal ini kami semua bekerja satu sama lain, contohnya saja ibu sendiri sebagai guru yang tidak ahli dalam menggunakan teknologi, pasti akan dibantu oleh rekan-rekan yang sudah ahli menggunakan teknologi
Media observasi yang kami gunakan yakni handphone yang dimana kami gunakan untuk mengambil dokumentasi. Selain itu, guru tetap memanfaatkan fasilitas papan tulis di kelas untuk menjelaskan konsep-konsep penting secara langsung, memberikan ilustrasi, dan melakukan interaksi tatap muka yang lebih personal. Sebagai tambahan, media pendukung seperti sterofoam digunakan untuk mendukung pembelajaran.
Proses pembelajaran khususnya pada kelas V SD N 2 Sudaji penerapan Metode Gasing dalam pembelajaran IPS SD dikatakan cukup sulit untuk diterapkan dalam proses pembelajaran IPS, dibandingkan dengan menerapkannya pada matematika
Tantangan tersendiri yang masih dialami dalam penerapan Metode Gasing yakni belum mahir dalam penggunaan teknologi dan juga belum tersedianya fasilitas yang memadai untuk mendukung dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran guru masih belum bisa menyediakan media dan tingkat kesulitan pembelajaran pada masing-masing anak, karena kurangnya pelatihan yang diberikan kepada guru-guru dalam menerapkan kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran.
Metode Gasing sudah diterapkan pada proses pembelajaran IPS kelas V di SD N 2 Sudaji, proses pembelajaran jadi lebih mudah dan menyenangkan, namun dalam pelaksanaanya masih belum maksimal karena kurangnya waktu dalam proses pembelajaran. Dalam mendukung penerapan Metode Gasing di SD N 2 Sudaji tenaga kerja baik guru maupun staf bekerja sama dalam penggunaan teknologi.
Pembahasan
Penelitian ini menunjukkan bahwa Metode Gasing digunakan dalam pembelajaran IPS SD. Guru menemukan kendala dalam penggunaan teknologi dan sarana prasarana yang belum memadai. Namun guru memiliki cara tersendiri untuk dapat menerapkan metode gasing dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media bantu yang dapat mendukung penerapan metode gasing dalam proses pembelajaran.
- KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan metode gasing merupakan pendekatan inovatif dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membuat belajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Meskipun memiliki potensi yang besar, penerapannya di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan. penerapannya pada ips cukup membuat anak- anak menjadi senang dalam mengenal pembelajaran ips yang di anggap membosankan, selain itu guru berperan penting dalam keberhasilan penerapan metode pembelajaran baru. Guru harus kompeten, bertanggung jawab, terampil, dan menjelajah tinggi untuk membentuk mutu dan kepribadian peserta didik. Penerapan Metode Gasing di SD N 2 Sudaji menunjukkan bahwa guru menemukan kendala dalam penggunaan teknologi dan sarana prasarana yang belum memadai. Namun, guru memiliki cara tersendiri untuk dapat menerapkan metode gasing dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media bantu yang dapat mendukung penerapan metode gasing dalam proses pembelajaran
- SARAN
Saran dalam analisis problematika implementasi metode GASING dalam pembelajaran IPS SD adalah Guru perlu mendapatkan pelatihan yang memadai tentang metode GASING, termasuk perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian. Pelatihan ini dapat dilakukan oleh lembaga yang kompeten atau oleh guru yang telah berpengalaman dalam menerapkan metode GASING.Guru perlu mendapatkan dukungan dari sekolah dan dinas pendidikan dalam hal implementasi metode GASING. Dukungan ini dapat berupa penyediaan materi pelatihan, pembiayaan pelatihan, dan supervisi oleh pengawas sekolah.Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran GASING perlu diperkaya dengan berbagai sumber belajar, seperti buku teks, artikel, video, dan gambar. Bahan ajar ini perlu disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperkaya pembelajaran GASING, seperti penggunaan aplikasi edukasi dan media pembelajaran interaktif.Pembelajaran GASING perlu dirancang dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran aktif, seperti diskusi, presentasi, dan permainan edukatif.Penilaian dalam pembelajaran GASING tidak hanya berfokus pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotor. Penilaian ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode penilaian, seperti observasi, portofolio, dan tes kinerja.Guru perlu menjalin kerjasama antar guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran GASING. Kerjasama ini dapat dilakukan melalui diskusi, sharing pengalaman, dan observasi pembelajaran.Orang tua perlu dilibatkan dalam proses pembelajaran GASING. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang metode GASING kepada orang tua dan mengundang orang tua untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.Pembelajaran GASING perlu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui efektivitasnya. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode evaluasi, seperti tes, observasi, dan survei.Metode GASING perlu dievaluasi secara berkala untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, seperti guru, siswa, orang tua, dan pakar pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Faana, N., & Gaho, Y. (2023). PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGOPTIMALKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 2 MAZINO. JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI, 4(1), 30–45. https://doi.org/https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/JPE/article/view/800
Kusuma, M. W. K., Jampe, In., & Bayu, G. W. (2018). Pengaruh Metode Pembelajaran Matematika GasingTerhadap Hasil BelajarMatematika. JURNAL PEDAGOGI DAN PEMBELAJARAN, 1(1), 37–46. https://doi.org/https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JP2/article/view/19330
Ratnawati, E. (2013). PENTINGNYA PEMBELAJARAN IPS TERPADU. JURNAL PENDIDIKAN, 2(1), 1–15. https://doi.org/https://jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/edueksos/article/view/635/651