Oleh : Putu Intan Asrini, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Kuranganya minat belajar siswa terutama pada generasi milenial di era digital ini, tentunya disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya minat membaca siswa, terlebih lagi kebiasaan menggunakan teknologi seperti Handphone yang menyebabkan siswa semakin malas belajar. Hal ini terjadi karena siswa milenial lebih terbiasa menggunakan teknologi, jadi siswa akan merasa cepat bosan dalam belajar apalagi jika hanya duduk dan mendengarkan saja. Namun, selain dari dalam diri siswa, faktor dari sekolah juga dapat memengaruhi diantaranya yaitu, Pemilihan media ajar oleh guru kurang tepat, guru belum melibatkan IT dalam pembelajaran, dan kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Dari beberapa faktor tersebut, inilah yang menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan minat belajar siswa menjadi lebih baik khususnya pada pembelajaran IPS SD. Pada umumnya pembelajaran IPS menjadi mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa karena menyangkut pengamalan dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi perkembangan zaman yang bersifat progersif ini, memberikan manfaat bagi kehidupan manusia misalnya dengan berkembangnya teknologi digital, seseorang dalam memperoleh ilmu pengetahuan dapat menggunakan aplikasi dalam Hp seperti internet, youtube, dan sebagainya. Menurut opini saya dalam memanfaatkan perkembang teknologi tersebut, elemen pendidikan juga harus bisa saling berkolaborasi aktif dengan bantuan teknologi agar tercapainya tujuan pembelajaran. Supaya proses pembelajaran tidak cepat membosankan dan mengingat siswa milenial lebih terbiasa dalam menggunakan teknologi, maka guru harus dapat membuat strategi untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui media pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut dapat berupa, sebagai berikut :
Pertama, guru dapat menggunakan sistem informasi. Sistem informasi ni berguna untuk mengenal perkembangan kompetensi anak yang ada di sekolah. Selain itu, sistem informasi ini memudahkan orang tua agar mengetahui perkembangan potensi dan sekolah anak. Ada berbagai aplikasi dan website sistem informasi yang dapat diberdayagunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui potensi anak misalnya google classroom, schoology, e-learning, e-library, dan sebagiannya. Melalui sistem ini guru maupun orang tua dapat melihat hasil belajar siswa, serta perkembangan kompetensi anak disekolah.
Kedua, melalui media pembelajaran. Penggunaan media sangat dibutuhkan untuk menstimulasi siswa untuk memahami materi pelajaran tersebut. Salah satu contoh media digital yang dapat dimanfaatkan adalah Video Pembelajaran. Guru dapat membuat atau mencari video pembelajaran yang berkaitan dengan pelajaran IPS dalam kehidupan sehari-hari mereka, didalam video tersebut bisa berupa animasi yang disukai oleh siswa sehingga siswa tertarik untuk belajar.
Tetapi dalam hal ini, memang masih ada beberapa sekolah yang belum menyediakan alat yang memadai. Namun, tidak peru khawatir guru tetap dapat membuat media pembelajaran menggunakan alat seadanya, seperti :
Pertama, menggunakan gambar. Gambar adalah jenis media belajar visual. Media belajar dalam bentuk gambar bertujuan untuk menampilkan berbagai jenis gambar untuk memvisualisasikan materi yang ingin dismpaikan kepada siswa. Gambar bisa dalam bentuk foto, sketsa atau gambar-gambar dari buku, dan lain sebagainya. Pelajaran-pelajaran tertentu misalnya IPS dapat menggunakan media belajar dalam bentuk gambar seperti Peta, Pulau, Gunung, Bumi, dan lainnya, untuk mempermudah materi yang disampaikan.
Kedua, Guru bisa membuat media belajar berupa bagan. Bagan adalah presentasi gambar grafis yang menginformasikan hubungan-hubungan, misalnya kronologis, jumlah ataupun hierarki. Dalam pelajaran IPS bagan yang cocok digunakan adalah bagan garis waktu, bagan ini untuk memggambarkan hubungan kronologis antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Garis waktu ini sangat bermanfaat meringkas urutan waktu dari serangkaian peristiwa, cocok untuk pelajaran sejarah.
Ketiga, guru dapat membuat media belajar sendiri dengan Worksheet. Worksheet atau lembar kerja siswa biasanya berupa petunjuk, langkah untuk menyelesaikan sautu tugas yang harus dikerjakan. Dalam lembar kerja siswa, guru memberikan soal permasalahan yang berkaitan dengan IPS dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi menurut saya, Pemahaman guru dan siswa terhadap media yang digunakan dalam pembelajaran tentunya diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai media pembelajaran yang akan digunakan. Pemahaman tersebut perlu dimiliki baik oleh guru sebagai yang menggunakan media tersebut maupun siswa sebagai subjek yang menerima media tersebut sebagai penyampai informasi yang akan diterimanya, dengan begitu proses pembelajaran akan menjadi efektif dilakukan. Serta pembelajaran inovatif dan kreatif perlu ditingkatkan lagi khusunya pada guru yang mengajar IPS SD agar guru dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan dan interaktif terutama pada siswa milenial sehingga mereka lebih mudah memahami materi IPS dan tidak cepat bosan dalam belajar.