MENINGKATKAN MINAT DAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MILENIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

Oleh : Putu Pebi Pradia Saputri, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha

Pada masa sekarang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan dan perkembangan hidup manusia. Kekuatan dinamis dalam kehidupan dan perkembangan setiap individu yang memberikan pengaruh pada perkembangan fisik, mental, sosial dan moral adalah pengertian dari pendidikan itu sendiri, dengan kata lain pendidikan adalah kekuatan dinamis yang mempengaruhi keterampilan, kepribadian, dan kehidupan individu untuk bertemu dan bergaul dengan sesama makhluk sosial, serta hubungannya dengan Tuhan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar. faktor tersebut meliputi peserta didik, guru, kebijakan pemerintah dalam merancang kurikulum, proses pembelajaran, media pembelajaran, model dan metode pengajaran yang akan digunakan. Kualitas pembelajaran yang buruk dapat diartikan sebagai pembelajaran yang kurang efektif. Penyebab utama dapat berasal dari peserta didik, guru, kurangnya minat dan motivasi siswa, rendahnya kinerja guru dan media pembelajaran yang kurang memadai dapat mengurangi efektivitas pembelajaran. Masalah yang dihadapi dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial atau sering disingkat dengan IPS meliputi faktor internal dan eksternal. Dalam faktor internal meliputi sikap belajar, motivasi dalam belajar, fokus belajar, kemampuan mengolah bahan pelajaran, kemampuan menetapkan hasil belajar, kemampuan belajar mencatat hasil belajar, kemampuan mencapai atau mendemonstrasikan hasil belajar, kepercayaan diri siswa, kecerdasan dan keberhasilan belajar dan hasil belajar siswa kebiasaan serta keinginan. Sedangkan dalam faktor eksternal meliputi, guru sebagai pemimpin, media pembelajaran, praktik penilaian, lingkungan siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Selain itu, hasil belajar IPS yang rendah disebabkan oleh penguasaan keterampilan menghafal IPS dalam mengolah pemahamannya terhadap materi. Selama ini minat siswa terhadap IPS masih sangat rendah. Tata cara metode yang terbilang masih tradisional seperti penjelasan materi secara abstrak, hafalan materi dan cara menjelaskan dengan komunikasi satu arah yang bersifat aktif masih dalam penguasaan guru, sedangkan peserta didik biasanya hanya berfokus pada penglihatan dan pendengarannya saja. Suasana kegiatan proses belajar mengajar seperti inilah yang membuat peserta didik mengalami kekurang aktifan dan keefektifan dalam menerima suatu materi. Maka dari itu guru diharapkan dapat memberikan suasana belajar yang membuat peserta didik senang dan tidak membosankan, sehingga nantinya peserta didik kembali tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan dari permasalahan tersebut guru harus memilih model pembelajaran yang tepat, kreatif dan inovatif  sehingga nantinya dapat menumbuhkan rasa semangat dan kesenangan bagi peserta didik, menciptakan suasana belajar yang efektif, melibatkan peserta didik dengan aktif dalam pembelajaran sehingga konsep dan topik yang disajikan dapat dipahami dengan baik dan peserta didik dapat mencapai pembelajaran penguasaan yang ditentukan. Discovery learning adalah salah satu model yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan yang dijelaskan diatas. Model discovery learning merupakan suatu model yang dapat membantu peserta didik dalam pembentukan pembelajaran aktif melalui penemuan sendiri dan analisis sendiri, sehingga hasil yang didapatkan tepat dan tetap dalam ingatan peserta didik dan menjadikan peserta didik tidak mudah lupa. Melalui cara menyelidiki peserta didik akan dapat berpikir lebih kritis dan mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Sistem pembelajaran yang dilakukan meliputi stimulasi, identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pengolahan informasi, bukti dan kesimpulan. Pertama peserta didik diberikan suatu masalah yang menyebabkan kebingungan, kemudian dilanjutkan dengan tidak memberikan penjelasan terhadap mengapa masalah tersebut terjadi, hal ini dilakukan agar nantinya mendorong peserta didik untuk menimbulkan rasa penyelidikan sendiri. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan sebanyak mungkin permasalahan – permasalahan yang didapatkan kemudian dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Untuk menjawab permasalahan yang diajukan peserta didik, guru harus mengumpulkan informasi yang tepat sebanyak mungkin guna membuktikan benar tidaknya hipotesis. Selanjutnya siswa bereksperimen dengan pengolahan data guna menemukan konsep atau prinsip yang digambarkan oleh guru berupa soal – soal yang diberikan pada lembar kerja siswa. Kemudian hasilnya dianalisis dan dituliskan pada lembar kerja siswa. Langkah terakhir yaitu setiap kelompok mempresentasikan hasil yang didapatkan dan mendemonstrasikan hasil yang didapatkan kepada teman sekelasnya. Dalam model pembelajaran discovery learning, guru diharapkan merencanakan dan menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan, mengecek kesiapan peserta didik dan membantu peserta didik jika mengalami kesulitan agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Penerapan model pembelajaran sangat penting untuk menciptakan semangat belajar, motivasi belajar dan mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan bantuan model pembelajaran discovery learning diharapkan bisa mempermudah pemahaman terhadap topik yang diajukan dan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *