Oleh : Andita, Bryan, Ekhanviryo, Febrian, Moh. Adriansyah, Naela, Renata
Remaja masjid Al-Basyir (REMAB) adalah generasi penerus yang bersemangat dalam memperkuat dan membangun komunitas melalui nilai-nilai keagamaan. Mereka adalah sosok yang aktif dalam kegiatan keagamaan, sosial, dan pendidikan di lingkungan masjid, menjadi pilar utama dalam menjaga dan mengembangkan spiritualitas serta moralitas dalam kehidupan sehari-hari. Organisasi ini meliputi remaja Masjid Al-Basyir yang berlokasi di Sawahan, Kel. Sangkrah, Kota Surakarta. Mensejahterakan kemakmuran masjid dan kerukanan lingkungan masjid dalam beragama merupakan tujuan utama didirikannya REMAB ini.
Visi dan misi terbentuknya REMAB ini untuk membangun generasi muda yang taat beragama, aktif dalam pengembangan diri, dan berperan aktif dalam memajukan kegiatan keagamaan serta sosial di komunitas masjid. Melalui keterlibatan mereka, diharapkan dapat membentuk lingkungan yang lebih harmonis dan penuh dengan nilai-nilai kebaikan.
REMAB ini memiliki 38 pengurus yang meliputi ketua, wakil, sekretaris, bendahara, humas, tim koordinasi, dan pembantu umum. Berdasarkan analisis data dari peta budaya organisasi REMAB telah memperoleh hasil dan grafik yang mencerminkan temuan yang dilakukan seperti dibawah ini.
Dari hasil analisa diatas budaya organisasi dari REMAB termasuk dalam budaya clan sehingga menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat solidaritas, loyalitas, dan komitmen yang tinggi,
Dalam budaya clan pada remaja masjid, tercipta sebuah komunitas yang kokoh dan solid, di mana nilai-nilai kebersamaan, kesetiaan, dan solidaritas menjadi pondasi utama. Interaksi yang hangat dan saling mendukung di antara anggota menciptakan lingkungan yang memupuk pertumbuhan spiritual dan sosial secara kolektif.
Dalam menciptakan kemajuan dengan budaya organisasi clan dapat dilakukan dengan menghindari hal-hal yang mungkin terjadi. Salah satu yang bepotensi menghambat, yakni pada budaya organisasi clan berpotensi menciptakan pengelolaan ketergantungan pada hubungan personal baiknya dilakukan pengembangan keterampilan manajerial dan pengambilan keputusan yag berbasis pada data dan tujuan jangka panjang. Selain itu organisasi sebaiknya memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas untuk mengelola konflik iinterpersonal dengan cara konstruktif dan adil, melibatkan pihak ketiga yang netral atau mediator jika diperlukan.