Menjadi Guru Inklusif: Bekal Penting Memahami Anak Berkebutuhan Khusus

Oleh : Delsa Ayu Afianda, Universitas Pendidikan Ganesha

Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan suatu aspek yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Bagi calon guru, pemahaman mendalam terkait pendidikan ABK menjadi semakin signifikan, khususnya dengan adanya prinsip inklusi yang menjadi pedoman utami dalam sistem pendidikan saat ini. Inklusi memiliki arti untuk memberikan hak yang setara bagi seluruh anak, termasuk bagi anak dengan kebutuhan khusus agar dapat memperoleh kesempatan dalam menempuh pendidikan yang berkualitas dengan lingkungan dan fasilitas yang mendukung. Hal ini sejalan dengan Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa Pasal 3 ayat (2) yang menyatakan bahwa setiap anak dengan keterbatasan khusus seperti kelainan fisik, mental, sosial, dan emosional yang memiliki potensi dan kemampuan istimewa berhak memperoleh pendidikan secara inklusif dalam satuan pendidikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak. Dengan memahami pendidikan ABK, maka calon guru akan lebih siap dan mampu untuk menghadapi berbagai tantangan yang beragam dalam proses pembelajara dengan sikap positif dan keterampilan yang memadai.

Seorang calon guru penting untuk memiliki kemampuan dalam memahami pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung pengembangan potensi setiap anak tanpa memandang perbedaan. Anak dengan kebutuhan khusus memerlukan perhatian khusus yang diakibatkan oleh keterbatasan yang dimilikinya seperti keterbatasan fisik, perilaku, emosional, sosial, dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut guru hendaknya dapat menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing anak agar dapat proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Pemahaman tentang pentingnya pendidikan ABK dalam aspek pendidikan memberikan bekal kepada para calon guru tidak hanya untuk mengajar materi di dalam kelas, melainkan juga berperan sebagai fasilitator yang tepat bagi anak di sekolah dan menciptakan suasana belajar yang mengakomodasi seluruh kebutuhan masing-masing anak sesuai dengan latar belakang yang berbedda-beda.

Dalam mendidik anak dengan kebutuhan khusus atau berbeda dari anak normal pada umumnya, calon guru memerlukan keterampilan yang khusus seperti memiliki kemampuan komunikasi yang baik, pengelolaan kelas yang tepat sesuai dengan keberagaman yang dimiliki anak, dan rasa empati yang tinggi. Dengan memiliki kemampuan dalam berkomunikasi yang baik, maka guru akan lebih mudah untuk menjalin interaksi dengan anak berkebutuhan khusus tanpa menghakimi atau merendahkan yang dapat membuat anak merasa tak percaya diri. Melalui adanya komunikasi dan interaksi yang positif antara guru dengan anak berkebutuhan khusus maka akan meningkatkan kemampuan komunikasi anak dan mereka akan merasa lebih dihargai dan dimengerti dengan baik. Kemampuan dalam mengelola kelas menjadi kemampuan yang penting untuk dimiliki oleh calon guru. Calon guru perlu untuk mempelajari cara mengatur dinamika kelas, hal ini bertujuan agar suasana kelas bisa terasa nyaman baik bagi anak dan juga guru, sehingga proses pembelajaran akan berjalan dengan optimal. Pengelolaan kelas inklusi dapat menggunakan strategi yang menyesuaikan dengan kebutuhan dari anak seperti menggunakan alat bantu visual, audio, dan kegiatan fisik lainnya.

Pemahaman dalam mendidik anak berkebutuhan khusus memiliki beragam manfaat bagi calon guru, salah satunya adalah dapat berkontribusi dalam menciptakan suasana lingkungan sekolah yang menyenangkan dan positif. Calon guru yang telah memahami pendidikan ABK akan ikut berperan aktif dalam membangun budaya sekolah yang inklusif, sehingga seluruh siswa akan memperoleh perlakuan yang sama dan merasa dihargai tanpa memandang perbedaan. Melalui pengembangan lingkungan dan budaya yang inklusif di sekolah juga akan membantu anak-anak untuk saling bersikap toleransi satu sama lain, bekerja sama, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Pendidikan yang inklusif memungkinkan ABK berada di lingkungan yang sama dengan anak normal lainnya, sehingga ABK akan dapat mengembangkan interkasi sosialnya dengan teman sebaya.

Pemahaman terkait pendidikan ABK menjadi salah satu hal yang penting bagi calon guru. Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan oleh calon guru untuk memperdalam pengetahuan pendidikan bagi ABK seperti mengikuti pelatihan, membaca berbagai buku yang berkaitan dengan penangan ABK, berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan atau program magang di sekolah inklusi, dan melakukan diskusi dengan para guru yang telah memiliki pengalaman langsung dalam menangani dan mendidik anak dengan kebutuhan khusus di sekolah. Dengan melakukan cara-cara tersebut, maka calon guru dapat menambah wawasan mengenai pendidikan bagi anak dengan kebutuhan khusus dan mengetahui tentang cara dalam menangai tantangan serta permasalahan yang mungkin dihadapi ketika mengajar anak berkebutuhan khusus.

Pendidikan ABK merupakan kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi dalam pendidikan. Melalui pemahaman tentang pendidikan anak dengan kebutuhan khusus, para calon guru tidak hanya membantu anak dengan kebutuhan khusus dalam mengembangkan dan mencapai potensi mereka, namun juga menciptakan lingkungan belajar yang harmonis, damai, dan terhindar dari diskriminasi antar satu anak dengan anak lainnya. Keterampilan guru dalam memahami pendidikan anak berkebutuhan khusus juga menjadikan calon guru lebih tanggap, rersponsif, memiliki rasa toleransi tinggi, dan juga penuh empati, sehingga anak-anak dapat memperoleh dan mewujudkan pendidikan yang sama dan inklusif bagi setiap anak, termasuk anak dengan kebutuhan khusus.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *