Oleh : Ni Putu Silva juniar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, mengingat kita harus bisa menjadi orang tua dari anak-anak yang bukan anak kandung kita sendiri. Kita wajib mengenali karakter dari masing-masing anak dan kita harus mampu meneransfer ilmu pengetahuan kepada mereka. Berkaitan dengan itu, kita tahu bahwa siswa dan guru tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Hubungan antara kedua peran itu tak semata-mata hanya sebagai pelengkap sekolah namun keduanya memiliki dampak kuat yang sangat berarti dalam dunia pembelajaran. Namun, hubungan keduanya tak selalu baik, pasti ada saja hal buruk yang terjadi diantara guru dan siswa. Disisi lain, terdapat banyak siswa yang membenci guru bahkan ketika mereka sudah lulus. Hal itu disebabkan karena pembawaan guru yang berbeda-beda ada yang sangat tegas, baik hati, malas, dan masih banyak lagi. Selain itu, karakter anak jaman sekarang berbeda dengan karakter anak jaman dulu. Anak jaman sekarang atau yang sering disebut milenial sering memiliki pendapatnya sendiri. Ia memiliki pikiran yang berbeda dan terkadang hal itu menjadi masalah antara guru dan siswa. Bahkan tak jarang juga terdapat siswa yang membangkang saat dinasehati guru.
Melihat dari masalah itu, ketika menjadi guru suatu saat nanti saya ingin menjadi sahabat bagi para siswa. Guru sudah tidak sepatutnya mengajar penuh tekanan lagi, kita harus bisa memposisikan diri kapan berperan sebagai seorang pengajar dan kapan berperan sebagai seorang sahabat. Memang bukanlah suatu hal yang mudah karena terkadang ada siswa yang menutup dirinya dan tak ingin dekat dengan kita. Namun, sebagai seorang guru kita harus tetap berusaha karena dari sanalah kita bisa mengetahui keperibadian setiap siswa. Tak hanya itu, kita bisa membuat siswa nyaman kepada kita sehingga ketika mereka ada masalah dalam hidupnya kita dapat membantunya atau hanya sekedar menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Menjadi sahabat untuk siswa tentunya tak hanya sebagai pendengar keluh kesah mereka, akan tetapi kita juga dapat mendorong pribadi siswa menjadi lebih baik. Siswa akan menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab dalam hidupnya. Dalam proses belajar dan mengajar pun siswa akan merasa nyaman karena mereka menganggap kita adalah guru yang bersahabat. Sehingga materi yang kita jelaskan akan mudah dipahami oleh para siswa. Khusunya terhadap pembelajaran IPS yang sangat berkaitkan dengan kehidupan social.
Ketika menjadi seorang guru saya akan menjadi guru yang menyenangkan sehingga para siswa mudah mendekat. Membuat para siswa senang adalah satu tips jika ingin bersahabat dengan mereka. Namun, sebagai seorang guru tentunya tahu batasan dalam membuat siswa senang sehingga mereka tidak semena-mena dengan kita. Contohnya ketika pembelajaran sejarah dimulai kita mengambil beberapa menit untuk hanya sekedar bercengkrama dan meminta siswa bercerita tentang dirinya ataupun sejarah mengenai dirinya ataupun keluarganya. Dari pengalaman diri sendiri ketika menjadi seorang siswa, saya sangat menyukai ketika ada seseorang yang bercerita dan guru menyelipkan beberapa candaan yang bisa membuat siswa tertawa. Sehingga siswa dapat merasa dekat dengan guru karna guru tersebut memiliki pribadi yang menyenangkan. Pada posisi ini, guru harus benar-benar menjadi seorang sahabat untuk siswanya. Selain itu kita juga bisa menggunakan metode tanya jawab namun dengan bahasa yang tidak terlalu formal yang dapat memberi kesan persahabatan. Memberi kesempatan untuk siswa yang lain mencari solusi dari permasalahan temnnya. Demikian upaya seorang guru agar pembelajaran IPS tidak hanya tentang menghafal dan perlu diingat bahwa pembelajaran IPS juga mencangkup semua sendi kehidupan.