Menyesuaikan Pembelajaran Dengan Karakteristik Kaum Milenial Dalam Upaya Mengembangkan Teori Belajar Personalisasi

Oleh : Ni Kadek Murtiasih, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

        Generasi milenial adalah kelompok manusia yang lahir pada kurun waktu 1980 – 1990 atau awal tahun 2000.  Generasi milenial hidup pada era yang memiliki nilai individualisme tinggi, mengutamakan keterbukaan, dan gaya hidup bebas. Generasi milennial juga tumbuh dalam keadaan yang lebih makmur dibandingkan dengan generasi sebelumnya, sehingga kebutuhan terpenuhi oleh orang tuanya. Generasi milenial memiliki kebiasaan multitasking, karena generasi ini dapat melakukan banyak hal pada waktu yang bersamaan agar efisien dalam waktu. Generasi milenial juga sangat mudah beradaptasi dengan teknologi. komputer, internet, dan gadget menjadi teman dalam kehidupan generasi ini. Dilihat dari generasi milenial ini sangat menyukai permainan (gamers). Mereka rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain online, komputer, gadget, ataupun video games. Generasi milenial ini menggunakan metode komunikasi nomadik. Mereka memiliki teman banyak dan senang berkomunikasi menggunakan media sosial, instant messaging. Mereka senang berkomunikasi terus menerus di mana pun selalu terhubung menggunakan media sosial. Karakteristik generasi milenial ini berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Menurut The Balance Careers, milenial adalah generasi yang achievement-oriented atau berorientasi pada pencapaian. Dimana generasi milenial dididik oleh orang tuanya untuk menjadi lebih baik dari mereka dan generasi sebelumnya. Oleh karena itu, generasi milenial tumbuh dengan karakteristik percaya diri, ambisius, dan ingin lebih daripada orang lain.

        Menurut saya, karakteristik kaum milenial dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan pengalaman masing-masing orang. Selain itu,generasi milenial juga memiliki karakteristik yang berbeda dalam mengikuti pembelajaran. Generasi ini gemar melakukan pengembangan diri dan suka hidup seimbang serta dapat diandalkan dalam hal kedisiplinan dan pemanfaatan teknologi. Pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah saat ini harus dapat memahami karakteristik siswa generasi milenial. Dimana karakteristik utama generasi milenial adalah pemanfaatan internet yang dominan Namun, menurut beberapa sumber yang saya temukan, generasi milenial umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Generasi milenial juga umumnya ditandai dengan karakteristik percaya diri, ambisius, dan ingin lebih daripada orang lain. Dalam proses pembelajaran, penting untuk menyesuaikan karakteristik generasi milenial agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain menggunakan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, memanfaatkan media sosial sebagai sarana pembelajaran, dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kreatif. Dimana Teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam kegiatan pembelajaran bagi generasi milenial. Beberapa media yang sudah banyak digunakan dan bisa menjadi salah satu pemicu kualitas generasi milenial dalam kegiatan belajar adalah Facebook, Twitter, YouTube dan blog. Aplikasi seperti Facebook atau Twitter biasanya digunakan untuk berkomunikasi via chat. Akan tetapi, beberapa aplikasi ini juga dapat kita manfaatkan sebagai sarana belajar .Selain itu, teknologi juga dapat membantu guru untuk membuat materi pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Contohnya adalah penggunaan video pembelajaran atau animasi yang dapat membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah. Dan beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk kaum milenial agar lebih interaktif dan kreatif. Beberapa di antaranya adalah role playing, tebak kata facilitator and explaining, story telling. Selain itu, terdapat juga model pembelajaran flipped classroom yang dapat membantu siswa menguasai konsep atau pengetahuan tertentu yang rumit dan tidak dikuasai secara memadai melalui metode pembelajaran saat ini. Selain itu, terdapat juga tiga metode pembelajaran milenial yang bisa dirumuskan, di antaranya adalah melalui penyingkapan (discovery learning), berbasis masalah (problem based learning), dan berbasis proyek (project based learning)

         Jadi, dapat saya simpulkan bahwa mengembangkan teori belajar personalisasi merupakan suatu cara untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik kaum milenial. Dimana pembelajaran personalisasi adalah pembelajaran yang berbasis personalisasi, yaitu pembelajaran pribadi yang menyesuaikan pada kekuatan, kebutuhan dan kepentingan setiap siswa. Pembelajaran ini juga dapat disesuaikan dengan karakteristik generasi milenial karena dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *