Oleh: Ida Ayu Putu Mia Puspita Dewi, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Integrasi nasional merupakan proses penyatuan berbagai perbedaan-perbedaan yang ada pada masyarakat sehingga menjadi selaras dalam sebuah bangsa. Perbedaan tersebut meliputi suku, budaya, bahasa, ras, agama, dan faktor kebangsaan lain. Integrasi nasional sendiri menjadi hal yang penting bagi negara heterogen seperti Indonesia. Integrasi nasional salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia,misalnya menyatukan berbagai macam suku dan berbudaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama yang ada di Indonesia. Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri.
Sebagai generasi muda yang tumbuh di era globalisasi dan teknologi informasi, milenial memiliki akses yang lebih luas terhadap informasi, komunikasi, dan interaksi lintas budaya. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk lebih memahami, menghargai, dan berinteraksi dengan keragaman budaya, agama, dan latar belakang etnis yang ada di Indonesia. Milenial juga sering kali memiliki mentalitas yang terbuka, inklusif, dan toleran terhadap perbedaan. Mereka cenderung lebih menerima dan menghormati keberagaman, serta memiliki kemauan untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ini sangat penting dalam mempertahankan integrasi nasional, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman budaya, suku, dan agama. Selain itu, milenial juga memiliki peran aktif dalam penggunaan media sosial dan platform digital lainnya. Mereka dapat memanfaatkan teknologi ini sebagai alat untuk mempromosikan persatuan, menjembatani kesenjangan, dan memperkuat ikatan antarwarga negara.
Dengan menggunakan media sosial dengan bijak, milenial dapat berkontribusi dalam menyebarkan pesan-pesan positif tentang persatuan, semangat gotong royong, dan kebangsaan kepada sesama generasi mereka. Di samping itu, milenial juga memiliki kekuatan dalam memajukan isu-isu sosial dan politik yang relevan dengan integrasi nasional. Mereka dapat mengambil peran sebagai agen perubahan dengan menggerakkan gerakan sosial, berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan komunitas, dan terlibat dalam diskusi serta kegiatan politik yang mempromosikan inklusivitas dan persatuan. Namun, perlu diingat bahwa mempertahankan integrasi nasional bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kesadaran, edukasi, dan komitmen dari semua pihak, termasuk milenial, untuk membangun kesadaran tentang pentingnya persatuan dan mengatasi perpecahan yang ada. Keterlibatan milenial dalam mempertahankan integrasi nasional harus diiringi dengan pemahaman mendalam tentang sejarah, nilai-nilai, dan identitas nasional Indonesia. Dalam kesimpulannya, peran milenial dalam mempertahankan integrasi nasional sangat penting dan berpotensi besar. Dengan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan perubahan dan penggunaan teknologi, serta sikap terbuka dan inklusif, milenial dapat menjadi kekuatan yang kuat dalam membangun dan memperkuat persatuan bangsa Indonesia.