Navigasi Perkembangan : Memahami Konsep Diri pada Usia Menengah Melalui Lensa Teori Pengembangan

Oleh : Luh Made Dwi Cipta Laksmi, S1 Bimbingan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Konsep diri dipandang secara luas sebagai tempat pertemuan individu dan masyarakat serta mewakili upaya individu untuk menemukan makna dan pemahaman pribadi. Konsep diri telah dipelajari sehubungan dengan hampir setiap domain perilaku, termasuk beragam perhatian seperti kemampuan dan kompetensi kognitif, perilaku moral, pilihan pekerjaan, kenakalan dan penyimpangan, pola persahabatan, hubungan keluarga, serta kesehatan dan penyesuaian. Konsep diri bukan satu-satunya struktur psikologis yang terlibat dalam membimbing perilaku, namun merupakan struktur sentral. Dalam upaya baru-baru ini untuk memahami diri dan menghubungkannya dengan pengaturan perilaku, hal ini dihubungkan dengan tanda hubung ke serangkaian fenomena yang terus meningkat. Konsep diri bukan faktor bawaan melainkan terbentuk dan berkembang seiring dengan perkembangan remaja dan pergaulan remaja di lingkungan sosial, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat. Pengaruh karakteristik masa kanak-kanak pertengahan terhadap perkembangan pemahaman diri dan pengaturan diri dibahas oleh para ahli teori perkembangan utama, meskipun pandangan mereka agak tidak konsisten. Freud (1956) memandang masa kanak-kanak pertengahan sebagai periode laten ketika, berbeda dengan periode perkembangan sebelumnya, anak-anak relatif bebas dari dominasi id. Ini adalah usia ego, masa di mana anak dapat, dengan cara yang relatif tanpa konflik, berpaling dari keluarga ke dunia luar. Hal ini memungkinkan anak untuk bersosialisasi dengan cepat—untuk mengembangkan diri dan pengetahuan sosial yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat. Cooley (1902) dan Mead (1934) menekankan bahwa dasar konsep diri adalah persepsi individu terhadap reaksi orang lain. Masa kanak-kanak pertengahan, sebagai masa ketika individu menjadi sangat sadar akan penilaian orang lain, dapat dilihat sebagai masa kritis bagi perkembangan diri sosial.

Menurut Erikson (1959), masa kanak-kanak pertengahan merupakan tahap perkembangan diri yang paling baik ditandai dengan keyakinan. Usia menengah dalam masa transisi menuju dewasa, memiliki rasa ingin tahunya yang besar mengenai kehidupan manusia disekitar mereka dan selalu ingin tahu hal-hal yang dialami kawan- kawan mereka. Salah satu elemen utama teori tahapan psikososial Erikson adalah perkembangan identitas ego. Ini adalah kesadaran diri yang kita kembangkan melalui interaksi sosial, yang terus berubah karena pengalaman dan informasi baru yang kita peroleh dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain. Dorongan untuk membangun dan mengungkapkan identitas diri pada remaja seringkali begitu kuat dan luar biasa sehingga bukan hal yang aneh bagi lingkungan mereka untuk menganggapnya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dukungan dari konstruksi identitas diri yang kuat dari satu pihak sering ditempa oleh kesetiaan kawan dan toleransi yang tinggi terhadap kelompok sebaya.  Erikson mengemukakan teori perkembangan identitas yang melibatkan delapan tahap perkembangan psikososial. Menurutnya, pada remaja terdapat tahap identitas versus peran bingung. Pada tahap ini, remaja mencari identitas pribadi mereka melalui eksplorasi diri dan mencoba berbagai peran yang berbeda. Jika mereka berhasil menyelesaikan tahap ini, mereka akan mengembangkan identitas yang konsisten dan jelas. Jika mereka gagal, mereka dapat mengalami kesalahan identitas. Di mana pun Anda berada, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk membantu membangun rasa identitas yang lebih kuat. Misalnya, memikirkan nilai-nilai yang Anda miliki akan membantu memperkuat identitas Anda. Nilai-nilai inti adalah hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna bagi Anda serta yang  memotivasi  dan memandu keputusan Anda. Penting untuk menghabiskan waktu sendirian untuk mengenal diri sendiri lebih baik. Saat-saat tenang itu dapat membantu Anda fokus pada prioritas dan meningkatkan kesadaran diri. Sehubungan dengan itu, belajarlah untuk mempraktikkan belas kasihan pada diri sendiri , yang dapat membantu Anda lebih memahami dan menerima kekurangan dan keterbatasan Anda.

Stuart dan Sundeen (dalam Prasetyo, 2013) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah (1).Teori perkembangan, konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir sampai mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep diri berkembang melalui kegiatan 34 eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pengalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai pada diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata. (2).Significant Other, konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain. Anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya. Budaya dan sosialisasi juga mempengaruhi konsep diri dan perkembangan diri. (3).Self Perception, persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan, konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.

Daftar Pustaka

Harwanti Noviandari, M. (2021). PENYESUAIAN DIRI REMAJA TERHADAP LINGKUNGAN . Purwokerto Selatan: CV. Pena Persada.

Nurius, H. J. (1984). Self-Understanding And Self-Regulation In Middle Childhood. Washington (DC): National Center for Biotechnology Information.

Suryana1, E. (2022). Perkembangan Remaja Awal, Menengah Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan. Jurnal Ilmiah Mandala Education , 4.

Kendra Cherry, Mse. (2023) How People Develop an Identity or Cope With Role Confusion, Verywell Mind. Verywell Mind.

Young On Top (2023) 3 Teori Perkembangan Identitas Pada Manusia, Young On Top.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *