Pancasila sebagai Pedoman Guru SD dalam Penguatan Karakter Generasi Bangsa

Oleh: Ni Ketut Mas Ayu Marini Putri dan Gusti Ayu Dhyana Paramita, PGSD, Universitas Pendidikan Ganesha

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat, karena dengan adanya pendidikan akan tercipta manusia yang berkualitas, berintelektual, dan berkarakter. Generasi muda adalah tonggak bagi kemajuan dan pembangunan bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa, maka generasi muda dituntut untuk memiliki karakter dengan semangat juang yang tinggi, optimis, berani, tangguh, dan berkomitmen demi tercapainya bangsa yang unggul dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan karakter adalah bagian paling dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pendidikan karakter terhadap generasi bangsa perlu ditekankan guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi membuat karakter generasi bangsa mengalami kemerosotan oleh berbagai faktor sehingga membentuk generasi yang tidak berpendidikan. Tentunya pendidikan karakter generasi muda bangsa harus berlandaskan dengan Pancasila. Karena Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia, menjadi acuan dasar bagi seluruh masyarakat di berbagai sektor kehidupan. Pada era sekarang ini, karakter generasi bangsa berubah menjadi rapuh, mudah diterjang ombak, dan terjerumus dalam tren budaya luar. Memudarnya karakter yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila sering terjadi terutama di lingkungan sekolah seperti perilaku penyimpangan contohnya tawuran antar pelajar. Prinsip moral, budaya bangsa, dan perjuangan hilang dari karakteristik generasi bangsa saat ini. Sehingga penguatan pendidikan karakter peserta didik harus diperkuat sejak dini dimulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar guna menghasilkan generasi bangsa yang unggul. Sebagai Guru SD, hal ini menjadi tantangan dimana dapat membentuk karakter siswa lebih bermoral dan menghayati nilai-nilai Pancasila.

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan komponen terpenting untuk dapat berjalannya sebuah proses pembelajaran. Guru merupakan profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa. Menurut Ihsan (2008) mengatakan bahwa sudah menjadi hal lumrah dalam teori pendidikan bahwa pembentukan karakter merupakan tujuan umum pengajaran dan pendidikan budi pekerti di sekolah. Pendidikan karakter pada hakikatnya membentuk individu menjadi seorang pribadi bermoral yang dapat menghayati kebebasan dan tanggung jawabnya. Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan yang sangat penting bagi peserta didik dalam hal penguatan pendidikan karakter. Peserta didik SD merupakan masa anak yang sedang berkembang dan masa yang tepat untuk menanamkan karakter-karakter yang baik. Para Guru SD dalam penguatan pendidikan karakter harus berpedoman pancasila. Sebuah pepatah mengatakan bahwa guru adalah sosok patut digugu dan ditiru. Dengan arti lain guru harus memiliki peran penting sebagai role model atau teladan bagi peserta didik terutama ssiwa sekolah dasar yang akan senantiasa mengikuti segala tingkah laku yang dilakukan gurunya ketika di sekolah. Guru adalah panutan yang memberikan contoh melalui perkataan dan tingkah lakunya yang baik. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan, tugas guru juga mendidik moral dan etika siswa agar di masa depan tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual namun karakter serta cara bersikap yang baik menjadi hal yang utama. Anak usia dini lebih mudah dibentuk karakternya, karena ia cenderung lebih cepat menyerap perilaku dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, lingkungan yang baik akan membentuk karakter yang positif.

Membangun fondasi karakter peserta didik sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, guru dapat melakukan berbagai cara selama proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas contohnya seperti sebelum memulai pelajaran siswa dilatih selalu berdoa bersama, guru juga melatih kebiasaan kepada siswa dengan budaya 5S yaitu salam, senyum, sapa, sopan dan santun. Selain itu, siswa juga dilatih untuk disiplin dengan selalu mengumpulkan tugas tepat waktu dan selalu berkata jujur. Menerapkan budaya 5S di lingkungan sekolah dapat menumbuhkan karakter bagi peserta didik dimana mampu menghargai orang lain tanpa membedakan agama, ras, adat, suku dan lainnya. Melalui budaya 5S dapat menunjukan karakter toleransi antar keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Sebagai seorang guru, sudah seharusnya mempraktekkan terlebih dahulu dalam kehidupan sehari-hari maka dari itu peserta didik akan meniru perilaku yang baik dari gurunya. Adapun hal yang dapat ditunjukkan guru dalam mempraktekkan budaya 5S di lingkungan sekolah yaitu selalu menyapa peserta didiknya setiap pagi dengan ramah dan senyuman  ketika berjumpa di gerbang sekolah. Hal ini juga dapat diterapkan ketika guru memasuki kelas diawali dengan mengucapkan salam dan menyapa peserta didik. Jika peserta didik selalu melihat gurunya menerapkan budaya 5S tentunya membuat kesadaran siswa  meningkat untuk menggunakan kata-kata yang sopan saat berbicara kepada semua orang. Budaya 5S adalah salah satu implementasi pendidikan karakter berlandaskan Pancasila di lingkungan sekolah dengan mengoptimalkan sikap, sifat, dan perilaku yang berbudi luhur yang akan menjadi modal dasar peserta didik dalam mengembangkan kepribadian baik dan mempunyai rasa menghormati antar sesama.

Strategi lain yang dapat diterapkan oleh Guru SD dalam penguatan karakter generasi bangsa berlandaskan Pancasila adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran Pancasila dalam setiap mata pelajaran, sehingga peserta didik dapat memahami dan menginternalisasi nilai Pancasila  dalam kehidupan sehari-hari. Para guru dapat menggunakan pendekatan keteladanan dan pembiasaan dalam membentuk karakter siswa berlandaskan Pancasila. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh perilaku yang baik dan mengajarkan siswa untuk membiasakan diri melakukan hal-hal yang sesuai dengan nilai Pancasila. Dalam proses pembelajaran, guru dapat menerapkan metode pembelajaran yang partisipatif, seperti diskusi, tanya jawab, dan simulasi, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran dan memahami nilai-nilai Pancasila dengan lebih baik. Serta, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang menarik, berupa video, gambar, dan cerita, guna memperkenalkan nilai-nilai Pancasila kepada siswa. Dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, guru dapat mengajarkan dan melatih siswa dalam berkarakter maupun berperilaku sesuai dengan Pancasila, seperti mengadakan kegiatan gotong royong, menghargai perbedaan ketika berdiskusi, dan saling menghormati antar siswa. Perilaku tersebut secara tidak langsung dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan dalam diri setiap siswa.

Dalam konteks penguatan karakter berlandaskan Pancasila, strategi guru menjadi peran penting untuk menciptakan generasi bangsa yang memiliki karakter yang baik dan mampu berkontribusi dalam masyarakat dan negara Indonesia. Peran tenaga pendidik yakni seorang guru begitu penting dalam pembentukan karakter siswa, sebab mempunyai tujuan untuk membentuk siswa yang cerdas dan memiliki moral Pancasila luhur. Secara keseluruhan, Pancasila dan penguatan karakter bangsa saling terkait dan mempengaruhi perkembangan generasi muda dalam menjadi individu yang mampu menjaga nilai-nilai pancasila dan berkontribusi dalam masyarakat dan negara Indonesia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *