Oleh : Ni Putu Joanne Marsha Kayla, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Pada tahun 2019 akhir yang lalu kita dihebohkan dengan adanya berita tentang covid-19. Sebelum Pandemi tersebut muncul, pembelajaran yang kita terapkan masih normal, yaitu pembelajaran tatap muka. Namun pada Bulan Maret, 2020 yang lalu mulai diterapkan adanya social distancing yang tidak memungkinkan para guru dan siswa untuk melakukan pembelajaran tatap muka, karena jika dilakukan pembelajaran tatap muka akan membuat maraknya Covid-19 dan banyaknya orang terinfeksi akan virus ini. Masyarakat tentunya sangat khawatir dengan bagaimana kedepannya nasib dari masyarakat, terutama pendidikan di Indonesia. banyak sekolah yang diliburkan 2 minggu karena banyaknya peserta didik dan guru yang terinfeksi covid-19. Namun karena maraknya covid-19 ini hingga melebar ke seluruh Negeri, tidak cukup hingga 2 minggu diliburkan, akhirnya pihak dari pemerintah mengambil solusi untuk meliburkan sekolah-sekolah selama pandemic covid-19 dan beralih dari system pendidikan normal ke system pendidikan Hybrid learning atau system pembelajaran jarak jauh melalui kediaman masing-masing. Alhasil banyak yang tidak setuju dengan keputusan pemerintah yang disinyalir merugikan pihak sekolah dan peserta didik. Kenapa dibilang begitu? Karena pada artikel yang saya baca terdapat kekurangan yang dapat dilihat dari kacamatan pendidik dan juga peserta didik. Yaitu beberapa diantaranya, adanya kesulitan untuk memahami materi yang diberikan oleh pendidik kepada peseta didik. Selain itu, koneksi atau jaringan internet yang kurang memadai untuk sekolah sekolah yang ada di pedalaman. Tidak hanya itu, tapi juga kurangnya interaksi antara guru sebagai pendidik dan pesrta didik.
Namun diantara banyaknya kekurangan, terdapat pula kelebihan yang juga terlihat. Diantaranya yaitu, membuat masyarakat menjadi melek teknologi. Semakin kesini, kita harus semakin mengejar teknologi. Jika tidak, maka negara ini tidak akan menjadi negara maju. Semakin lama teknologi menjadi berkembang seiring berjalannya waktu. Dengan adanya pandemic, masyarakat menjadi menggunakan teknologi untuk beraktifitas. Seperti contoh belanja kebutuhan sehari hari bisa dari handphone, bekerja bisa dari media sosial, termasuk belajar dan pembelajaran bisa juga lewat google meet, zoom meeting, ataupun webex dapat digunakan sebagai media antara pelajar dengan pendidik. Hal ini termasuk efektif dan efisien waktu, karena dapat diakses kapan saja, dan dimana saja jadi bisa berkesempatan untuk ikut belajar. Lalu ada juga Pembelajaran yang bervariasi. Manfaat yang akan dirasakan siswa adalah variasi dari pembelajaran, belajar dengan variasi belajar yang itu itu saja akan membuat bosan peserta didik. Tidak hanya itu, hybrid learning juga dapat mengembangkan keterampilan digital dari peserta didik, terutama bagi peserta didik yang belum mengetahui atau menyentuh digital. Tidak hanya itu, hybrid learning juga dapat mengembangkan keterampilan digital dari peserta didik tentunya bagi peserta didik yang belum mengetahui atau menyentuh digital .
Jadi, intinya adalah pembelajaran bisa saja diterapkan kapan saja dan dimana saja. Kita juga patut mengambil hikmah dari semua hal seperti pandemic yang sudah berlalu. Dengan adanya pandemic kita jadi melek akan teknologi. Dari yang tidak tahu menjadi tempe…. Eh maksud saya dari yang tidak tahu menjadi TA U. dan dari yang tahu menjadi lebih tahu, itulah pendidikan. Semoga dengan saya menyampaikan opini semacam ini dapat menambah wawasan anda ya. Terimakasih atas perhatiannya pembaca.