PENGARUH KEPRIBADIAN KONSELOR TERHADAP KEBERHASILAN LAYANGAN KONSELING

Oleh: I Gusti Ayu Agung Sukma Febriantini, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha

Konselor merupakan tenaga ahli yang professional dalam memberikan layanan/bantuan kepada konseli untuk memecahkan masalah yang dialami melalui metode,atau teknik tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari konselor pada dasarnya merupakan seorang penolong/helping proffesion maka dari itu konselor maupun calon konselor harus memiliki kepribadian yang diperlukan dalam konseling. Kepribadian adalah suatu kombinasi utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, watak, karakter yang mempengaruhi seseorang dalam berperilaku sesuai dengan lingkungannya sehingga dapat berubah-ubah. Kepribadian yang dimaksud adalah simpati, empati, peduli, respect (menghargai), terbuka, hangat, sabar, pendengar yang baik, genuine (asli), kreatif, dan ramah. Namun, apakah kepribadian konselor berpengaruh pada keberhasilan konseling?

Kepribadian konselor menjadi faktor penting dan berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu konseling. Misalnya seperti konselor yang memiliki kepribadian yang tidak baik seperti tidak menghargai konseli akan membuat konseli enggan untuk menceritakan permasalahannya akibatnya konselor akan merasa kesulitan dalam menemukan solusi yang tepat. Kepribadian yang tidak menghargai konseli juga merupakan salah satu bentuk pelanggaran Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Bahkan kepribadian yang tidak baik akan berdampak pada persepsi negatif masyarakat terhadap konselor. Sedangkan, konselor yang memiliki kepribadian yang baik seperti empati atau respect akan membuat konseli merasa nyaman dan mau terbuka dalam menceritakan permasalahannya sehingga konselor dapat menemukan solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut dan mencapai keberhasilan konseling secara optimal. Selain itu, konselor harus memiliki pemahaman yang baik mengenai diri sendiri (Self-Knowledge) sehingga konselor mengetahui kepribadian apa yang dimilikinya. Konselor juga sebagai contoh teladan bagi konseli sehingga penting bagi konselor untuk memiliki kepribadian-kepribadian yang efektif. Untuk menjadi pribadi konselor yang efektif, seorang konselor haru memiliki pengetahuan akademik, kualitas pribadi dan keterampilan konseling. Hal ini juga membantu meningkatkan kepercayaan public (public trust) terhadap profesi konselor. Dalam meningkatkan dan mengembangkan kepribadian yang efektif dapat dilakukan dengan mengikuti sosialisasi mengenai konselor, mengikuti workshop terkait konselor, melatih kepribadian-kepribadian yang diperlukan konselor di kehidupan sehari-sehari, menonton film yang berhubungan dengan konselor, dan meminta bantuan kepada konselor yang lebih berpengalaman. Memahami dan melaksanakan etika professional atau kode etik konselor juga membantu dalam meningkatkan dan mengembangkan kepribadian yang harus dimiliki oleh konselor. Walaupun kepribadian tersebut perlu dimiliki oleh konselor, konselor harus bisa mengendalikan dan mengetahui batasan-batasan dari kepribadian tersebut. Contohnya seperti empati, kepribadian empati memang diperlukan dalam proses konseling namun konselor tidak boleh terhanyut terlalu dalam dengan masalah konseli. Hal tersebut akan membuat konselor kehilangan jati dirinya.

Oleh karena itu, sebagai konselor maupun calon konselor perlu memahami kepribadian apa yang harus dimiliki (Self-Knowledge) dalam mencapai keberhasilan konseling dan mengubah isu-isu negatif yang ada di Indonesia. Konselor juga menjadi salah satu tenaga ahli professional yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dialami dan membantu mencori alternatif solusi yang tepat. Selain itu, dalam berperilaku konselor juga harus berpedoman pada kode etik bimbingan dan konseling Indonesia (ABKIN) agar terhindar dari pelangaran-pelanggaran yang tidak diinginkan. Konselor harus mampu mengendalikan kepribadian-kepribadian tersebut agar tidak terhanyut dalam masalah konseli. Pemerintah juga perlu memperhatikan konselor-konselor yang ada di Indonesia dan membantu mengupayakan calon konselor menjadi konselor yang professional sehingga permasalahan-permasalahan yang ada baik masalah penyesuaian diri, masalah sosial, masalah keluarga, masalah akademik, masalah karir dan masalah pribadi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *