Oleh : Kadek Audy Ega Kiara Puja Putri, Universitas Pendidikan Ganesha
Keadaan pendidikan Indonesia saat ini masih berkutit dalam pengembangan SDM yang merata di seluruh wilayah Negara. Namun sayangnya program itu hanya dipantau atau bisa dikatakan masih dilakukan pada wilayah jawa, sedangkan wilayah lainnya masih abu-abu. Seperti yang diketahui bahwa pendidikan sangat dibutuhkan dan harus dimiliki oleh anak-anak bangsa untuk mencapai Negara yang maju dan terbebas dari kemunduran. Belum habisnya permasalahan untuk Indonesia, masalah lainnya muncul kembali yaitu pembelajaran bagi siswa milenial. Siswa milenial berbeda dari siswa generasi sebelumnya, zaman milenial ini ditandai dengan semakin majunya teknologi yang juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir dan sifat pada anak zaman sekarang.
Hal ini juga berpengaruh terhadap bagaimana sistem pembelajaran yang akan diberlakukan, pendidikan pada era ini dituntut lebih inovatif dan lebih kreatif dibandingkan dengan sistem pembelajaran terdahulu. Apabila pembelajaran terdahulu identik dengan guru yang lebih kreatif dalam mengajar namun tidak dengan sekarang, model pembelajaran pada era ini lebih menuntut siswa untuk lebih kreatif dalam mencari dan mempelajari materi. Dengan pesatnya kemajuan teknologi juga memberikan dampak negative bagi cara berperilaku siswa, karakter siswa pada zaman sekarang ini merosot dari generasi sebelumnya. Karakter siswa pada era ini memliki tingkat kepercayaan yang tinggi serta sifat pembangkang sehingga sulit untuk diatur oleh guru. Tak jarang pula siswa tidak menghiraukan gurunya dalam mengajar, hal ini juga dapat dirasakan oleh beberapa guru mata pelajaran yang lebih banyak menggunakan pembahasan seperti pembelajaran IPS. IPS atau ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat kita jumpai pada jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan menengah atas. Mata pelajaran ini merupakan pembelajaran yang menggabungkan konsep dari cabang ilmu sosial yang menggambarkan bagaimana kehidupan manusia pada masa lalu, sekarang dan masa depan.
Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya, pembelajaran ini umumnya masih didominasi pembelajaran dimana guru yang menjelaskan atau berceramah, dengan kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan mengantuk dalam mengikuti pembelajaran. Ditambah dengan aktifitas siswa yang hanya mendengar serta mencatat penjelasan guru yang dianggap penting, sering menyebabkan siswa enggan atau malas untuk mendengarkan penjelasan gurunya. Melihat kasus tersebut maka guru sebagai pengajar dituntut lebih kreatif di dalam menyelesaikannya, guru di harapkan dapat memberikan pembelajaran yang lebih kreatif sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran simulasi. Dimana dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk dapat mendesain, memecahkan suatu permasalahan, serta mengambil keputusan. Pada metode ini pembelajaran dilakukan dengan menugaskan siswa untuk melakukan suatu peran yang dikerjakan berkelompok maupun individu. Metode ini bertujuan siswa dapat mempunyai pengetahuan dengan cara yang kreatif dalam menyampaikannya.
Pokok dari metode ini adalah aktivitas yang diberikan terhadap siswa sehingga dapat menghasilkan produk, dengan cara mengeluarkan keterampilan yang didapatkan dari meneliti serta menganalisis permasalahan yang nantinya dapat dipresentasikan berdasarkan dari pengalaman yang nyata. Dengan cara ini maka siswa akan lebih berminat dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan, selain itu siswa akan lebih mudah memahami materi yang diberikan dengan cara mereka sendiri sehingga dapat menjelaskan kembali kepada siswa lainnya. Produk yang dimaksudkan dalam hal ini dapat berupa suatu karya seni yang dapat ditampilkan, seperti membuat suatu video pembelajaran ataupun melakukan suatu pertunjukkan. Salah satu contoh dari metode ini yaitu role playing, jadi role playing yang dimaksud disini adalah cabang dari metode simulasi. Dimana dalam pembelajarannya siswa di minta untuk terlibat dengan cara menggambarkan atau memikirkan menjadi orang lain, hal ini bertujuan untuk merasakan bagaimana cara orang tersebut berpikir dan bertindak. Metode memiliki dampak positif bagi pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan memerankan atau menonton pertunjukkan maka akan memberikan ingatan yang lebih lama bagi siswa, karena siswa dapat memahami materi dengan mudah dan menyenangkan. Selain itu dapat meningkatkan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan antusias siswa dalam mengikutinya pun dapat meningkat.
Dibalik hal positif diatas metode ini juga memiliki hal negative yang mungkin dapat dirasakan, yaitu metode ini pastinya membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkannya. Namun meskipun membutuhkan waktu yang matang untuk melakukannya tidak menghilangkan peluang untuk mencoba metode tersebut, apabila melihat hasil dari metode ini siswa menjadi lebih aktif serta lebih semangat untuk mendengarkan penjelasan yang diberikan guru.