Oleh : I Nengah Yogantara Saputra, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Ganesha
Tidak jarang generasi muda saat ini terikat oleh sifat gengsi akan barang mewah, seperti membeli barang-barang yang memiliki harga luar biasa tanpa tujuan investasi dan murni karena keinginan saja, hal ini bisa juga disebut sikap konsumtif. Hal ini dapat terjadi biasanya karena sifat tidak mau kalah dengan orang lain dan diperparah dengan hadirnya sosial media yang membawa tren-tren yang bersifat konsumtif dikalangan generasi muda. Jika hal ini terus dibiarkan akan mengakibatkan lingkaran setan yang membuat kemampuan finansial generasi muda tak kunjung matang. Karena itu sebelum terlambat pengetahuan ekonomi perlu diajarkan dari sekolah dasar.
Pendidikan ekonomi sejak dini merupakan fondasi dalam membangun generasi muda yang cerdas secara finansial. Terutama pada era modern saat ini, yang mana gaya hidup konsumtif dan gengsi sedang marak terjadi pada anak muda di indonesia, karena itu pendidikan ekonomi memegang peran yang krusial. Pendidikan ekonomi tak hanya mengajarkan anak-anak terkait uang dan transaksi, tetapi juga membangun sikap, kesadaran, dan kebiaan yang sehat dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu pendidikan ekonomi di sekolah dasar menjadi langkah yang strategis dalam membentuk karakter siswa Indonesia yang mandiri, bijak, dan anti gengsi.
Kenapa dari sekolah dasar? Ini karena masa sd merupakan masa dimana anak mulai mengenal dunia luar, dimana pada saat ini anak-anak sangat mudah untuk menyerap informasi yang akan me jadi dasar pola pikir dan kebiasaan mereka ketika dewasa. Pembelajaran ekonomi di sd alangkah baiknya tidak hanya mempelajari angka dan teransaksi saja, namun diajarkan pula nilai dari uang itu sendiri, bagaimana konsep menabung, serta pemahaman dalam pengambilan keputusan antara keinginan atau kebutuhan. Dengan pembelajaran yang tepat anak-anak dapat memiliki literasi keuangan yang baik, dimana mereka dapat mengutamakan memenuhi kebutuhan, investasi, dan menabung dibandingkan memenuhi keinginan karena gengsi sosial. Dengan kata lain pendidikan ekonomi dapat membuat anak-anak memahami bahwa keputusan ekonomi yang bijak merupakan kunci dalam menuju kehidupan yang stabil dan sejahtera.
Dalam implementasi pendidikan ekonomi anak-anak perlu diajarkan mengenai konsep dasar dalam ekonomi seperti kebutuhan dan keingian, konsep menabung, serta konsep jual beli. Mengapa ini sangat penting? Pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan dapat membantu anak-anak dalam memahami bahwa kebutuhan merupakan prioritas yang harus dipenuhi dibandingkan memenuhi keinginan semata. Dengan memahami hal tersebut akan membentuk kemampuan mengambil keputusan yang bijak di dalam keterbatasan sumber daya. Pengetahuan akan konsep menabung dapat membentuk sikap sabar dan tanggung jawab finansial. Melalui menabung, anak-anak belajar bagaimana menahan kepuasan yang bersifat sementara untuk meraih tujuan jangka panjang. Seperti membeli mainan dengan uang yang telah mereka tabung sendiri. Dengan begitu anak-anak dapat lebih menghargai akan nilai uang. Dan melalui pemahaman akan jual-beli anak-anak dapat memahami bagaimana fungsi uang sebagai alat tukar dalam kegiatan transaksi. Selain itu melalui pembelajaran praktek seperti membuat usaha kecil dapat meningkatkan kemampuan komunikasi serta kempuan dan pengalaman dalam kegiatan berdagang. Meskipun tak semua anak ingin menjadi pedagang, setidaknya mereka dapat menjadi pembeli yang cerdas, bukan pembeli yang hanya mengikuti tren.
Pendidikan ekonomi yang baik juga dapat mempengaruhi pembentukan karakter baik pada anak. Seperti membangun sifat disiplin dan bertanggung jawab, dimana anak yang diajarkan ekonomi sejak dini akan terbiasa merencanakan pengeluaran ataupun menabung. Hal ini dapat membuat hidup mereka lebih terorganisir dan membuat mereka dapat bertanggung jawab akan semua keputusan yang mereka ambil. Selanjutnya sifat hemat, dengan mempelajari ekonomi anak-anak diajarkan untuk memanfaatkan sumber daya yang terbatas secara bijak dan tidak boros. Ini terkait agar anak tidak memiliki sifat gengsi yang berlebih, anak dapat menjadi pribadi yang mengutamakan kebutuhan jangka Panjang dibandingkan untuk memenuhi gengsi semata. Selain itu dapat juga menumbuhkan jiwa wirahusaan terhadap anak, dimana mereka dapat memanfaatkan keterbatasan untuk mencapai keuntungan secara, kreatif, efisien, dan konisiten.
Dalam membentuk generasi muda yang anti gengsi akan barang mewah, pembelajaran ekonomi di sekolah dasar dapat menggunakan game simulasi seperti simulasi membangun kota. Game tidak harus menggunakan teknologi dimana kita dapat menggunakan permainan kartu sebagai contohnya. Dari konsep yang saya buat terdapat 2 jenis kartu dalam permainan. Pertama kartu bangunan seperti rumah sakit, kantor polisis, Sungai, dan lain-lain. Kedua adalah kartu masalah seperti penduduk sakit, terdapat penjahat, banjir, dan lain-lain. Dimana setiap kartu memiliki 2 tingkatan yakni besar dan kecil. Permainan melibatkan 2 pemain yang dimulai dengan masing-masing pemain mendapatkan modal awal. Pemain secara bergilir mengambil kartu masalah dan menyelesaikan masalah tersebut dengan kartu bangunan. Sebagai contoh jika masalahnya kotamu banjir maka kau bisa memakai kartu membangun sungai. Untuk setiap penggunaan kartu membutuhkan modal, dimana jika kartu yang dipakai benar maka akan menambah modal melebihi dari modal yang dikeluarkan dan jika kartu salah maka modal hanya berkurang. Selain itu sistem besar kecil disini berperan untuk seberapa besar modal yang perlu dikeluarkan oleh pemain. Sebagai contoh, masalah besar perlu modal yang besar dan masalah kecil perlu modal yang kecil, jika modal melebihi atau kurang dari masalah maka aka ada pengurangan modal. Tujuan utama permainan ini adalah pemain yang memiliki total modal tertinggi yang akan menang. Dari permainan ini kita dapat melatih anak-anak untuk mengambil keputusan antara memilih keinginan untuk membangun kota megah atau kebutuhan untuk menyelesaikan masalah kota. Selain itu permainan ini juga dapat membuat anak memahami akan batasan dalam berinvestasi untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi. Metode permainan yang menyenangkan ditambah dengan persaingan dapat membuat anak-anak berpikir lebih kritis untuk mencapai kemenangan. Contoh permainan diatas hanya sebuah konsep dan para guru dapat mengembangkan permainan tersebut lebih jauh seperti menambahkan event random tertentu, atau sekaligus membahas bagaimana bangunan tersebut dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Pendidikan ekonomi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi muda yang cerdas secara finansial, bijak dalam mengambil keputusan, dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif serta gengsi sosial. Masa sekolah dasar merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai ekonomi karena pada usia ini anak-anak mudah menyerap informasi yang akan menjadi dasar kebiasaan dan pola pikir mereka di masa depan. Melalui pemahaman konsep dasar seperti kebutuhan dan keinginan, menabung, dan jual beli, anak-anak tidak hanya belajar tentang uang, tetapi juga membentuk karakter seperti disiplin, tanggung jawab, hemat, dan jiwa wirausaha. Penggunaan metode pembelajaran interaktif seperti permainan kartu simulasi pembangunan kota menjadi langkah kreatif untuk menyampaikan materi ekonomi secara menyenangkan dan efektif. Permainan ini mengajarkan anak untuk berpikir kritis, mempertimbangkan risiko, dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam kondisi sumber daya terbatas. Dengan demikian, pendidikan ekonomi yang aplikatif dan menyenangkan dapat menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi masa depan yang mandiri, rasional, dan tahan terhadap pengaruh gaya hidup konsumtif.