PENTINGNYA KETERAMPILAN DASAR KONSELING BAGI CALON GURU BK

OLEH : Ni Wayan Eka Tirtayani, Program Studi Bimbingan dan Konseling,Universitas Pendidikan Ganesha

Profesi guru Bimbingan dan Konseling memiliki peran yang sangat integral  dalam membantu perkembangan siswa di sekolah. Guru BK tidak hanya bertugas memberikan layanan informasi dan bimbingan pada siswa, tetapi juga seorang guru BK  dituntut mampu memberikan layanan konseling yang efektif untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi siswa. Untuk itu, pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar konseling menjadi hal yang wajib dimiliki bagi setiap calon guru BK.

Keterampilan dasar konseling merupakan fondasi utama yang harus dimiliki guru BK untuk dapat menjalankan proses konseling secara profesional. Tanpa pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar yang memadai, seorang guru BK akan kesulitan dalam membangun hubungan yang efektif dengan siswa serta mengidentifikasi dan menangani permasalahan mereka secara tepat dan cepat.

Ada enam keterampilan dasar konseling yang perlu dikuasai sebagai berikut (Lestari,2024:4).

1)  Kode etik, kompetensi multicultural, dan wellness.

2)  Keterampilan Attending Behavior yang meliputi menampilkan diri dengan tepat dan kontak mata pada konseli, menggunakan suara yang tepat tidak terlalu rendah atau tinggi juga tidak terlalu cepat atau lambat menggunakan bahasa tubuh yang sesuai.

3)  Keterampilan Basic Listening Sequence yang meliputi keterampilan bertanya tertutup dan terbuka, keterampilan mengamati konseli, keterampilan mendukung/mendorong konseli (encouraging). Keterampilan memparaphrase (paraphrashing), keterampilan menyimpulkan (summarizing), dan keterampilan merefleksi (reflection).

4)  Keterampilan konfrontasi (confrontation).

5)  Keterampilan untuk fokus pada sesi konseling (focusing).

6)  Lima tahap keterampilan wawancara konseling (Fives stage interview skills) yang meliputi membangun hubungan baik (Inititating rapport structuring), mengungkap permasalah konseli melalui keterampilan bertanya (Gathering data), menyepakati tujuan konseling bersama konseli (Mutual goal setting), membantu menemukan alternative pemecahan masalah dan mengkonfrontasi jika ada kejanggalan (Working exploring alternative and confronting incongruity), mengakhiri wawancara konseling dan merencanakan alternative pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Terminating and generalizing to daily life).

Keterampilan dalam menguasai dan memahami kode etik, kompetensi multicultural serta wellness sebagai konselor harus bisa hidup dan bekerja di dunia yang semakin terhubung dan beragam. Tiga pilar penting ini akan membantu konselor untuk menjadi lebih professional dalam menaati kode etik yang sudah tertera, mampu berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dengan rasa hormat, serta sebagai konselor harus bisa menjaga diri sendiri baik fisik maupun mental dan menjaga kesehatan mental sehingga sesi konseling berjalan dengan baik. Ketiga aspek penting ini akan menjadi hal-hal yang harus diperhatikan serta diterapkan pada sesi konseling agar hubungan antara guru BK dan siswa menjadi lebih hangat dan harmonis. Keterampilan attending  behavior  misalnya, membantu guru BK menunjukkan penerimaan dan perhatian penuh kepada siswa melalui kontak mata, postur tubuh, dan bahasa lisan yang tepat. Hal ini penting untuk membangun rapport dan membuat siswa merasa nyaman untuk terbuka menceritakan masalahnya.

Kemampuan basic listening sequance juga menjadi kunci keberhasilan proses konseling. Dengan menerima, memahami merasakan, mengevaluasi, mengingat, serta menanggapi apa yang menjadi permasalahan siswa dari sudut pandang mereka, guru BK dapat lebih mudah membangun kepercayaan dan membuat siswa merasa dipahami. Hal ini akan mendorong siswa untuk lebih terbuka dalam mengungkapkan permasalahan yang sebenarnya.

Keterampilan konfrontasi membantu guru BK memastikan bahwa ia benar-benar memahami dan membantu siswanya untuk lebih jujur pada diri sendiri dan mendorong siswa tersebut untuk melakukan perubahan serta pengembangan diri yang positif. Dengan menerapkan keterampilan ini, guru BK dapat membantu siswa melihat ketidaksesuaian antara perkataan dan perilaku mereka secara lebih jelas, sehingga siswa bisa lebih tersadar dan termotivasi untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Keterampilan fokus pada sesi konseling juga sangat penting dan sangat diperlukan untuk membuat siswa merasa didengarkan dan untuk menggali lebih dalam permasalahan siswa. Keterampilan fokus juga membantu konselor untuk menangkap pesan tersirat di balik kata-kata siswa, mengidentifikasi ketidaksesuaian antara komunikasi verbal dan nonverbal, serta memahami kebutuhan emosional yang belum terungkapkan secara langsung.

Keterampilan wawancara diperlukan untuk membantu guru BK untuk memahami perspektif secara menyeluruh dan dalam praktiknya guru BK dapat mengumpulkan informasi penting tentang masalah siswa secara tepat dan menciptakan suasana yang nyaman untuk konseling. Tanpa keterampilan wawancara yang baik, sesi konseling tidak akan berjalan dengan baik  dan sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar konseling tersebut harus dilatih secara berkelanjutan melalui pelatihan dan berbagai praktik nyata. Calon guru BK perlu banyak berlatih dalam situasi konseling yang disimulasikan maupun praktik langsung di bawah supervisor. Hal ini akan  membantu membangun kepercayaan diri dan mengasah kepekaan dalam menggunakan keterampilan yang tepat sesuai situasi.

Dengan pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar konseling yang baik, calon guru BK akan lebih siap menghadapi berbagai permasalahan siswa di lapangan. Mereka dapat memberikan layanan konseling yang lebih profesional dan efektif dalam membantu siswa mengatasi masalah-masalah akademik, pribadi, sosial, maupun karier. Pada akhirnya, hal ini akan berkontribusi pada tercapainya tujuan pendidikan yakni mengembangkan potensi siswa secara optimal.

Sehubungan dengan pentingnya pemahaman dan penguasaan keterampilan dasar konseling, institusi pendidikan yaitu lembaga pendidikan tenaga kependidikan perlu memberikan perhatian khusus kepada calon guru BK dalam pengembangan keterampilan dasar konseling ini. Pemahaman teoritis harus diimbangi dengan praktik yang memadai agar menghasilkan guru BK yang kompeten dan professional dalam memberikan layanan konseling bagi siswa.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *