Oleh : Ni Wayan Mulyaningsih, Program Studi Bimbingan Dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha
Layanan bimbingan dan konseling adalah bagian penting dalam melaksanakan program pendidikan. Salah satu tujuan utama dari layanan bimbingan dan konseling adalah membentuk siswa menjadi individu yang berkembang secara optimal, produktif dan berbudaya. Prinsip bimbingan dan konseling yang dimana itu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan bimbingan dan konseling tanpa memandang siapa pun individu tersebut, darimana individu itu berasal, dan bagaimana pun kondisi individu tersebut, ia tetap memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pelayanan (Nurihsan & Yusuf, 2009:17).
Keterampilan konseling menurut Ivey (dalam Willis, 2004:86) dipandang sebagai keterampilan minimal yang harus dimiliki sebagai seorang konselor yang profesional, sehingga penguasaan keretampilan-keterampilan konseling akan menjadi salah satu jaminan dalam keberlangsungan proses konseling untuk mencapai tujuan konseling yang diharapkan. Penguasaan keterampilan konseling merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi keberlangsungan proses konseling. Hampir semua pakar bimbingan dan konseling mengakui pentingnya konselor menguasai keterampilan dasar konseling. Keterampilan dasar yang dimaksud adalah suatu keterampilan yang dimana kopentensi yang harus dikuasai dalam setiap melakukan konseling, karena merupakan salah satu strategi konselor dalam proses konseling. Keterampilan dasar konseling dapat juga dipandang sebagai keterampilan minimal sebagai seorang konselor profesional, sehingga penguasaan akan keterampilan-keterampilan dapat menjamin keberlangsungan suatu proses konseling untuk mencapai tujuan konseling. Dari hal tersebut keterampilan dasar konseling mampu sebagai kunci kesuksesan konselor sebagai profesional, yang dimana mengarah pada eksplorasi bagaimana keterampilan-keterampilan inti dalam konseling dapat berperan penting dalam mencapai keberhasilan, baik dalam bidang konseling maupun dalam aspek kehidupan lainnya. Dalam keterampilan dasar konseling terdapat empati, mendengarkan aktif, komunikasi yang efektif, serta kemampuan untuk memahami dan menangani emosi yang tepat.
Menurut pendapat saya mengenai pentingnya layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan sebagai besar sejalan dengan pandangan Nurihsan & Yusuf (2009) dan Ivey (Willis, 2004). Bimbingan dan nasehat memang peranan penting dalam penembangan akademik, sosial, emosional, dan pribadi peserta didik secara optimal. Layanan ini memberikan kesempatan kepada siapapun tanpa memandang apapun latar belakang atau kondisinya, untuk menerima bantuan dan dukungan, terutama dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Prinsip inklusivitas dalam konseling sangat penting karena menekankan bahwa semua individu berhak mendapatkan layanan tersebut tanpa diskriminasi. Hal ini membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan setara dimana semua siswa dapat berkembang. Keterampilan konseling yang disebut Ivey seperti empati, mendengarkan secara aktif, komunikasi efektif, dan kemampuan mengelola emosi, merupakan hal mendasar yang harus dikuasai oleh konselor profesional. Keterampilan ini tidak hanya menjadi dasar proses pemberian nasihat, namun juga memastikan bahwa penasehat berhasil membantu siswa memahami diri sendiri, mengatasi maslah, dan mencapai potensi penuh mereka. Penguasaan keterampilan tersebut mempunyai dampak yang signifkan terhadap kualitas interaksi antara konselor dan klien dan pada akhirnya menentukan tercapai tidaknya tujuan konseling. Keterampilan ini juga relevan dengan berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan interpersonal, manajemen konflik, dan pengembangan profesional. Oleh karena itu, keterampilan konseling tidak hanya penting dalam lingkungan pendidikan, tetapi juga sebagai modal penting dalam kehidupa sehari-hari. Adapun teknik keterampilan konseling dasar yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Keterampilan Attending
Attending adalah keterampilan atau teknik yang di gunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekpresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan, maupun prikalu.
2. Teknik Keterampilan Basic Listening Sequance
Basic Listening Sequance adalah seperangkat keterampilan dasar yang digunakan untuk mendengarkan konseli secara aktif dan responsif.
Dalam lingkungan konseling, keterampilan ini sangat penting untuk membangun kepercayaan antara konselor dan konseli.
3. Teknik Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup adalah jenis pertanyaan yang biasanya memerlukan jawaban singkat, seperti “Iya” atau “Tidak”.
4. Teknik Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang dibuat untuk mendorong konseli berbicara lebih luas dan mendalam tentang perasaan atau pikiran yang menggangu konsel.
Dari teknik tersebut dapat membangun kepercayaan antara konselor dan konseli. Teknik ini juga membantu konselor ataupun guru bimbingan konseling dalam menggali perasaan dan pikiran siswa maupun klien lebih mendalam serta memberikan konseling yang tepat sasaran. Dari hal tersebut bagi seorang guru bimbingan konseling diharapkan supaya mampu dalam menguasai keterampilan konseling dasar yang dimana diharapkan untuk kedepannya supaya mampu dalam menangani siwa maupun klien dengan teknik-teknik tersebut karena keterampilan konseling tersebut sangatlah berpengaruh sebagai kunci kesuksesan profesional bagi guru bimbingan konseling.
Daftar pustaka
Ivey A.E, Internasional Interviewing and Counseling, (Masachusetts: Brooks/Cole Publishing Company, 1987).
Ivey AE, Ivey MB & Simek Downing, Counseling and Psychotherapy: Integrating Skills, Theory, and Prac-tice (2nd ed.), (New Jersey: PrenticeHall International Inc, 1987).
Prayitno, Erman Amti. (1994). Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan & Konseling Di Sekolah. Bandung: Rizqi Press
Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkebangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Rosdakarya.
Yusuf, S. (2005). Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dan Rosda.