Oleh : Irma Nabilatu Khalimah, Institut Islam Nahdhotul Ulama Temanggung
Pendidikan ialah suatu wahana strategis sebagai upaya perbaikan mutu kehidupan manusia, yang ditandai dengan terjadinya peningkatan level kesejahteraan terjadi menurunnya derajat kemiskinan dan terbukanya berbagai alternatif opsi dan peluang mengaktualisasikan diri di masa depan. Kurikulum adalah suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan erat dan menunjang satu sama lain. (Firmansyah, 2017). Komponen-komponen manajemen kurikulum tersebut terdiri dari tujuan, materi pembelajaran, metode, dan evaluasi (Sholihuddin, 2020).
Suatu periode kurikulum mampu tercapai sesuai dengan tujuannya apabila pola dalam proses yang dilakukan tersebut terjadi dan akan menghancurkan nilai, mutu dan kualitas dari pendidikan di Indonesia. Hal ini merupakan kegagalan tentang pemahaman terhadap manajemen kurikulum. Diangkat dari terjadinya permasalahan tersebut maka dalam pelaksanaan kurikulum sangat diperlukan suatu pengorganisasian pada seluruh komponennya (Nurasyiah, Candra Wijaya, 2021). Dalam proses pengorganisasian ini akan berhubungan erat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan. Sedangkan manajemen adalah salah satu displin ilmu yang implikasinya menerapkan proses-proses tersebut. Maka dalam penerapan pelaksanaan kurikulum, seorang yang mengelola lembaga pendidikan harus menguasai ilmu manajemen, baik untuk mengurus pendidikan ataupun kurikulumnya, Sehinggah kurikulum itu akan berfungsi untuk mencapai tujuannya (Aini Safitri, 2021). Kurikulum dalam arti luas meliputi seluruh program di sekolah, yakni segala pengalaman di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.(Yudrik Jahja,dkk, 2005:4) Manajemen kurikulum adalah sebuah proses atau sistem pengelolaan kurikulum secara kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan (Dadang Suhardan dkk, 2009:191).
Dalam proses manajemen kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.(Fauzi, 2022). Tujuan manajemen kurikulum untuk mengakomodasi perbedaan pandangan, Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi diataranya, kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori penelitian khususnya dalam bidang kurikulum, rencana pendidikan secara tertulis, kurikulum juga menjadi salah satu kegiatan yang mana pelaksanaan kurikulum sebagai bentuk praktik dalam pembelajaran selain itu, kurikulum menjadi hasil dari suatu kegiatan tentang bagaimana pencapaian tujuan kurikulum sebagai bentuk evaluasi kegiatan.
Tahap perencanaan kurikulum
Perencanaan bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan terkoordinasi guna memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan harus disusun sebelum pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya sebab menentukan kerangka untuk melaksanakaan fungsi lainnya itu. Secara mendasar, perencanaan adalah suatu proses intelektual yang melibatkan pembuatan keputusan. Proses ini menuntut prediposisi mental untuk berfikir sebelum bertindak, berbuat berdasarkan kenyataan bukan perkiraan, dan berbuat sesuatu secara teratur. Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses belajar mengajar dikelas.
Tahap pengorganisasian dan pengkoordinasi kurikulum
Pengorganisasian dapat dilihat dari 2 pendekatan, yakni secara struktural dalam konteks manajemen, dan secara fungsional dalam konteks akademi atau kurikulum. Kepala sekolah dalam tahapan ini mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran, dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Pada tahap perencanaan seluruh aspek yang berkaitan dengan proses pembelajaran dipersiapkan secara matang dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksankan dengan sebaik-baiknya. (Fitri Oviyanti, 2015:34). Tahap perencanaan, pengoragnisasian, dan pengkoordinasi telah disusun akan dibuktikan keberhasilan dalam tahap pelaksanaan ini. Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah bersam-sama untuk membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang meembangun. (Fitri Oviyanti, 2015:36)
Tahap pengendalian kurikulum
Didalam tahap ini paling tidak dua aspek yang perlu diperhatikan yaitu jenis evaluasi yang dikaitkan dengan tujuan dan pemanfaatan hasil evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang telah dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Disamping itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak siswa tentunya ada diantara mereka yang menemui kesulitan dalam belajar.
Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakatpun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari ketidaksambungan dan ketidaksinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya, adanya keterbatasan akan sarana dan prasarana, kelemahanya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah, kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran.
Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa pentingnya manajemen kurikulum dalam pendidikan yang mana agar dokumen perencanaan yang mencakup tujuan harus tercapai, isi dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi mengenai pencapaian tujuan serta dilakukan penerapan dari isi dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Referensi
Aini Safitri. (2021). Comparisonal Analysis of Students’ Learning Achievements From Ibtidaiyah Elementary School and Madrasah in Learning Islamic Religious Education At Smp Negeri 4 Rantau Aceh Tamiang Regency. International Journal of Islamic Education, Research and Multiculturalism (IJIERM), 3(1), 35–48. https://doi.org/10.47006/ijierm.v3i1.51
Fachruddin Azmi, M. (2021). Liberalization of Islamic Education. International Journal of Islamic Education, Research and Multiculturalism (IJIERM), 3(3), 172–183.
Fahmi, F., & Firmansyah. (2021). Orientasi Perkembangan Pendidikan Islam Pasca Proklamasi Indonesia. Al-Liqo: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM, 06(01), 83–95. Fauzi, A. (2022). The Role Of The School Committee In Improving School Effectiveness And The Performance Of Junior High School Principles In Aceh Tamiang. International Journal of Islamic Education, Research and Multiculturalism, 4(1), 15–27.
Firmansyah. (2017). Pemikiran kesehatan mental islami dalam pendidikan islam. Analytica Islamica, 6(1). Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2012. Jahri Jaja, manjemen madrasah, Bandung: Alfabeta, 20